Reminder

"Beri aku pelajaran TERSULIT, aku akan BELAJAR" Maryamah Karpov

Wajahku sujud kepada Allah yang menciptakannya, dan yang membuka pendengaran dan penglihatannya

Dengan daya dan kekuatan dari-Nya, maka Maha Suci Allah, Sebaik-baik pencipta

(Tilawah Sajadah)

Friday, February 28, 2014

tentang Mak dan Pak

Pukul 22:00 Turki.
Alhamdulillah, baru saja tuntas semua aktifitasku. Malam ini adala piket membersihkan dan mengepel kamar. Dear catatan harianku. Seharusnya aku membaca malam ini, tapi sejenak berhenti karena karena ribuan kata yang bersemayam dikepalaku. 

***
IBU! 

Kami tidak memanggilnya dengan bahasa Ibu. 

Mak! 

Mungkin terdengar sangat kuno dan tidak keren. Tapi perempuan yang ketegarannya sekuat gunung uhud itu, adalah Makku. Suatu hari, Mak - begitu biasa aku memanggilnya. Mengajakku memasak sambal goreng. Dapur kami masih sangat sederhana ketika itu, dapur pawon - dari kayu. Tangannya yang berwana kuning langsat itu terampil menggiling cabe. Aku yang masih hijau duduk dengan mata tak bergeming. Memperhatikan bagaimana tangan Mak memainkan batu penggiling cabai dengan terampil.

Makku...
Bukan emak kebanyakan. Ia tidak tamat sekolah, hanya sampai kelas 3 SD. Ia adalah emak yang sangat terampil, pandai berdagang dan memiliki selangit ide. Tidak pernah habis Mak menjadi pencetus ide, melebihi Bapak. Emakku tidak pula pandai membaca Al-Qur'an, masih terbata-bata. Meski begitu diajarkannya aku membaca Qur'an semasa kecilku, lalu setelah aku menghatamkannya bersama Ibu Kaswati saat kelas 5 SD, saat itu resmilah aku menjadi guru mengaji bagi Emakku. Setiap malam aku mengajar dan menyimak bacaan Emak. Emakku, jika bernyanyi suaranya bagus sekali. Aku suka sekali mendengar emak bernyanyi. Ia adalah pembelajar terbaik yang pernah aku miliki. Jika aku pulang ia dengarkan dengan tekun apa-apa yang aku peroleh. Menjadi murid terbaik yang aku miliki.

Makku...
jarang membeli baju baru. Tidak pula bergelang dan berkalung emas. Bajunya sederhana dan sesekali terlihat lebih bagus sedikit. Makku, engkau tidak tamat sekolah. Tidak begitu juga pandai memasak. Tapi satu hal aku belajar, engkau selalu belajar menjadi istri yang taat pada Bapak -yang keras- Selalu berusaha menyenangkan hati Bapak meski Bapak sangat galak bagi kami. Hooho, meski sekarang Bapak jauh lebih kalem seiring dengan usianya. Ah jadi ingat Bapak, biar galak tapi kalau aku pegal-pegel, Bapak juga yang mengurut kakiku semasa kecil. Meski galak tapi Bapak juga yang megantarku mondar-mandir daftar sekolah. Ahaks...ahaha, Bapakku sayang.

Bersambung...

***

Ganbatte Kudasai adikku sayang

2009...

Suatu sore, kita dulu sering menghitung berapa jumlah bintang di langit malam. Memeras baju bersama, dan menimba airnya. Menjemurnya dan berlarian menangkap pakaian saat hujan tiba-tiba datang mengguyur.

"Mbak jemurannya roboh." Suaramu berteriak ketika suatu siang Mbak duduk menekuni leptop, dihantui deadline lomba menulis.

Mbak masih ingat. Cici duduk semalaman disamping Mbak, dari pagi sampai subuh menjelang. Menemani mengetik karya tulis. Mbak masih ingat, itu karya tulis pertama yang kita tulis bersama, "Alat permainan Edukatif: Puzzle Al-Qur'an."

Lalu tahun-tahun yang panjang engkau adalah sahabat dan saudara terdekat yang Mbak miliki saat itu.

"Meski kita tidur digudang,
pokoknya Cici temani Mbak sampai Taqdir yang memisahkan." Itu suaramu yang sesenggukan, saat kita sudah lewat bulan bayar kontrakan.

Adikku sayang...
Dimana pun Mbak berada, engkau selalu dihati Mbak
Ogenki Desuka...
Jemputlah Negeri SAKURAMU untuk yang ke-2 kalinya.

Itula mengapa, Mbak sematkan nama Pena Sakura
Karena mbak sayang cici 
Lekas sembuh Dek ya
GANBATTE KUDASAI! Haik

Thursday, February 27, 2014

Sepucuk surat untuk Indonesia


Selamat pagi Merah Putih
Indonesiaku, 
sepucuk surat aku tulis untukmu pagi ini

Diberbagai penjuru negeri anak-anakmu tengah belajar. Rasanya aku menulis ini dengan jiwa yang optimis! Bahwa cita-cita dan kebangkitan darah merah putih itu bukan omong kosong. Orang sering bilang, kita negeri carut marut, plagiator, bermental tempe "meski tempe itu sehat" dan lain sebagainya. Aku bilang iya ada benarnya dan memang begitu fakta yang ada. Tapi menurutku, dan aku yakin menurut banyak teman-temanku juga, bahwa itu oknum A, B atau Z. Yang mereka tidak menyukai beratnya beban belajar dan pedihnya kesungguhan.

Selamat pagi merah putih, 
Mendengar dan membaca kisah para leluhur, pendahulu pembangunan, rasanya malu pada diri sendiri. Belum bekerja banyak, belum berbuat banyak, belum apa-apa. Chairil Anwar bilang "Kami sudah coba apa yang kami bisa, Tapi kerja belum selesai, belum apa-apa."

Selamat pagi Merah Putih,
Bangkit-bangkitlah kami anak-anakmu. Mengembara diberbagai penjuru benua. Tengah belajar melihat, mendengar, merasa, dan berbuat. Mungkin ini masih kecil. Tapi kami yakin, satu, dua, tiga dan 1000 pemuda yang bersebaran diberbagai sudut semesta adalah "gemilang jawaban bahwa Omong Kosong itu tidak ada, dan tidak pernah ada." Inilah anak-anakmu. Peluru masa depan cita-cita Merah Putihmu, Indonesiaku.

Sakura RT, Ankara 27 Februari 2014

**H-7 Sambut GEBYAR INOVASI PEMUDA INDONESIA (GIPI) 2014

Monday, February 24, 2014

Sebuah Pesan Belajar

Rindu sekali sore ini. Banyak catatan yang belum sempat aku pindahkan diblog. Alhamdulillah ada whats up yang biasa aku menyiman catatan-catatan kecil luapan hatiku. Sewaktu-waktu bisa aku pindahkan disini. Magrib ini entah magrib untuk yang keberapa kalinya, aku rindu pada Emak dan seorang ibu. Entahlah...aku betul-betul ingin memeluk keduanya, meski tidak akan meluapkan semua isi hatiku. 

Pertemuan beberapa hari lalu dengan pak BJ. Habibie yang berkunjung ke Turki, kota Ankara (**Wisma KBRI) benar-benar menjadi bensin dan membakar semangat belajarku. Ini bukan kasus untuk yang pertama kalinya membahasakan "energi" semangat dalam belajar. Berbahasa itu mudah, tapi sungguh belajar itu perih dan manis. Ibu...

Entah apa yang aku rasakan hingga aku begitu ingin sangat mengenalmu. Entahlah...banyak hal yang ingin aku belajar darimu. Aku rindu semuanya, aku rindu emak, rindu Ustdzah dan aku betul-betul tidak berani menelpon mereka, sama halnya dengan ketidak beranianku menambahkan Ibu dalam deret pertemanan meski itu hanya dalam dunia maya. Hee...entahlah. Aku betul-betul ingin memeluk emak, ibu dan Ustdzahku. Ingin belajar lebih banyak tentang kehidupan.

Duhai diriku
Bersungguh-sungguhlah dalam belajar meski pahit
ini tidak lebih pahit dari kisah para sahabat Rasul pada masanya
bersungguh-sungguhlah dalam belajar meski itu berat
ini tidak lebih berat dari beratnya kisah belajar Pak Habibie
Bersungguh-sungguhlah meski sulit
Ini sungguh tidak lebih sulit dari ujian untuk seorang "Ibu" yang aku rindukan disana
bersungguh-sungguhlah meski melelahkan
ini sungguh tidak lebih melelahkan dari derap ujian sang pemilik negeri sebuah benua
Haramainku, catatan harianku, energiku...
Duhai diriku bersungguh-sungguhlah, Kuat dan bismillah
istiqomah, Allahu Akbar

Ankara, 24 Februari 2014

Thursday, February 13, 2014

Sore untuk Keluarga Paman Suriah

3 Pintu pemberhentian - Sore untuk Keluarga Paman Suriah


Oleh : 
Sakura Romawi Timur - Evi Marlina Al-Ardvici


sumber foto gugel

Serampung kelas pertama hari ini saya bergegas mninggalkan kelas dan segera mnyusuri trotoar mnuju metro, kereta. Berniat membeli perlengkapan alat tulis. Kereta metro datang tidak lama saya menanti dengan kepala setengah berputar, pusing. 

3 menit didalam kereta menuju pusat perbelanjaan. Lalu turun dan segera menyusuri toko alat tulis. Hanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit menjelang ashar. Setelah tuntas saya putuskan segera pulang dan shalat di asrama. Baru saja kaki menginjakkan satu anak tangga lift metro adzan Ashar tiba, urung niat untuk segera pulang. Memutuskan shalat dahulu di musola.

Serampung ashar, segera berkemas. Sore ini saya hanya ingin segera sampai di asrama. Titik! Mengingat kepala saya berat sekali hari ini. Ingin segera berbaring dan membuat mading pelajaran di kamar. Menempel-nempel kertas warna-warni.

Saya memutuskan memilih jalur Ankaray tujuan Besevler, tujuan Asrama saya. Setelah menggesekkan kartu metro kereta dan bergegas cepat sebuah suara memanggil, "Jika kamu akan ke Asti tolong antarkan Bapak ini." Suara seorang abi Turki, meminta. Saya tidak mengerti. Sejenak menatap seorang Paman yang dimaksud agar saya menunjukinya stasiun pemberhentian Asti Terminal. 

"Tamam." Jawab saya singkat sambil tersenyum, meski saya akan turun di Besevler, 2 stasiun sebelum Asti terminal. "Baiklah sejenak menunda menit untuk lekas sampai asrama tidak msalah." Fikir saya. Lalu memandang wanita dan anak kecil, sepertinya istri dan anaknya. Dan seorang pemuda yang usianya sekitar 21 tahunan, dengan menggendong tas dan map2 dokumen penting sepertinya.

Kami masuk kereta bersama. Sampai akhirnya kereta berhenti sejenak dipemberhentian Besevler, saya berdiri bersiap turun. 

Eyang Putri

Adalah warnanya yang membuat aku tidak berhenti mengaguminya, matahari pucuk negeriku yang membuat nadi kehidupan tak henti jera, eyang putri pernah bilang seperti bul-bul kecil yang terbang diantara ranting dan batang, atau seperti bul-bul kecil yang sayapnya menyibak sunyi, aku dengarkan kisah eyang mendongeng sepagian, aku rindukan paginya dalam gelap, tiada henti dari waktu kewaktu, eyang putri bilang aku cucunya yang tersayang. Eyang putri yang dengannya aku belajar kesederhanaan, sepanjang usianya. Aku bisa hitung berapa lembar bajunya, penutup kepalanya dan jariknya. Tidak ada yang berubah dari masa kemasa, pun disepanjang usiaku. Harta terbaiknya adalah "mukena putih" yang putih bersihnya terjaga. Tidak aku temukan bercak apa pun dimukenanya. Mukena dengan harga terbaik. Lebih bagus dan mahal dari semua baju dan jariknya. Eyang putri yang tidak pernah menasihatiku agar aku berhemat hidup, sikapnya dan disepanjang kehidupannya yang sederhana adalah getar rima nadi hatiku untuk tidak pernah berhenti mengaguminya.

Sakura Romawi Timur
(Teruntuk eyang putriku, 100Yil, 13 Feb '14)

Monday, February 10, 2014

#Sharing TURKCE - How are you teman2 TOMER YTB 2013?

Assalamu'alaikumwrwb.


Dear teman-teman YTB Schoolarship 2013, how are you? Turkce nasil gidiyor? iyi olur ya iallah. Tulisan ini tiba-tiba bersemangat ingin saya tulis malam ini, setelah tepar menepar serampung ujian semester dan perjalanan panjang mondar-mandir nyaris genap sebulan setengah. Huah...habis sekali rasanya. Demam hosgeldin. Aku fikir setelah tuntas ujian bisa holiday, ternyata, tuwing tuwing, harus mondar-mandir dan finally taraaa, tepar demam deh.

Teman-teman YTB 2013 sibuk apa sekarang? Subhanallah, luar biasa. Saya salut sekali dengan keaktifan teman2 tidak hanya sekedar belajar TOMER, akan tetapi juga keaktifan dalam berbagai kegiatan, mulai dari PPI, LKS MIT, PCNU, GIA, pun FLP. Semoga baik, berkah dan bermanfaat in sha Allah. 

Tulisan saya ini hanya berbagi suka duka saya menghadapi kelas semester pertama dalam perkuliahan yang bahasa pengantarnya bahasa Turki, dengan modal kelas persiapan bahasa Turki hanya 8 bulan. Huah...bukan hal yang sederhana bagi saya secara jujur. Karena kelas TOMER dipersiapkan baru mampu untuk percakapan keseharian, bacaan ringan dan topik-topik sederhana. Oleh sebab itu semester awal bagi saya adalah semester yang berat, menarik, penuh perjuangan, semangat, cemas, tangis, harapan, asa, cita semuanya dah bercampur menjadi satu. Apa lagi jurusan saya adalah Edu Psychology Non Linear dengan jurusan S1 saya yang English Language Teaching, maka bulan-bulan yang panjang dalam menghadapi perkuliahan dimana saya satu-satunya mahasiswa asing internasional di kelas yang berjumlah 60 lebih adalah hal yang "sesuatu," meski dalam hal ini mungkin ada juga yang mengalami hal yang sama dengan saya (YTB 2012).

Saat perkuliahan berlangsung saya menemukan istilah-istilah yang seperti huruf-huruf kayu yang berbengkok-bengkok memahaminya tidak ketulungan, apa lagi kalau harus membaca buku-buku asing jaman terbitan tahun antah berantah, wuow masya Allah ini bahasa apa bahasa yaks. Hihi yang semuanya berbahasa Turki, widih-widih bisa merayap-rayap saya mencakar-cakar huruf-huruf meski hanya sekedar menerjemahkan arti sebelum sampai menangkap makna. Dan yang menakjubkan adalah apabila kelas ujian di gabung, maka kelas seminar yang luas sekali itu akan dipenuhi mencapai 130 lebih mahasiswa yang mengikuti ujian, dan sekali lagi - hanya saya yang kecil cumil mungil dan satu-satunya mahasiswa asing yang ada di kelas sana dengan kemampuan bahasa Turki yang masih -blub blubh blubh :D #ahasks hoho...tra la la tri li li...Cling! Rasanya saya ingin kemampuan bahasa turki saya serba cling, cling cling. Berubahhh!! Berubah suminten ra nggenah kalee yaks. Hoho...ahaha, saya ngetik ini sambil ketawa-ketiwi, mengingat jatuh bangun belajar di semester awal. #EviSakuraRomawiGejeLebay tapi...baik dan periang hatinya, he...ampun ndoro zekottt pembaca yang budiman. 

Singkat cerita. Saya hanya ingin memberikan sedikit buah aprikot kesukaan saya pada tulisan saya kali ini. Bukanlah ini remainder, apa lagi nasihat, bukan, ini hanya buah aprikot manis yang bagus sekali fungsinya. Semoga aprikot teman-teman juga suka ya. 

"Kamu kan masih TOMER puas2in ambil jatah saja, ntr kalo dah kuliah gak sempat jalan-jalan." Bla bla bla...Tema ini sering sekali saya dengar ketika masa masih TOMER, meski saya termasuk yang suka travelling kebeberapa kota semasa TOMER, iya tidak ada salahnya, selagi ada kesempatan mari kita manfaatkan berjelajah TURKI ,hayoo kita rame2 naik bus start dari kota Ankara, ciaaat. Hloh...**hihi modus. Padahal sebenernya saya yang ngebet pengen jelejah semua jengkal Turki. 

Jadi, singkatnya begini. Semasa TOMER ada baiknya dan bukan ada baiknya sih, sebenrnya bahasa seteganya saya adalah -paksa dan mutlak- teman-teman sebaiknya JOR-JORan belajar bahasa Turki, mengapa? Karena kalau sudah kuliah waktu kita sudah sangat disibukkan untuk membaca buku-buku perkuliahan yang bahasanya almost Turki, tuntutan memahami mau tidak mau. Apa lagi dengan istilah2 bahasa akademis yang kalau saya bilang mirip kayu bengkok-bengkok, muter-muter swiiing, wah kepala saya seperti mau direpas-repas **baca peras rasanya. Begitulah saya sampaikan seadanya, jadi tidaklah mengapa teman-teman habis-habisan belajar semasa TOMER, menambah bacaan dengan tema yang berat, mulailah berlangganan membaca koran gratis, kalau di Ankara sih ada koran gratis :p -wkwk- yah intinya bacaan mulai naik level meski Tomernya masih Temel 1 misalnya. Tidak apa-apa, syukur-syukur sudah mulai membabat novel-novel dengan jumlah halaman yang ukuran tipis. Seperti Nereye Gidiyoruz Baba, atau buku-buku Orhan Pamuk yang tipis-tipis juga banyak, kalau mau boleh pinjam buku saya, **tapi mie uygurnya yaks- hihi moduss, atau kalau mau yang sedikit tebal cuma ringan bahasanya buku-buku anak Cahit Ucuk -bukunya lumayan tebal usia 9 tahun ke atas, isinya lebih beragam kosa katanya. Atau buku-buku keagaamaan juga bagus, banyak buku yang tipis-tipis dan bisa dibaca 3-4 hari dengan berusaha menangkap makna. 

Singkatnya, inti dari tulisan saya ini, seperti kesukaan saya memakan buah aprikot, bagus untuk kesehatan. Manfaatnya banyak sekali. Gugling saja ya. Yah seperti itu, maka berdasarkan pengalaman saya di semester satu yang jungkir balik sampai ra nggenah dan sampai ndak selera makan bakso **haha baksonya saja kagak ada gimana mau selera, wah apalagi semester dua uwiw-uwiw mungkin lebih weRRR, maka tidak mengapalah ya capek-capek sedikit belajar bahasa Turkinya semasa TOMER, masih punya sisa waktu kan? Biarlah pusing-pusing sebentartidak apa-apa, biar nanti terbiasa pas mulai perkuliahan dan lebih ringan iallah.

Bismillah, apa pun semoga baik iallah. Saya turut mendoakan, selamat berjuang menghadapi kelas perkuliahan selanjutnya. Saya juga sudah mulai masuk kuliah, wah cepat sekali ya. Padahal baru saja beberapa pekan lalu jungkir balik pesawat ulang alik. Hihi...alhamdulillah, terimakashi ya Allah yang selalu menjadi tempat terbaikku dalam berlabuh. Semester satu sudah berlalu, "aku tahu dan percaya janji Mu, -bersama kesulitan ada kemudahan." Alhamdulillah ya Allah untuk semua kelelahan yang telah terbayar untuk saat ini. Perjuangan belum usai..

Ayo-ayo semangat2 teman2 TOMER 2013 yaks.
Mari kita berubah, cling!

Sakura RT, Ankara 10February2014
(MenulisDitengahMenikmatiAmbrukTeparTotal)

Thursday, February 6, 2014

FootNotes di halaman Izmit

**
Hari libur bagiku adalah sebuah ruang istirahat khusus untuk menulis, menambah perbendaharaan khazanah alam fikir. Meski aku tidak mau mengatakan itu mutlak. Tapi berlibur dan menepi dari keramaian dengan mengeja waktu, membaca kota-kota dan mendengar suara langit bercakap-cakap ditempat-tempat baru selalu memiliki ruang yang istimewa didalam fikir, jiwa dan jasadku. Ada ruh semangat dan cita-cita yang aku bisa ceritakan pada langit dan laut, pada camar yang berkepak, pada elang yang menukik pun pada ribuan lampu kota Izmit yang jika kita melihatnya dari puncak Kota, ckckck... subhanallah! Hanya ada bahasa tasbih kekaguman disepanjang bibir. Allah selalu bilang, "Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kan kau dustakan."

**
Kocaeli adalah kota yang dikenal dg kota pusat pabrik2nya Turki, beribukota Izmit, kota kecil yang menyimpan kekayaan Turki. Di kota inilah pabrik2 besar mengoperasikan aktifitasnya. Sayangnya aku blm brksmptan mampir ke pabrik yg dimaksudkan. Kota kecil yang tenang. 3 Jam perjalanan dari Istanbul. Kota ini dikenal dg pismaniye, manisan yang aku bilang mirip kapas lezat. Pusat kotanya tenang, menyisurinya naik turun mengingatkan pada kota Bukit Tinggi. Pantainya yang teduh, dan jika sore tiba, tak terkatakan indah dan tentramnya kota ini. Kemaren seharian aku menghabiskan waktuku dg menonton adik2 kecil bermain ice skyting, menikmati matahari terbenam dan berlarian di sepanjang Dermaga kayu laut Marmaray, Izmit.

(Sakura RT Izmit, 6 Februari 2014) 

Sebuah Sore di Izmit



Ketika sebuah sore berkisah padaku tentang sepotong matahari yang mengukir senja. Disana ada cinta dan matahari yang Allah pancarkan ke seluruh penjuru semesta. Seperti sebuah kapal yang berteduh di tepi dermaga kota. Dan senja turun perlahan. Sepasang cita-cita bermekaran, memenuhi langit-langit hatiku. #WritingOnJourney#izmit2014 #FootNotesFebruari 

Monday, February 3, 2014

cinta

Cinta...

Adalah fajar yang berlari 
menatap langit-langit hijaiyahmu

Adalah siang yang membuncah
pada terik yang memancar

adalah petang yang duduk 
memeluk mega

adalah malam yang mengembara 
tentang kita dan rindu
memuja-Nya...

(Istanbul, 03 Februari 2013)

Puisi catatan bersama Bunda Helvy Tiana 
untuk sang penyair #3 prosa