Reminder

"Beri aku pelajaran TERSULIT, aku akan BELAJAR" Maryamah Karpov

Wajahku sujud kepada Allah yang menciptakannya, dan yang membuka pendengaran dan penglihatannya

Dengan daya dan kekuatan dari-Nya, maka Maha Suci Allah, Sebaik-baik pencipta

(Tilawah Sajadah)

Monday, October 5, 2020

Melatih Kemandirian Anak Hari Ke-5; Adik Bisa Makan Sendiri

  Adik Bisa Makan Sendiri 
Zona 2. Melatih Kemandirian Anak #5

ilustrasi; mamanatural.com

Ketrampilan makan secara mandiri untuk toddler (1-3 tahun) merupakan salah satu aspek ketrampilan yang berperan penting bagi perkembangan personal dan sosial anak. Menurut Jaeah Chung, M.D, ketrampilan makan secara mandiri akan membantu anak dalam mencapai kemandirian serta membangun Sense of Autonomy.

Autonomy merupakan salah satu fase perkembangan yang terjadi pada tahap perkembangan psikososial. Erik Erikson membagi perkembangan psikososial anak ke dalam 8 fase. Anak pada usia 18 bulan - 3 tahun berada pada fase perkembangan autonomy vs shame/doubt. Fase ini merupakan fase tingkatan ke-2 dalam teori psikososial. Pada fase ke-2 ini anak-anak mulai mampu mengekspresikan kebutuhan terhadap kemandirian, serta mulai mampu belajar mengontrol diri mereka dilingkungannya.

Maka pada usia ini tugas orang tua adalah menstimulus dan mendorong anak untuk dapat mencapai ketrampilan dapat melakukan sesuatu secara mandiri. Sejak dari usia 18 bulan, ketrampilan ini sudah bisa diperkenalkan dan dilatih pada anak. Sebaliknya, ketidak tuntasan pada fase ini akan memberikan efek terhadap munculnya perasaan malu/ragu pada anak.

Session 2. Hari ke-5
Ketrampilan: Latihan Kemandirian untuk Adik  (20 bulan)

Sebagaimana yang telah saya rencanakan, bahwa hari ini saya memasuki session ke-2 yaitu melatih kemandirian adik. Session 1 selama 4 hari (1-4) saya khususkan untuk Mbak Nana. Maka memasuki hari ke-5 ini saya melatih kemandirian untuk adik, Rayyan Mohannad (20 bulan). Topik kali ini berupa ketrampilan makan secara mandiri.


Ketrampilan makan secara mandiri pada adik sudah terbentuk cukup bagus. Sebab lingkungan mendukungnya untuk belajar makan secara mandiri. Adik juga melihat bagaimana Mbak Nana menyelesaikan kegiatan makan secara mandiri. Adik tumbuh dengan stimulus sosial, bahasa dan lingkungan fisik yang baik. Sehingga termasuk kebiasaan makan secara mandiri terbentuk secara alami. 

Hari ini, adik menikmati porsi makan yang sudah anne sediakan. Meski tidak habis seluruh porsi secara keseluruhan, namun akhirnya ia dapat menghabiskan seporsi yang anne suguhkan dengan disuapin. ALhamdulillah, adik juga bertanggung jawab membersihkan meja mekannya dengan tisu, sebab butiran nasi dan air yang tumpah di meja.

Strong Why. Mengapa Melatih Makan Sendiri?

Ketrampilan makan sendiri adalah ketrampilan yang berhubungan diri sendiri pada anak. Pada usia 20 bulan anak sudah mulai tertarik untuk belajar makan dengan menggunakan sendok, dan akan sempurna pada usia 24 bulan. Oleh sebab itu, ketrampilan ini tidaklah akan terjadi secara spontan tanpa adanya tahap mengenalkan dan melatihnya, hingga anak semakin trampil.


Makan adalah kegiatan dasar yang sangat dekat dengan kehidupan anak. Oleh sebab itu memilih melatih adik untuk dapat menyelesaikan tugas pokok yang berkaitan dengan diri sendiri adalah adalah sebuah pilihan yang tepat. 

Sebab dengan melatihnya dapat memenuhi tugas makan secara mandiri, memberinya ruang kesempatan untuk mengenal tekstur makanan, mencicipi, mengenal warna, mencium bau, juga melatihnya sebarapa besar makanan yang ia butuhkan. Memberi kesempatan adik untuk makan sendiri juga akan membangun rasa kepercayaan diri, membangun inisiatif untuk memulai makan, membangun motivasi internal untuk makan secara mandiri. 

Strategi Untuk Melatih Kemandirian Makan Sendiri

Berikut beberapa strateti yang saya coba lakukan agar adik mau makan sendiri, sesuai dengan usia perkembangannya (20 bulan);


1. Menyiapkan porsi makan sesuai dengan kebutuhan porsi makan
2. Menciptakan suasana yang menyenangkan dan kondusif
3. Memberi kesempatan baginya untuk memilih makanan yang diinginkan terlebih dahulu
4. Menemaninya menyelesaikan makan dalam beberapa menit, kurang lebih 15 menit. Melatihnya bagaimana menggunakan sendok. Biasanya anak akan menolak dan bersemangat ingin mencoba sendiri.
5. Memberi kesempatan dan waktu yang cukup untuk adik menyelesaikan makannya. Bila sudah merasa bosan, tawari dengan cara disuapi. Bila masih mau makan, maka suapi. Jika menolak itu pertanda bahwa ia sudah merasa cukup kenyang.
6. Memberi apresiasi setelah adik menyelesaikan tugas makannya. Meski pun tidak habis. Memberi apresiasi akan meningkatkan motivasi dan kegembiraan.

Sukses Apa Aku Hari Ini?


Alhamdulillah adik bersemangat makan secara mandiri, menghabiskan setengah porsi dengan makan mandiri. Dan setengah porsinya dibantu anne. Hingga habis pulalah seporsi makan siang yang anne siapkan untuknya. Yang mengejutkan, adik mengambil tisu dari atas meja makan lalu mengelap meja makan yang basah. 

Rasaku Hari Ini; alhamdulillah selalu gembira setiap kali adik makan sendiri dengan lahap.

Respon Ananda; tertawa riang gembira.

Evi Marlina
Depok, 05/10/2020
05/10/2020 14:28:14

#harike-5 
#tantangan15hari 
#zona2kemandirian 
#pantaibentangpetualang 
#institutibuprofesional 
#petualangbahagia

Referensi

https://www.verywellmind.com/autonomy-versus-shame-and-doubt-2795733
https://www.parents.com/toddlers-preschoolers/development/growth/when-do-toddlers-start-self-feeding/
https://www.motherforlife.com/child/3-to-5-years-old/development/learnings/3998-8-tips-to-stimulate-your-child-s-autonomy.thtml
https://www.psychologynoteshq.com/erikson-stages/
https://yourkidstable.com/teach-your-child-to-feed-themselves/
https://www.mamanatural.com/baby-led-weaning/


No comments: