Reminder

"Beri aku pelajaran TERSULIT, aku akan BELAJAR" Maryamah Karpov

Wajahku sujud kepada Allah yang menciptakannya, dan yang membuka pendengaran dan penglihatannya

Dengan daya dan kekuatan dari-Nya, maka Maha Suci Allah, Sebaik-baik pencipta

(Tilawah Sajadah)

Thursday, January 30, 2014

sebua Prosa


Salju...
Menyentuh lembut jemari dan jiwa,
tak cepat cair dalam jangka waktu lama
Hanya mencair ketika saatnya tiba..

Ada saat tertentu salju kembali menyapa,
untukmengetuk pintu romantisme sukma,
namun manusia selalu alpa,
bahwa ia adalah momen emas 
berpulang kepada Rabb-Nya

Salju mencair bukan tanpa asa,
Ia persilahkan dedaunan bertumbuh,
termasuk sakura putih yang tersipu malu,
mengiringi mozaik baru
yang menghangatkan kehidupan

(Sebuah Prosa, cathar Haramain, 10 Januari 2014)

Sepotong Pagi di Desaku...

Rasululla SAW, pernah mengajarkan sebua do'a;
"Ya Allah, karuniakan aku cinta kepada Mu,
cinta kepada yang mencintai Mu,
cinta kepada amal yang mendekatkanku kepada Mu."
(Cathar, Haramain 12 Januari 2014)

Pagi selalu mengisahkan semangatnya yang tidak pernah jemu mengantar mimpi. Ia kisahkan bagaimana warnanya merekah berpendar di kulit-kulit kayu pohon karet yang basah. Pagi dengan semangat berduyun-duyun warga desa menyetel sepedanya, sebagian memanaskan mesin motor, sebagian yang lain menjerang air di pawon rumah. Kayu-kayu terbakar hangat. Kucing-kucing kampung menyandarkan bulunya di sisi dapur, yang biasa orang desa menyebutnya pawon. Dan sepanjang itu pula, aku menjadi saksi bagaimana -mendefinisikan Pagi...

#Sepotong Pagi di Desaku...
#SebuahDwilogi

Sakura RT
Ankara, 29012014

Monday, January 27, 2014

RUH Rumah Masa Depan


Sumber foto : gugel

Sudah lama tidak menulis hal yang serius. ujian perkuliahan sudah berlalu, alhamdulillah. Kali ini saya sedang kembali merapikan agenda membangun rumah masa depan. Rasanya selalu menyenangkan membicarakan masa depan. Masa depan hanya Allah yang TAHU. Tapi Allah juga sudah katakan bahwa disana ada disediakan SURGA. Itu artinya masa depan itu ADA. Dan Akhirat adalah rumah masa depan. Untuk mencapai rumah masa depan maka perlu menyiapkan rencana dan agenda kerja untuk sampai disana. Kali ini saya sedang memikirkan rumah masa depan membangun generasi emas masa depan. Saya sedang berbicara dengan diri saya sendiri, juga dengan catatan harian ini, Haramainku. 


"Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. (Q.S. 94:7)

Sebuah rumah masa depan adalah rumah yang dipenuhi dengan ilmu. Dimana setiap ruh yang berteduh bisa menghirup udara ilmu didalamnya. Sebuah rumah adalah teladan, dimana setiap ruh adalah keteladanan. Sebuah rumah adalah cita-cita dan semangat, dimana setiap RUH dari rumah tersebut adalah pemilik cita-cita yang TIDAK ADA BATASANNYA. Rumah yang dipenuhi karya dan keteladanan yang tidak bertepi. Setiap RUH berkarya, setiap RUH bercita-cita, setiap RUH menjadi teladan terbaik. 

***

Membangun rumah masa depan tidaklah serta merta seperti saat kita menonton filem dan bermain ABRAKADABRA. Maka membangun jiwa dan kekokohan mental adalah bekal membangun RUH Rumah Masa Depan. Menyiapkan diri, menempa dan bersungguh-sungguh adalah PILIHAN MUTLAK. sebelum Khalik memberikan KUNCI Rumah Masa Depan itu untuk kita. Aku membuat sebuah perumapaan sederhana,

1. seperti saat sedang menghadapi ujian perkuliahan bila kita tidak siap menghadapi ujian tentu hati akan cemas, meski hari ujian telah tiba. 
2. Seperti saat sedang ujian telah tiba dan engkau telah belajar tapi belum merasa siap, meski ujian tiba dan harus menghadapinya
3. Apakah ujian tiba dan engkau siap dihari yang sama...

Maka terus mempersiapkan diri sebelum sang Khalik memberikan KUNCI rumah masa depan dan menyerahkan kunci Rumah Itu padamu adalah pilihan terbaik. Sehingga ketika saat dan waktu membuka Rumah Masa depan itu tiba engkau sudah benar-benar siap untuk membuka rumah masa depanmu. Iya...belajar dan terus mengasah potensi diri adalah pilihan terbaik untuk meniupkan RUH di rumah masa depan, rumah yang menjadi sumber ilmu  rujukan bagi umat. Rumah yang menjadi sumber RUH rujukan beragam diskusi bagi kehidupan.

Adalah rumah Masa DEPAN dimana disanalah in sha Allah aku akan mengabdikan ilmuku, ilmu yang aku tempuh dengan berlelah-lelah, ilmu yang akan aku berikan untuk keluarga dan keluarga masa depan dan Masyarakatku, menyiapkan generasi emasku, di rumah Masa Depanku. Rumah yang aku lebih suka menyebutnya saat ini dengan "Project Membangun Perusahaan RUH RUMAH Masa depan." Selamat datang rumah masa depeanku. Aku sedang berjuang membangunmu. Hingga tiba waktu TERBAIK yang Allah TENTUKAN. Apapun semoga baik, aamiin in sha Allah...



...karena sesudah kesulitan ada kemudahan, 
sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan (Q.S. 94: 5-6)

Ankara, serampung Hujan
27 Desember 2014, **sebuah perenungan...

Saturday, January 25, 2014

WHO IS GOD? Sebuah Diskusi penting #irene

Kamis dengan lelahnya baru saja berlalu. Aku duduk menyusuri menu sarapan pagi ketika sepasang mata berkaca mata duduk menghampiriku. "Irene." Seruku girang. Aku merindukan ia untuk yang kesekian kalinya. Ia selalu terlihat jauh lebih dewasa dibandingkan sifatku yang selalu bermanjaan padanya. Ia selalu memanggilku "minik kiz" yang bermakna gadis mungil. Yah Irene 2 tahun lebih dewasa dariku. Dia begitu menyayangiku. Ihihi...ah aku memang selalu mudah menjadi GR, tidak terkecuali dengan pemilik jendela diseberang benua sana. Bukan lagi tentang GR tapi bahasa adik kecil yang selalu merindukan kedatangan ayahnya. **uhuks...

Pagi di Hari Kamis menjelang Dzuhur aku menghabiskan 2 jam dimeja makan asrama bersama Irene. Kami berkisah tentang perjuangan masa-masa sebelum ujian. Semua kisah dan malam-malam yang melelahkan. Aku dan Irene selalu senang saling mendengarkan satu sama lain. Hingga sampai pada topik penting. Sebuah keputusan tentang diskusi keriusannya bertanya tentang "WHO IS GOD?"

Sudah lama dia bertanya tentang ketuhanan, tentang mengapa teman-teman muslim tampak begitu lebih tenang, muslim Indonesia khususnya. Juga pada ketertarikannya pada keluarga Indonesiaku yang ia selalu bilang ramah dan berbeda. Aku hanya bisa menikmati dua matanya yang bersembunyi pada kaca mata minusnya. Sama sepertiku. 

"Bagaimana jika malam ini kita berdiskui Irene?" Tanyaku menawarkan waktu.
"Bukankah kita sedang menikmati hari Libur?" Lanjutku kembali...

Irene menyambut tawaranku dengan tanpa bahasa. Kami saling berpelukan. Lama...

"Jam berapa kita akan berdiskusi?" Tanyanya padaku di depan lift menuju lantai 7. 
"Aku akan tanyakan dahulu pada temanku. Semoga kita bisa memulainya lebih cepat." Jawabku dengan senyum yang tidak bisa aku campur warnanya.

Yah...untuk percapakan sepenting ini aku tidak bisa mengandalkan ilmu dan pemahaman agamaku yang masih sangat dangkal. Aku membutuhkan seseorang yang faham dan kafaah dalam hal ini. 

Malam kemaren kami berdiskusi. Mulai dari pukul 20:00 hingga pukul 23:00 waktu Turki. Dan tentu saja untuk pembicaraan sepenting seperti itu, aku tidak bisa kisahkan secara detail dalam blogku untuk kali ini. Ini hanya catatan pengantar dan remainder. Aku menuliskannya dalam halaman BAB ku tersendiri. Bakal novelku in sha Allah...Mohon do'a istiqomah, iallah..

"WHO IS GOD"
Sebuah dikusi penting pencarian Tuhan seorang Irene...

Terimkasih untuk sang Pemilik ilmu di seberang dunia sana.

Untukmu Haramain, catatan Harianku
Sakura RT, 25012014

Thursday, January 23, 2014

#sebuah Cita2 -Profesor Muslimah-

AFERIN! Matahari hangat hari ini. Entah apa yang aku rasakan untuk hari ini. Ya Allah aku sampai hari ini. Dear Haramain, catatan harianku. Nyaris dan genap 8 haru aku menghabiskan waktu pagi hingga menjelang petang berkutat di Perpustakaan ODTU - METU. Mengejar merampungkan 3 buah tugas paper, 1 paper dan 2 buah analisis journal. 4 hari tepat setelah hari ujian yang melelahkan. Aku tidak punya banyak waktu untuk mengerjakan 3 paper yang harus dikumpulkan dalam pekan yang sama. Hari-hariku penuh. Aku tahu betapa lelahnya kakiku menyusuri Perpusatakaan kampus ODTU yang jauhnya berada di ujung dari asramaku. Haha...tidak ada yang aku fikirkan selain segera menuntaskan paperku. Tidak berhenti dan aku tidak memberikan excuse pada diriku sendiri untuk tidak ke perpustakaan. Itu sungguh hari-hari yang berat dan melelahkan. Hingga akhir dari puncak itu adalah kemaren pagi saat aku bangun dan aku seperti tidak memiliki kekuatan lagi. Meski untuk mengetik. Puncak kulminasi dari semua kumpulan kelelahan. Bukan karena lapar, karena kebutuhan nutrisi makanan terpenuhi. Aku sengaja menyetok semua makanan lengkap di dalam lemari es. 

Kemaren pagi entah kenapa aku sudah sangat lelah, meski satu buah analisis jurnal telah aku tuntaskan setelah sebelumnya aku merampungkan paper psikology perkembangan dan tuntas mempresentasikan. Kemaren pagi aku susuri trotoar sepanjang jalan meneuju kampus dengan menangis seorang diri. Ya Allah, betapa beratnya ibadah menuntut ilmu. Betapa pahitnya menempuh jalan belajar, betapa beratnya jalan untuk mencapai cahaya. Meski kebodohan itu lebih pahit dan mengerikan. Aku tidak tahu apa yang tengah aku perjuangankan dalam pencarian ilmuku ini. Tapi aku meyakini satu hal sederhana, bahwa yang aku lakukan adalah baik dan semoga Allah ridha menjadikan ini sebagai ibadah.

Kemaren adalah hari yang berat. Bukan karena tugas analisis jurnalku tidak tuntas. Aku sudah menuntaskannya dengan baik. Aku tenteng kertas bundel yang aku jilid seperti buku itu dengan gembira. Meski dengan menangis aku susuri jalan mencapai tren bawah tanah. Besok pagi adalah tugas terakhir analisis jurnalku. Besok pagi akan tuntas perjuangan untuk semester ini di kelas matrikulasiku. Allahu AKBAR!!! Apa pun semoga baik in sha Allah. Meski dengan tertatih karena pada kenyataannya kakiku sudah membiru dengan sendirinya. Membiru karena kelelahan mondar-mandir pulng pergi Asrama Perpustakaan. Aku bahkan tidak menyadarinya. sampai kemaren pagi saat aku berjalan dengan kaki yang terseok-seok. Y Allah, jangan Kau cabut semangat belajar dalam hati Ku ya Allah. Jangan Kau cabut kenikmatan belajar dalam hatiku. Izinkan aku terus belajar...Meski dengan segala keterbatasan yang aku miliki. Izinkan aku tidak pernah lelah berhenti belajar. Izinkan aku terus tidak pernah lelah, tidak pernah lelah...

Pagi ini, 23012014 ALHAMDULILLAH! Aku menuntaskan semua paperku. ALLAHU AKBAR! Setelah lelah yang berkepanjangan ya Allah. Aku bahkan sulit menghitung jumlah jam tidurku. Ya Allah, maafkan aku jika kurang bersungguh-sungguh dalam belajar. Untukmu Haramainku, untuk orang sepertiku ini, apalah yang aku miliki selain semangat untuk belajar. Belajar, belajar, belajar. Aku tidak memiliki harta selain cita-cita yang ada dalam dadaku. Aku tidak memiliki kekayaan selain sebuah semangat untuk belajar. Im just a learner. Not more...

Sakura RT, Ankara 23012013

***



Friday, January 17, 2014

yang selalu aku rindukan...

Malam ini pukul 23:16 Waktu Turki akhirnya aku memutuskan melanjutkan merampungkan mengetik paper. Sudah sejak hari Rabu lalu aku menghabiskan waktu dan pulang selalu larut untuk merampungkan tugas-tugas Paper kuliah di Perpustakaan ODTU - METU. Hari-hari yang melelahkan. Tapi aku lebih menyukai kelelahan ini dari semua waktuku. Kelelahan yang membawaku selalu merindukan tanah airku, desaku...

 "Salju mencair bukan tanpa asa,
  Ia persilahkan dedaunan bertumbuh, 
  termasuk Sakura putih yang tersipu malu,
  mengiringi mozaik baru yang menghangatkan kehidupan."

  #Prosa3 #terakhir
  By. Sastrawan GhaoL

"terkadang tak perlu terucap kata-kata
 untuk selami dalamnya hatimu
 susah senangmu jadi bagian hidupku
 karena hati bicara"

#NgetikSambilNangis 
#Semangat FLPTurki

Ankara, 17012013

Monday, January 13, 2014

PERADABAN sepanjang Zaman, ini tentang Belajar!

PERADABAN sepanjang Zaman, ini tentang Belajar!
=======

Oleh: Evi Marlina
Sakura RT, Turki 12012014**
Bismillahirrahmanirrahim...

“Bangsa yang tak mengenali sejarahnya, takkan mampu merekayasa masa depannya.” 

(Pepatah Arab, Hikmah Masyhur)


kereta Marmaray, Istanbul. sumber foto gugel

Adzan magrib bermekaran pada langit-langit negeri dua benua. Camar laut dengan kepak tajam melintas bergerombol. Patukannya menghentak petang laut Marmaray. Kerlap-kerlip lampu vapur (kapal) pelabuhan dan pertokoan berduyun turun dan bercelupan bersama gelombang asin ombak Marmara yang menghantam disepanjang pinggiran laut. Otobus dan tremway kota mereda perlahan, gempita kondektur dan teriak lantang suara penjaja misir (jagung) khas Turki berduyun menepi, meski bau khas Roti, kebap, kofte dan ikan bakar menjadi karakter aroma utama peraduan laut Marmara.

Malam yang selalu berbeda dari kerasnya kota disiang hari. Malam yang akan selalu membuatmu merindukan negeri dengan ribuan hamparan 12 warna bunga Tulip pada musim spring yang mekar mentarinya memancar dan bersemburat orange dari balik celah-celah kubah masjid yang didesain oleh arsitektur terbaik. Istanbul, meski lebih tenang dimalam hari, tetaplah ribuan manusia tak lelah berhenti memadati kota pemilik master piecenya Bhosporus. Istanbul, Turki. 

Ini tentang Belajar! 
Ketika pada sebuah hari istimewa laut Marmara kembali menuangkan tinta sejarah peradaban Turki. 29 Oktober 2013! Negeri dua benua ini kembali menambahkan satu daftar sejarah peradaban yang tidak akan pernah terlupakan oleh siapa pun jua. Akan terus diperbincangkan dengan bangga dari masa kemasa, satu generasi kegenerasi, zaman kezaman. Semua jiwa bergemuruh kagum atas keberanian pemimpin negerinya yang dengan berani telah menciptakan sejarah besar.

Saturday, January 11, 2014

**Sakura "10000 kupu-kupu"

sumber foto: gugel


Setiap pagi aku belajar menghitung embun pada sebuah hari bernama fajar. Kecilku yang tidak mengenal bahasa padat ramai riuh ibu kota. Aku dengar dari orang kampung bahwa Jakarta itu selalu istimewa, dimana mereka bilang ada air mancur yang bagus. Meski aku tidak pernah mampu berimajinasi untuk satu nama kota ini. Kecilku yang hijau. Aku mengenal air yang mengalir dari langit dimana aku bisa berpayung menggunakan daun pisang. Kesekolah menenteng sepatu dengan bertelanjang kaki. Ternyata menyelamatkan sepatu lebih utama dari pada kaki. Jika hari hangat dan matahari terbit mekar sempurna, aku mengumpulkan bunga akar rumput yang tumbuh disepanjang jalan berkerikil. Menjadikan ia seikat akar rumput yang baunya selalu aku gemari. Bau rumput basah yang segar. Atau hal yang paling menyenangkan adalah menangkap puluhan kupu-kupu yang berterbangan di pohon minyak kayu putih di depan rumah. Bapak membantuku membuat jaring untuk menangkapnya. Aku berputar-putar demi menangkap salah satunya. Ah...kupu-kupu yang selalu aku rindukan gelitik kakinya yang lembut. **Rasanya seperti saat aku membaca suara catatan harianku - Haramainku- "Salju mencair bukan tanpa asa, ia persilahkan dedaunan bertumbuh, termasuk sakura putih yang tersipu malu, mengiringi mozaik baru yang menghangatkan," adalah..." **ah...aku seperti tengah merasakan ada 10000 kupu-kupu yang menari di hati dan sel-sel tubuhku...

(Sakura RT, Ankara 11012014)

Tuesday, January 7, 2014

KITA adalah apa yang kita TULIS

“Ketika sebuah karya selesai ditulis, maka pengarang tak mati. 
Ia baru saja memperpanjang umurnya lagi” 
― Helvy Tiana Rosa

“Menulis adalah suatu cara untuk bicara, suatu cara untuk berkata, suatu cara untuk menyapa—
suatu cara untuk menyentuh seseorang yang lain entah di mana. Cara itulah yang bermacam-macam dan di sanalah harga kreativitas ditimbang-timbang.” ― Seno Gumira AjidarmaKetika Jurnalisme Dibungkam Sastra Harus Bicara***



Hari masih bersembunyi dalam embun ketika pagi ini pukul 05:05 aku baru terbangun. KAGET! Segera terburu meraih kaus kaki dan meraba sandal dalam keadaan gelap. Kamar asrama masih tenang. Sudah dua hari ini bangun terlambat. Meski subuh baru dimulai pukul 05:32 waktu Turki. Terbiasa bangun pada pukul 02:30 Subuh. Merasa ada yang hilang dan semua  menjadi serba terburu.

Alhamdulillah kemaren baru saja tuntas 1 UAS perkuliahanku, masih ada UAS untuk hari Kamis. Menjadi mahasiswa asing sepertiku menjadi bahwa "aku berbeda." Bagaimana jika engkau berada di sebuah lapangan yang semuanya berbaju putih. Dan engkau adalah satu-satunya yang berbaju hijau? Bukankah itu sesuatu yang SPESIAL. Dan seperti itulah diriku. Di kelas dalam jumlah 120 siswa yang semuanya Turki. Dan aku adalah satu-satunya mahasiswi asing. Itu adalah hadiah yang SPESIAL yang Allah berikan padaku.

Dear Haramain, catatan harianku...
Sudah beberapa hari ini aku tidak menulis. Ada yang hilang rasanya. Ada yang terlepas dari waktu, ada yang terbang bersama berkurangnya usiaku, dan aku merasakan sebuah bahasa kerinduan yang tidak terbantah.  **Syukurlah engkau bersedia menampung semua "ledakan" hatiku. Aku sungguh rindu menumpahkannya disini. Seperti sebuah bahasa kerinduan, saat aku merindukan "tulisan dan fikirmu." Aku sungguh benar-benar merindukan engkau menumpahkan fikirmu dalam deret huruf. Entahlah...mengapa aku sungguh sangat merindukannya. Sama besarnya saat aku merindukan menumpahkan ribuan huruf pada catatan harianku. Menulislah...bukan karena engkau cinta atau tidak mencintai untuk menulis, menulislah karena ketika engkau menumpahkan ilmumu -yang berhasil "memenggal" hatiku itu- pada barisan kata, maka sepanjang kehidupan ini, ia akan terus kekal. Tidak akan pernah reda seperti usia kita yang tidak abadi ini.

Dear Haramain, cahaya masa depanku...
Aku belajar tentang air hujan, awan, matahari dan kelopak mawar darimu. Seperti sebuah pagi yang ketika aku bangun dari pekat dan malam yang melelahkan lalu terbitlah satu persatu suara adzan yang menenangkan. Malam yang aku selalu suka menekuni hariku dengan buku-buku yang cukup memusingkan itu. Tapi kali ini aku memiliki malam yang tidak bisa aku susun seperti aku menyusun bahasa tanganku. Malam yang aku bergembira menyambut paginya, yang aku bergembira tidak sabar menanti datangnya terbit matahari, yang aku gembira menanti mekarnya kelopak mawar. Itu sungguh sangat SPESIAL, sama spesialnya ketika kita menjadi SATU-SATUnya mahasiswa asing diantara ratusan mahasiswa lainnya. Sama spesialnya ketika aku membaca buah fikirmu yang selalu KEREN itu. **Uhuks

Dear Haramainku, pencelup 110 warnaku...
Ketika kita berada di tengah hujan, aku tidak tahu apakah engkau menyukai hujan seperti riang hatiku yang selalu berloncatan ketika hujan turun. Pada hujan terdapat do'a, terdapat berkah, terdapat hijau, terdapat nada, terdapat betapa Allah sedang menurunkan milyaran cinta-Nya melalui hujan. Itulah sebabnya mengapa aku mencintai hujan. Sama halnya aku mencintai "kehidupanku" yang sungguh ingin aku urai padamu satu persatu semua rasanya. Meski selalu tidak mampu aku tumpahkan semua hal. Maka biarlah catatan harianku ini menjadi bahasa bagimu, memahami, mengetahui dan menerjemahkan semua bahasaku. Pun pada sebuah bahasa "Harapan dan Mimpi" kita yang masih menjadi rahasia Allah. Apa pun semoga baik in sha Allah...

Dear Haramainku, “Tahu kau mengapa aku sayangi kau lebih dari siapa pun, Karena kau menulis. Suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari.” ― Pramoedya Ananta ToerBuah fikirmu yang tidak bisa aku mengejarnya dengan sepuluh jari tanganku. Aku betul-betul tidak bisa bernafas demi mengejar kedalaman pemahamanmu. Kepandaianmu menguraikan dan mengungkapkan lembaran ilmu_Nya dalam deret huruf. Sungguh itu "menembus" hatiku. Meski aku tidak memiliki alasan khusus dalam hal ini. Seperti bahasamu dalam mendifinisikan -Ketentuan-Nya- Apa pun semoga Allah memeluk "Mimpi, do'a dan harapan" kita. Aamiin in sha Allah. SEMANGAT Kekuatan BULAN. **ihihi...serius amat sih Gueh pagi-pagi gini. Untukmu, My Haramain...

Ankara, 07012014




Saturday, January 4, 2014

sebuah PERSEMBAHAN #FLP Turki

Bismillah, semoga baik in sha Allah.
Persembahan FLP Turki, Januari 2014

"Jika Kau bukanlah anak raja

atau bukan anak ulama besar,
jadilah penulis. {Imam Ghozali)" 



Menulis adalah sarana untuk mengabadikan ilmu kita; baik di otak ataupun di atas kertas. Kok bisa? Tentu, karena dengan menulis; kita mengingat kembali ilmu-ilmu yang telah kita dapatkan sebelumnya. Secara otomatis, ingatan akan ilmu-ilmu tersebut semakin kuat bahkan bisa jadi bertambah. Dengan menulis pula, kita sedang mengabadikan ilmu kita . Ia akan abadi, walaupun kita sudah tiada. Bukan hanya itu, ia akan menjadi amal jariah kita untuk selamanya, selama umat masih terus memanfaatkannya (buku). Akan selalu menjadi cahaya terang, atau bahkan menjadi wasilah yang mencerdeskan anak bangsa. 

Oleh karena itu, AlhamduliLlah FLP kini sudah berada di Turki. Membuka rekrutmen bagi seluruh sahabat di bumi Konstantinopel, untuk bersama-sama menjadi bagian dari pahlawan pena. Bersama FLP di seluruh dunia. Ayo! Terbatas loh! Hanya untuk 30 orang! Ayo segera! Sebelum terlambat dan menyesal! 


Wednesday, January 1, 2014

the NINE WARRIOR of FLP TURKI #every minutes is RESOLUTION


kejutan untuk TURKI - Januari 2014

Bila ada sebuah buku yang ingin kau baca, tapi buku itu belum lagi ditulis, 

maka engkaulah yang mesti menulis. (Toni Morrison, Penulis Afro - Amerika, 1931) 



Pukul 02:12 waktu Turki. Alhamdulillah TUNTAS tugas paperku. Sebenarnya sudah siap dari beberapa hari yang lalu, meski merasa selalu saja ada yang belum pas. Beberapa jam lalu aku baru saja menyaksikan pesta perayaan tahun baru di asrama, meski sekedar ikut duduk, mengambil foto acara dan lalu pergi meningalkan ruangan, lalu teman kamar ku yang milad, sehingga kami merayakan bersama untuk menggembirakannya, lalu memenuhi undangan teman-teman Jemaat untuk membaca tilawah di akhir tahun. Oh...malam ini aku benar-benar sedikit banyak mengalamai stress **alay. Memikirkan resolusi apa yang lebih pas tepatnya. Meski setiap detik adalah resolusi.

Malam ini resmi bersama tim yang kami sepakati 9 WARRIOR OF FLP TURKI, yah karena tim tonggak pertama FLP Turki ini terdiri dari 9 pengurus inti. Senang sekali memiliki tim yang HEBAT dan TANGGUH. Bergerak dengan kecepatan yang gesit. Meliuk-liuk di tengah kepadatan jalan raya. Sepertinya ini akan menjadi catatan penting. Tidak percaya rasanya ketika ide pembentukan FLP Turki ini hanya dari sebuah obrolan sederhana di inbok twitter bersama Teh Pipiet kala itu. Yang kemudian teteh memfollow up inbokku dengan serius. 


9 WARRIOR OF FLP TURKI! Adalah sebuah gebrakan baru yang akan menjadi TONGGAK sejarah dunia kepenulisan di Bumi Para Penakluk ini. Sebuah resolusi yang patut menjadi headlines dalam daftar PENAKLUKAN yang tidak boleh aku nomer duakan dengan begitu saja. Menulis, menulis, menulis...seperti sebuah catatan penting yang tidak boleh pula aku hiraukan. Seperti malam ini, thank a lot for team, atas kerja dan waktu untuk kerja-kerja kita selanjutnya. Ini baru permulaan, masih sangat permulaan. Akan ada kerja besar yang lebih membutuhkan energi yang lebih besar lagi kelak ke depan. Apapun semoga kita senantiasa bersiap menghadapinya, pun dalam keadaan dan kondisi terpahit sekali pun. Semakin sering kita menghadapi dan menerima kenyataan pahit, maka semanis itulah buah kerja kita kelak ke depan. in sha Allah.


Baiklah, tidak banyak yang bisa aku tulis. Sepertinya inilah hari-hari yang akan aku lewati di bumi tempatku minum telaga ilmu ke depan kelak in sha Allah. Mengabdi untuk menulis, menulis, menulis...Menulis agar sejarah tidak akan pernah MATI. Menulis agar tintanya terus menjadi RUH yang hidup dan menghidupkan. Bismillah...!


Whatever EVERY MINUTES IS RESOLUTION


Sakura RT, Ankara 01012014