Reminder

"Beri aku pelajaran TERSULIT, aku akan BELAJAR" Maryamah Karpov

Wajahku sujud kepada Allah yang menciptakannya, dan yang membuka pendengaran dan penglihatannya

Dengan daya dan kekuatan dari-Nya, maka Maha Suci Allah, Sebaik-baik pencipta

(Tilawah Sajadah)

Friday, May 15, 2020

CORE VALUE Institut Ibu Profesional & Analisis SWOT DIRI

Belajar adalah sebuah proses yang terus menerus berlangsung sepanjang hayat, tidak berhenti. Selama nafas masih dikandung badan, maka selama itu pulalah hendaknya proses belajar itu terus menyala. 

Lebih istimewa lagi adalah bagi seorang muslimah. Belajar merupakan bagian dari jati diri seorang wanita muslim. Bagaimana hendaknya seorang muslimah melindungi akalnya dengan ilmu pengetahuan. 


Sebagaimana muslimah memberikan perhatian kepada fisiknya, maka dengan kadar yang sama besarnya pulalah ia semestinya memberikan perhatian kepada akalnya. Mengisinya dan melindunginya dengan ilmu pengetahuan. Sebagaimana dahulu yang pernah dilakukan oleh wanita Anshar yang datang dan berkata kepada Rasulullah SAW "Wahai Rasulullah, berikanlah kesempatanmu barang satu hari supaya kami dapat belajar darimu, agar kami tidak kalah dengan kaum laki-laki." (Ali Al-Hasyimi, 1997)

Dr. Muhammad Ali  al-Hasyimi dalam karyanya Jati Diri seorang Muslimah memberikan panduan bagaimana seorang muslimah menetapkan standar ilmu pokok yang harus dipelajari bagi dirinya, yakni kitabullah mulai dari memperbaiki bacaan, tajwid, pun hingga penafsirannya. Selain hal pokok lainnya adalah hadits, shirah, kisah para sahabat dari tokoh wanita. Kemudia di ikuti oleh Fiqh sebagai panduan dalam memahami hukum-hukum agamanya. Setelah ilmu pokok tersebut, maka muslimah juga hendaknya menguasai bidang ilmu tertentu selama tidak merusak kodrat kewanitaannya dan tabi'atnya.

Sebagaimana kita memiliki sosok wanita agung yang menguasai banyak dari ilmu pengetahuan, memiliki lisan yang sangat fasih dan menyentuh sehingga menjadi rujukan dari para sahabat Nabi. yakni Aisyah RA. Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam kitabul-'ilm, dari Abu Mulakah bahwa Aisyah, istri Nabi SAW tidak mendengar sesuatu yang tidak diketahuinya melainkan dia mencari hingga mengetahuinya.

Monday, May 11, 2020

TENTANG MBAH KAKUNG TAMIM

MBAH KAKUNG TAMIM


Saya baru saja menyelesaikan tulisan dan mempostingnya di blog, satu jam sebelum meraih ponsel yang tergeletak di meja panjang. Dua panggilan tak terjawab dari Mas Faris via phonecall dan whatssup call terlihat di layar ponsel. Dengan segera hati saya menjadi gemetar, berbalik menelpon suami. Dan semuanya tidak lagi terbendung, dengan cepat suasana pagi itu berubah. Innalillahi wa inna ilaihi rajiuun…serasa bumi ini berguncang demi mendengar kabar ini.
***

Pertama kali mengenal sosok Bapak adalah saat suami resmi memboyong saya ke dalam keluarga besarnya, 5 hari setelah kami menikah, Februari 2015. Perkenalan yang meski sangat singkat ini menjadi semacam oase bagi saya bahwa Bapak adalah sosok yang dengan cepat membuat saya merasa akrab, menjadi bukan sebagai musafir asing yang singgah dan tiba-tiba hadir dalam keluarga besar suami. Banyak hal yang membuat saya dengan cepat merasa terkesan hingga hilanglah rasa canggung terhadap Bapak meski saat itu baru mengenal sosok Bapak.

Thursday, May 7, 2020

Al-Umm; Ibu Profesional Kebanggaan Keluarga


Ibu Profesional Kebanggaan Keluarga
Al-Umm; yang atas Nama-Nya Menjadi Agung dan Mulialah Namanya


Ramadan ke-14

Topik kali ini sampailah pada pencarian makna seorang Ibu. Diantara derunya suara kipas angin di ruang kerja keluarga juga sayup-sayup suara pengeras suara dari kampung sebelah yang membangunkan warga untuk makan sahur, saya duduk memandangi beberapa buku yang baru saja saya raih dan letakkan di meja, teringat pula fikiran ini pada satu judul buku tentang bagaimana “AL-Qur`an Berbicara tentang Ibu,” karya Ahmad Abdul Hadi. Hati dan fikiran saya jadi agak terganggu sebab saya belum memiliki atau setidaknya sudah pernah membaca buku tersebut.

Menjadi Ibu…

Apa yang semestinya hadir dalam jiwa dan fikiran bagi kaum ibu? Ya, sebuah pertanyaan yang muncul dari dalam adalah “mengapa Allah memilih kita menjadi seorang Ibu? Mengapa Allah menitipkan manusia-manusia mungil itu di tangan kita, bahkan dimulai dari perjalanan bersemayamnya ruh yang ditiupkan Rabb ke dalam rahim, lalu menjalani proses panjang selama hampir kurang lebih 39 minggu lamanya di dalam rahim seorang perempuan, yang dalam Al-Qur`an disematkan sebutan istimewa baginya?