Reminder

"Beri aku pelajaran TERSULIT, aku akan BELAJAR" Maryamah Karpov

Wajahku sujud kepada Allah yang menciptakannya, dan yang membuka pendengaran dan penglihatannya

Dengan daya dan kekuatan dari-Nya, maka Maha Suci Allah, Sebaik-baik pencipta

(Tilawah Sajadah)

Saturday, October 3, 2020

Seperti Warna di Pagi Hari

 Catatan Aliran Rasa Rumah Belajar Menulis 
Kampung Ibu Profesional Depok
Oleh : Evi Marlina

sumber: https://magazine.job-like.com/

Seperti rasa dipagi hari, saat engkau membuka mata dan menyimak pagi yang hening. Saat tanah masih menyisakan sisa hujan yang embun. Lalu disusul pula suara pipit yang perdu. Rasanya tiada waktu yang lebih berharga selain bersegera duduk dan bercakap bersama pagi. Menyusun hari-hari, sebelum tiba matahari yang kuning.

Ini adalah perjalanan saya menjadi bagian dari Ibu profesional. Hingga akhirnya memutuskan pula bergabung dalam komponen rumah belajar menulis di kampung komunitas. Bertemu dengan teman-teman dalam visi dan kesenangan yang sama pula, dalam dunia tulis menulis.

Menulis bagi saya, tak hanya bagian dari bentuk ekspresi rasa dan cita. Namun juga bagian dari refleksi sekaligus rileksasi fikiran, atau menumpahkan apa yang ada di dalam fikiran dalam wujud bangunan kata. 

Sama halnya, seperti saat engkau tengah bercita-cita. Cita itu bersemayam dalam fikiran, besar, tinggi dan menjulang, atau bahkan malah sangat hebat. Namun, kehebatan dari mahalnya "buah fikir" itu akan hilang bersama waktu jika kita tidak bersegera mengikatnya. Maka, menulis adalah upaya mengikat cita-cita dalam serumpun barisan kata.

Memutuskan bergabung dalam rumah atau komunitas menulis, menjadi bagian dari keniscayaan untuk menjaga asa dan menghidupkan nyala. Sebab ada masa, barangkali engkau terpuruk merasa sendiri. Berada dalam labirin kebingungan, akan kemana bijih-bijih kata itu engkau semaikan.

Menjadi bagian dari rumah belajar menulis ini, memberikan kenangan khusus kepada saya. Dalam beberapa pekan (selama 7 pekan) berkesempatan mengikuti agenda OWOW (one week one writing, klik link pekan terakhir http://sakuraromawitimur.blogspot.com/2020/07/peledak-absensi-kelas-yang-misterius-2.html), kemudian diikuti oleh agenda webbinar Self Healing Writing (3 challenges menulis), lalu di tutup dengan tulisan berantai bersama rekan-rekan di rumah belajar. 

Dengan mengikuti kegiatan ini setidaknya telah banyak mengasah ketrampilan saya untuk menulis kembali. Kegiatan ini telah berhasil mengikat beberapa bagian bab dari beberapa bab kerangka novel yang telah saya susun. Dan dengan itu saya merasa sangat gembira dan bersyukur. 

Tidak ada yang sia-sia dengan apa yang telah kita putuskan, dengan apa yang telah kita upayakan. Selama kita bersungguh-sungguh, jalan menuju apa yang dicita-citakan Allah pasti akan bukakan. Terimakasih Rumah Belajar Menulis KIP Depok. Ada banyak suka duka selama bersama disana, berupaya konsisten menyiapkan tulisan setiap pekannya, juga hiruk pikuk kenangan dalam pertemuan diskusi WAG dan online membuat saya terus belajar dan merasa sangat bersyukur sebab telah pernah menjadi bagian dari keluarga ini. Sampai jumpa di kisah-kisah selanjutnya, insya Allah.

Salam Hari yang Pagi, 
hari dimana tepat saya dilahirkan di dunia ini. Ya, hari ini, pagi ini.
Alhamdulillah, terimakasih Rumbel Menulis KIP Depok.

Evi Marlina
Depok, 03/10/2020

#AliranRasa
#RumbelMenulis
#IbuProfesional
#KampungKomunitas
#IbuProfesionalDepok







No comments: