Reminder

"Beri aku pelajaran TERSULIT, aku akan BELAJAR" Maryamah Karpov

Wajahku sujud kepada Allah yang menciptakannya, dan yang membuka pendengaran dan penglihatannya

Dengan daya dan kekuatan dari-Nya, maka Maha Suci Allah, Sebaik-baik pencipta

(Tilawah Sajadah)

Monday, November 17, 2014

Ialah Putra Tukang Batu yang Menawan

Sore hari waktu Turki. Matahari baru saja akan merampungkan tugas mulianya. "Demi malam apabila menutupi (cahaya siang)." (Q.S. Al-Lail :1)

Bismillahirrahmanirrahim..

Dan ia adalah "hanya" seorang putra dari tukang batu...

Meski demikian proyek-proyeknya menyejarah, melegenda sepanjang abad. Menembus dari satu generasi ke generasi. 

Siapakah ia? Ia terlahir dengan nama Joseph di Kaisariya, Anatolia. Yang Henry Matthews sejarawan arsitektur terkemuka Washington State, menyandingkan ia bersama Brunelleschi Italia, pun Michelangelo.

Betapa mengagumkannya menjadi muslim yang cemerlang. Membangun sejarah yang tiada rapuh oleh zaman. Mimar Sinan, sang guru arsitektur kebanggan Islam. 

Ketika kecil, ia adalah seorang kristen. Ia bercita-cita besar,bersekolah di imperial Enderun College, di Istana Topkapi. Sayang sekali ia tidak diterima di sekolah itu. Semangat belajar dan daya juang yang tiada berkesudahanlah yang mengantarkan ia belajar di Ibrahim Pasha School, Grand Vizier Ibrahim Pasha. Mimar Sinan, kecerdasan yang tiada tara. Serta kemauan yang besar telah menjadikan ia hanya dalam kurun waktu 3 TAHUN, menjadi seorang arsitektur muslim berbakat. Menyejarah!!!

Karyanya! Dan duduklah kita dengan pandangan kagum yang tiada berkesudahan. Ketelitian, kemegahan, keindahan, kejayaan adalah simbol kejayaan Islam. Masjid Selimiye di Edirne, dibangun atas perintah Sultan Selim II, tercatat dalam SITUS WARISAN DUNIA, UNESCO 2011.

Demikian pula Master PIECE-nya Masjid Süleymaniye di Istanbul. Menjadikan ia sebagai ARSITEK MUSLIM TERBESAR periode Ottoman. Sinan, juga dipercaya memimpin korps infanteri perwira, memimpin pasukan kaum muslim menaklukkan Austria. Kecerdasannya dalam arsitektur hingga ia tercatat sebagai penembak jitu, mengetahui struktur TERLEMAH dalam MERUNTUHKAN bangunan lawan!

Karya Mimar Sinan, tidak terhitung. Tidak hanya bumi Turki saksi atas harum yang tiada luruh. Ia telah membangun dan mengawasi 476 bangunan. Tercatat TIDAK KURANG dari 196 bangunan adalah buah fikir dan karya besarnya yang bahkan terhitung 5 ABAD hingga saat ini, pun masih berdiri KOKOH. MEMBANGGAKAN!!

50 TAHUN! Adalah curah fikirnya dalam MEMBANGUN Kerajaan Utsmani. Inilah DEDIKASI**

3 AMAL yang tiada terputus hingga AJAL terpisah dari badan; salah satunya Ilmu yang Terus Mengalir. Mimar Sinan, dari ABAD ke ABAD. Tiada PUNAH! Segala puji HANYA bagi Allah.

Ia HANYALAH putra dari seorang tukang batu.
yang SUNGGUH betapa menawan.

Semoga Bermanfaat. Kebenaran hanya milik Allah.
#Dari berbagai referensi

Sakura RT, Turki 12 Mei 2014
(Tuntas pukul 22:26)
disampaikan pada kulsap MJR SJS MITI Mahasiswa


Sunday, November 9, 2014

sesuatu yang PASTI!

Dan masjid-masjid ramai dengan cahaya lampu yang lebih terang dan semarak. Harum santan dan gulai nangka mengepul dari setiap dapur yang biasa disebut pawon. Anak-anak tanpa sendal berlomba-lomba meledakkan mercon, meski berbahaya tapi tetap gembira jua. Ini hari besar, pasar-pasar desa riuh, tumpah. Meski terdengar tak punya uang namun panci harus harum santan, atau ada ikan asin goreng dan rebusan terong daun ubi atau apalah seminimal menu. Sekali lagi ini hari besar!

***
Selamat kepada pejuang Ramadhan, meski ada kesedihan sungguh sedemikian cepat waktu berlalu, menyambut petang hari ini dan malam sudah akan berganti takbir, tak ada lagi menu shalat tarawih selama 11 bulan kedepan, menu kurma pembuka iftar, kolak ah..mengapa semua menjadi kisah "menu." Entahlah..waktu cepat berlalu menjemput senjanya.

Menyambut syawal setelah bermesra Ramadhan adalah seperti kisah pelepasan ibu dan anak di airport provinsi, atau kakak dan adik di terminal bus dalam tema merantau, atau yang lebih melankolis seperti bait lagu "stasiun balapan" agaknya bisa mewakili maksud perpisahan Ramadhan ini pada para kekasih pemburu 1000 bulan. Semoga tidaklah lucu kedengarannya.

Apa pun bentuk judulnya, tetap saja tema "perpisahan" itu menyimpan gumpalan rasa-nya- sendiri. Siapalah kita yang tidak akan menangis menghadapi perpisahan, bahkan Rasul pun bersedih saat Ibunda Khadijah berpulang, Fatimah menangis dalam sedu saat Rasulullah SAW, sang Ayahanda wafat melepas fana.

Kematian adalah pasti. Memanggil apa pun  dan siapa pun bernama makhluk. Menjadi pemisah antara jiwa-jiwa, suami dan istri, ibu dan anak, paman dan keponakan, ayah dan putra, guru dan murid, bahkan semut pada kehidupan itu sendiri. Tiada yang kekal dalam kehidupan ini, sesingkat pertemuan seminggu, dua minggu, dan bulan-bulan lalu saat tanpa sengaja kita bertemu dalam setoran membaca Al-Qur'an. "Kullu nafsin dzaaiqotul maut" Sungguh setiap yang berjiwa pasti akan mati. Maka seumpama menjemput syawal meski berduka meninggalkan Ramadhan namun kesyukuran menjumpai Rabb di hari yang besar adalah hakikat "rasa" setelah melepas perpisahan itu. Allahu 'alam bishowwab. Minal 'aidin wal faidzin. Taqobballahu minna waminkum, wataqobbal ya kariim.

Wassalamwrwb. 
Sakura Romawi Timur
EM Singkut, 27 Juli 2014
(Senja di Penghujung Ramadhan) Selamat Idul Fitri, Barakallahulakum.
disampaikan pada Kulsap MJR-SJS MITI Mahasiswa Edisi Ramadhan.

it is my CROWN ^_^

Di suatu pagi yang cerah, pada sebuah tahun berdirilah di depan cermin seorang mahasiswi baru. Lamaaaa sekali. Itu adalah hari yang spesial di penghujung semester dua, hari pertama kalinya ia memutuskan berhijab "sedikit banyak" berbeda dari hijab biasanya. Rasanya campur aduk, antara yakin dan juga takut. Itu adalah hari yang cemas dan lag-lagi spesial. Mendebarkan! Karena untuk pertama kalinya ia mengambil keputusan yang demikian penting bagi kehidupan yang panjang. Teringat semuanya, baju-baju yang cantik dan masih baru, celana panjang hadiah dari ibu, juga model jilbab terbaru yang baru saja dibelikan kakak. Tentu saja, itu sungguh mencemaskan. AND finally beutiful hijab is my choice. Thank you Allah, and everything is okay alhamdulillah. 

Sakura RT, 9 November 2014 (di meja belajar tercinta)
#SerialNotes — senang sekali , di Ankara Besevler.



tentang WAKTU!

"Dan sebutlah Tuhanmu sebanyak-banyaknya serta bertasbihlah diwaktu petang dan pagi hari." (Q.S. 3:41)

LÜTFEN! Tolong!
Lütfen! 

Dengan memasang wajah memelas aku menggedor pintu bis depan. 

Orang di dalam menggeleng. Pertanda penuh.

Dor, dor, dor..
Lütfen! Terpaksa diri ini kembali menggedor pintu dan berteriak lagi, memelas dengan mengacungkan satu jari telunjuk, yang bermakna -satu saja- SADECE BEN, Lütfen! Tolong beri tempat, satu saja untuk saya.

Nyaris putus asa. Hingga pintu terbuka. Girang tentu saja dan segera masuk. Meski penuh dan sesak, berdesakan dan bayarnya lebih mahal, karena menggunakan bis tanpa indirim (discount for students). Bisa saja menggunakan bis indirim, dengan syarat bisa terlambat 15-20 menit dari waktu ujian. Ah begitulah berharganya waktu meski satu detik sekali pun. Rela berdesakan dan membayar dua kali lipat lebih besar.

**
Berharganya waktu. Semua pasti setuju. Alam juga demikian, betapa patuhnya dia dengan waktu. Perhatikan dikala pagi, "nanti saja ya Allah siangnya. Masih ngantuk."

Namun, pagi dengan gembira mentaati waktu tibanya, datang dengan tenang menyibak gelap, mengungkap terang dengan setia. Tampaknya sederhana sekali cara ia mencintai tugas dan kewajibannya. Lalu berangsur menyudut senja dan malam pun datang menunaikan tugasnya sesuai waktu tibanya. Semua berhitung, menjaga waktunya dengan tunduk, tak perduli gerhana, bencana, pecah hujan, gemetar lautan, atau pun bila seluruh manusia meminta agar diperpanjang waktu siang atau malamnya, tetap sajalah tiada yang bisa mencegah kehadiran "waktu tibanya."

WAKTU! ⏰
Seperti lorong kisah saat kita berhitung dan berlomba lari di lapangan sekolah, semasa kecil. Pak guru bilang, juaranya adalah Ihsan, atau Budi, atau Hasan. Dan ternyata bukan kita, meski secepat peluh dan kecepatan. Ternyata "ah" hanya perbedaan detik saja kita tidak jadi memeluk piala lomba lari itu. "Bila saja, kita berlatih lebih tekun, lebih jauh, lebih...ini dan ini, dan...tinggalah waktu "penyesalan" yang tersisa. Begitulah, sementara waktu terus berhitung, dan alam tetap dengan setia menunaikan tugas-tugasnya. Bumi berputar, hari berganti, musim berpenjar dan ayam-ayam juga terus setia membangunkan manusia dikala fajar. Tidak pernah berhenti, tidak pula mengeluh, atau protes. Sungguh setianya. 

Adalah nasihat Syaikh Abdul Aziz Bin Abdullah Bin Baz (Mufti Besar Arab Saudi) rahimahullah, dalam suatu kesempatan menyampaikan "siapa saja yang benar-benar memperhatikan Al-Qur'an al-aziz, dan sunnah yang suci serta perkataan para sahabat Nabi dan ulama-ulama setelahnya niscaya dia akan dapat mengetahui betapa pentingnya menjaga waktu. Dan betapa semangatnya para sahabat Nabi dan ulama-ulama setelahnya dalam hal penjagaan waktu.

Monday, November 3, 2014

sebuah Nasihat Penyejuk

sumber foto: gugel

...ada suara detik jam yang dengan tekun menyimak hari. Dan milyaran manusia berlari menyongsong menit. Langit dengan matahari yang bergerak menaiki bukit dan dengan tenang merunduk menuruni lembah-lembah (bukan tentang serial ninja Hatori lho ya). Ada embun nasihat dari langit di ujung sana yang selalu istimewa menduduki ruang hati. "Janganlah lalai" (Sakura RT, Cathar Haramain 03 Nop 2014 - Autumn episode kali ini).


Saturday, November 1, 2014

Rehat yang sesungguhnya.



"Istirahat sebenarnya hanya di surga." Kotaku hujan, sejak pagi-pagi sekali pada setiap semai hari Jum'at yang berkah. Sepasang pesan dari langit di ujung sana, yang berjarak milyaran kilo, berdinding udara berderajat itu, dan ia sampai di kedalaman hatiku. (Cathar Haramain, Ankara di penghujung hujan bulan Oktober 2014)

Rantau Matahari Live Streaming Bilik Sastra VOI RRI

Dear teman-teman Nusantara, alhamdulillah in sha Allah pekan ini cerpen saya akan diudarakan dalam program Bilik Sastra VOI RRI. Minggu, 2 Nopember 2014 Pukul 13:10 WIB - 08:00 Turki. ikut menyimak yaa. 
"RANTAU MATAHARI"
Live streaming http://id.voi.co.id

Jazakillah, Teh Pipiet Senja 
Kejutan di tengah tugas, UTS dan amanah. FLP Turki Semesta Menulis

“Lihat itu...” Aku menunjuk sebuah awan. Teringat novel Ahmad Fuadi, Lima menara. Bulat-bulat mata mereka mengekor arah ujung jari telunjuk tanganku, memandang langit. “Awan yang biru di sebelah sana itu peta Turki, ada bulan dan bintang. Nah ammah, besok akan belajar di sana insha Allah.” Jelasku. Meski aku sendiri gemetar dengan ucapanku sendiri. Pasalnya daftar tes beasiswa saja belum. (kutipan cerpen)