Reminder

"Beri aku pelajaran TERSULIT, aku akan BELAJAR" Maryamah Karpov

Wajahku sujud kepada Allah yang menciptakannya, dan yang membuka pendengaran dan penglihatannya

Dengan daya dan kekuatan dari-Nya, maka Maha Suci Allah, Sebaik-baik pencipta

(Tilawah Sajadah)

Sunday, October 4, 2020

Melatih Kemandirian Anak Hari Ke-4; Aku Bisa Mengasuh Adik

 Aku Bisa Mengasuh Adik 

Zona 2. Melatih Kemandirian Anak #4

Ilustrasi: www.parent.com

Ketrampilan bermain bersama adik/kakak adalah ketrampilan yang tidak sederhana bagi anak usia dini, khususnya anak pada usia 2-4 tahun. Anak usia 2-4 tahun sedang berada dalam tahap preoperasional. Fase preoperasional memiliki tipikal berfikir dan berkomunikasi yang khas dengan sikap egosentris, semua hal adalah miliknya, semua hal berhubungan dengan dirinya. Anak-anak belum mampu melihat situasi berdasarkan sudut pandang orang lain. Menurut Piaget anak-anak  egosentris berasumsi bahwa orang melihat, mendengar dan merasakan seperti apa yang ada pada dirinya. 

Tahap inilah yang saat ini sedang saya tempuh. Adik berusia 20 bulan, Mbak Nana berusia 4 tahun 6 bulan. Adik sedang berada dalam tahap sensorimotor, sementara Mbak Nana sedang berada difase pre-operasional. Adik sedang senang-senangnya memperhatikan, belajar menyentuh, mendengarkan mainan dan benda-benda yang menarik perhatiannya. Termasuk mainan yang dimiliki oleh Mbak Nana. Sementara Mbak Nana sedang berada dalam tahap pre-operasional dengan tipikal ego-sentris yang khas dan dominan. 

Session 1 hari ke-4
Ketrampilan : Aku Bisa Mengasuh Adik 

Siang ini Mbak Nana kembali bermain rumah-rumahan yang terbuat dari kardus. Kardus bekas wadah kulkas dengan ukuran yang sangat besar. Bahkan saya dan suami pun muat masuk ke dalam kardus tersebut, ehehe. Saya membantu menata kardus tersebut di area perpustakaan Mbak Nana. 


Dengan riang gembira Mbak Nana menggotong bantal, boneka dan peralatan bermain ke dalam rumah kardusnya. Kemudian menyusun kebutuhan main tersebut di dalam kardus, bersiap berbaring dan tertawa-tawa. Alangkah nikmat betul dunia anak. Atmosfer kebahagian yang dirasakan Mbak Nana sampai pula ke hati saya. 

Tak lama kemudian, adik keluar dari kamar dan membawa bantal. "Bobok, bobok, bantal," kata adek dengan menyerahkan bantal tersebut kepada anne untuk diletakkan di dalam rumah kardus. Ya, adek ingin ikut serta bermain.

"Adek nggk boleh disini," ouh, Mbak Nana berteriak, melarang adek untuk ikut serta bermain tidur-tiduran di rumah kardusnya.

"Bobok, bobok, bantal," adik masih saja meminta agar dapat bermain di rumah kardus.

"Adek nggk boleh disini, ini rumah kardusnya Mbak Nana, adek di dalam kamar aja boboknya," jawab Mbak Nana dengan volume yang cukup kencang. Mbak Nana merasa sangat terganggu dengan kedatangan adek.

Dengan cepat suasana yang menggembirakan pun berubah, Mbak Nana menutup pintu rumah kardusnya. Bersembunyi di daam, sementara adik mulai menangis kencang.

"Shalihah...katanya kalau suka berbagi wajahnya gembira. Boleh berbagi tempat boboknya dengan adek?" tanya saya dari balik pintu rumah kardusnya.

"Adek bolehnya bobok di luar aja, kalo di dalam Mbak Nana kesempitan. Nanti kena kaki Mbak Nana," jawab Mbak Nana menyampaikan keberatannya.

Setelah melakukan proses negosiasi yang panjang, akhirnya anne berhasil setelah mengubah peran anne mejadi tokoh teman bermainnya.

"Kakak, sedang ada tamu di luar. Apakah adek boleh menginap di rumah Kaka?" Tanya anne dengan menirukan peran suara dalam buku cerita.

Mbak Nana diam berfikir. Lalu tersenyum. "Kakak, kasihan tamunya berdiri di depan rumah, spertinya tamu kita membutuhkan tempat istirahat. Apakah kakak mau berbagi tempat istirahat?"


Dengan segera Mbak Nana mengangguk, lalu menyusun tempat dan membukankan pintu untuk adik.

Suasana kacau, perlahan mereda. Pfyuh...suasana dengan cepat pula kembali reda. Mbak Nana mempersilakan adik masuk ke dalam rumah kardusnya. Membuatkan teh, dan menyajikan bakwan goreng mainan. Mbak Nana juga membacakan buku untuk adik. 

"Mbak Nana sedang apa?" tanya anne saat suasana sedang bagus.

"Sedang jagain adeklah, Mbak Nana kan sudah mau 5 tahun. Jadi sudah bisa jagain adek," kata Mbak Nana pula. 

Alhamdulillah, terasa legalah hati anne. Setelah melewati fase yang menantang itu.

Strong Why. Mengapa Melatih untuk Mengasuh Adik?


Membangun hubungan adik kakak yang penuh kasih sayang, kehangatan, kerukunan, dan saling percaya memiliki peran yang sangat penting bagi perkembangan anak. Hubungan yang sehat dan kuat akan memberikan banyak manfaat positif. Adik dapat belajar banyak dari kakak. kakak akan menjadi teladan yang paling dekat dengan kehidupan sang adik. Sebaliknya sang kakak pun akan merasa disayangi, dan memiliki peran penting bagi adik.

Sebaliknya hubungan saudara yang tidak sehat, penuh amarah, persaingan dan pertengkaran bisa memicu stress pada anak. Oleh sebab itu, ketrampilan mengasuh saudara yang lebih muda usianya ini perlu dilatih. Melatih kemandirian mengasuh saudara akan membantu meningkatkan rasa percaya diri serta menumbuhkan ikatan yang kuat pada kakak dan adik. 

Strategi Untuk Melatih Kemandirian Mengasuh Adik

Beberapa hal yang saya lakukan dalam proses melatih kemandirian ini adalah sebagai berikut:

1. Mendorong Mbak Nana untuk bermain bersama adik. 
Menyediakan mainan dengan kepemilikan masing-masing. Misalnya, menyediakan dua buah buku dan dua buah pena. Anak-anak bermain bersama, namun dengan memegang alat bermain masing-masing.

2. Memberikan Jeda untuk Kakak memiliki Waktu Bermain Sendiri
Ya, pada usia preoperasional egosentrism pada anak sangat dominan. Ia memandang bahwa apa yang dilihat, dirasakan dan dilakukan orang lain adalah sama seperti apa yang ada pada dirinya. Itulah mengapa Mbak Nana melakukan penolakan pada awal adik ingin ikut bergabung di rumah kardusnya. 

Memberikan jeda sejenak pada Mbak Nana untuk menikmati waktunya bermain sendiri. Meminta izin dan menawarkan apakah ia mau bermain dengan adiknya. Dengan memberikan jeda, anne memberikan kesempatan pada Mbak Nana untuk mengambil keputusan.

3. Menyampaikan Pesan bahwa betapa Adik sangat Sayang dan Ingin Bermain bersamanya.
Dengan menyampaikan pesan, bahwa sang adik sangat ingin bermain bersamanya memberikan pesan bahwa ia sangat berharga bagi adiknya. Hal ini akan menimbulkan perasaan dihargai.

4. Tidak Memaksa dan Berlebihan dalam Meminta Anak untuk Bermain Bersama
Mengajak Mbak Nana untuk bermain bersama adik ketika mood sudah membaik. Tidak memaksanya untuk menerima kehadiran adiknya. Memberi pengertian dan mengingatkannya pada serunya bermain bersama seperti saat mereka menyimak cerita yang pernah saya bacakan saat bersama-sama. 

5. Memberikan Teladan
Ya, dengan cara memberikan ketaladanan kebersamaan anne dan ayah. Anak-anak akan melihat bahwa kedua orang tuanya pun melakukan banyak hal dengan bekerja sama; makan bersama, olah raga bersama, membaca buku bersama dst. 

Sukses Apa Aku Hari Ini?


Pada mulanya Mbak Nana menolak marah ketika adik ingin bergabung dan bermain di rumah kardusnya. Keadaan juga sempat tak terkendali. Namun, anne segera mengajaknya berdialog dengan mengingatkan momen saat anne membacakan buku bersama Mbak Nana dan Adek. Tujuannya adalah merecall ingatan Mbak Nana, bahwa dengan bermain bersama itu akan sangat menyenangkan. 

Tantanganku Hari Ini

Mencari strategi yang tepat agar Mbak Nana mau menerima permintaan anne agar bermain bersama adek.

Rasaku Hari Ini

Mulanya cukup menahan diri, namun kemudian berusaha menguasai keadaan dan tetap berfokus pada solusi. Melakuakn strategi daan berakhir pada rasa Puas dan gembira, sebab akhirnya Mbak Nana berhasil mengasuh dan menjaga adiknya main bersama.

Respon Ananda; tertawa dan riang gembira.

Evi Marlina
Depok, 04/10/2020
04/10/2020 14:06:12

#harike-4 
#tantangan15hari 
#zona2kemandirian 
#pantaibentangpetualang 
#institutibuprofesional 
#petualangbahagia

Referensi 

5 Ideas to Help Siblings Play Nice. www.parentmap.com
5 Cara Mengajari Anak Pentingnya Kerukunan Kakak-Adik. parenting.orami.co.id
Piaget dan Teori Tahap-tahap Perkembangan Kognitif. www.kompasiana.com
The Preoperational Stage of Cognitive Development. www.simplypsychology.org

No comments: