Reminder

"Beri aku pelajaran TERSULIT, aku akan BELAJAR" Maryamah Karpov

Wajahku sujud kepada Allah yang menciptakannya, dan yang membuka pendengaran dan penglihatannya

Dengan daya dan kekuatan dari-Nya, maka Maha Suci Allah, Sebaik-baik pencipta

(Tilawah Sajadah)

Friday, March 28, 2014

Rindu emak, bapak

adakah bahasa yang tidak terjamah senyawa, ialah bahasa kerinduan...

semoga Allah ganti dengan pertemuan yang lebih baik in sha Allah. Rindu buat Emak dan Bapakku di kampung halaman sana, ternyata di dunia yang sudah secanggih ini, tidak pula cukup menjadi jawaban pemecah jarak bermil-mil ini. Selama ini skype fesbuk adalah satu-satunya alat komuniaksi yang paling bisa aku harapkan. Karena akun software skype jarang terpasang di warnet kampung. VOIP yang hilang timbul. Kali ini tidak ada suara apa pun yang aku tangkap dari sana...

Dan bila pun fesbuk di Turki kelak di tutup tidaklah mengapa, aku sudah siap in sha Allah. Akan terus aku pecahkan rinduku ini dalam setiap doa dipenghujung sujud malamku!!!

#buat Bapak dan Emakku, di sudut perkampungan yang PLN nya ngadat disepanjang tahun.
 — baik-baik saja , di Ankara Besevler.

semua Surat Istimewa


30 menit yang lalu. Aku baru saja terseok dalam kantuk. Merebah sejenak di ranjang sofa ketika di sofa depanku teman Turki tetangga Kat blok kamarku sudah duduk memelas. "Oh Jam berapa sekarang." Sambutku memicingkan mata, sorot lampu kamar samar masuk mengenai retina mata. "10 menit lagi akan dimulai, tolonglah Hanifa. Aku sangat berharap kamu yang membaca Qur'an lagi malam ini." Kata teman Turki didepanku ini. "iya, aku segera kesana." Jawabku sambil terhuyung. Dengan menyeret kantuk aku paksakan kaki. Memsang jilbab langsungan. Seperti sebuah agenda rutin. Malam Jum'at teman-teman asrama membuat acara mendengarkan membaca Al-Qur'an. Nyaris setahun setengah tinggal di asrama, dan mereka seperti menjadi pendengar rutin yang setia. Biasanya serampung membaca Qur'an aku pamit kembali ke kamar.

***
Di musola.
Masih sepi. beberapa mahasiswa Asrama Gazy tengah shalat. Aku kembali merapat ke dinding. Ngantuk berat. Menyempatkan membaca materi kuliah sejenak di handphone. Lalu "Hanifa Kamu baca surat Al-Fatih ya." Suara dari teman Turki yang tadi membangunkanku. Aku menoleh mencari suara. "Kenapa kamu selalu minta surat Al-Fatih." Tanyaku padanya. "Hee...sebenarnya tidak apa-apa si." Dalam hatiku. Hanya saja aku tidak mau menjadi pengkultusan sebuah surat yang dihubungkan dengan sejarah penaklukan Konstant.
"surat itu sangat khusus." Jawabnya. 
"Semua surat dalam Al-Qur'a'n itu khusus dan istimewa." Jawabku. 
"Kamu mau baca yang mana?" Tanyanya. Aku tersenyum menatapnya. Biasanya teman Turki itu saklek. Tapi sekarang di asrama ini, semua menjadi begitu menyenangkan. Teman-teman yang baik dan mereka adalah keluarga terdekat.

Di dalam mimpi aku melihat, bermimpi melihat ibu.
Di dalam mimpi aku melihat, mencari ibu...

apa hubungannya..

Sakura RT Ankara, 27 Maret 2014
 — di Gazi Kiz Ogrenci Yurdu.

Rindu Rumah #CKH #eh...

Foto ini diambil dipenghujung mendekati akhir tahun 2012 bersama adik2 TPQ di kampung halaman, Singkut,sebuah kecamatan yang terletak di ujung Jambi, dekat wilayah Sumatera Selatan, Musi Rawas. Setiap sore dari pukul 13:00 WIB dari sampingrumah pasti ramai suara mengaji, dari teras sederhana rumah Lek Tandir, tetangga di samping rumahku, guru mengaji di desa yang anak-anaknya juga bagus sekali suaranya kalau mengaji. Adik-adik mengaji meski hanya di teras rumah, tekun setiap sore sampai setelah shalat ashar. Mengajinya bagus, bertajwid dan berirama. Hal yang menjadi alasan mengapa kampung halamanku selalu aku rindukan adalah ini. Kalau fotonya diambil sekarang in sha Allah simbol tangannya akan berbeda lagi kali ya, hee..


AYKTM #Apapun Yang Terjadi Kami Tetap Mengaji #CintaKerjaHarmoni dari Turkey
Sakura RT Ankara, 24 Maret 2014
 —rindu rumah .

Thursday, March 20, 2014

dan Energi itu...

Marmara, Istanbul

Sebaris matahari datang lebih pagi. Dan aku menikmati terbangun dalam gelap. Menjejaki ribuan kata dalam tumpukan buku. Penat! Tentu saja...Tapi untuk saat ini apakah yang bisa aku pilih selain menikmati dan menyusuri ribuan pages buku-bukuku. Kepada camar Marmara, sampaikan maafku pada langit di benua sana ya, jika letupan barisan huruf yang membanjiri dinding kotak kecil benua itu selalu membuat ribut dan krusuk-krusuk ndak karuan.

Pagi ini sepaket rindu menuangkan semua dalam catatan harianku ini tumpah bersama riuh kota. Gegap waktu bersamaan dengan lingkaran waktu yang aku tidak bisa lagi berkompromi dengan coklat. Aku kembali menjenjaki duniaku, dalam rimbunan buku-buku kuliah yang selalu mampu membuatku bergembira. Membawa terbang fikiran, membayangkan menjadi sosok profesor muslimah masa depan, aamiin in sha Allah. ** lebay, geje, hee... Meski tidaklah berlebihan dengan cita-cita itu. Ini bukan tentang sepotong hasrat yang singgah sebentar. Seperti kata jendela benuaku di ujung negeri sana itu, aku yang banyak maunya, banyak ini dan itu. ndak jelas dan ndak pula menentu. Bersemangat satu dua tiga dan hilang, clingsssz :p. Sepertinya ini baru satu halaman betapa hidup memang bak berselancar di atas ketidak pastian. Merengkuh satu matahari, sementara di tangan kanan menggengam bara api. Paling tidak ada catatan yang aku tidak bisa sampaikan di halaman lembaran catatan harianku ini. Cukuplah Allah yang tahu. **seriuss amats, uhuks.

Dear catatan harianku,
Lihatlah Sakura bermekaran di kotaku. Aku tahu semua keluarga dan saudara di kampung halaman akan gembira menyimak kisahku. Menjadi pendengar yang setia. Itu selalu menyenangkan. Pagi ini dengan selaksa cita aku songsong matahari waktuku. Untuk Bapak dan Emakku. Yang sekali lagi, sosok yang telah membuatku berdiri dan sampai hingga hari ini. Untuk keluargaku, sanak saudaraku. Semoga semangat yang terpendar dari energi terbaik ini sampai pada kalian di sana. Sampai kepada murid-murid rimbaku di pedalaman. Sampai kepada teman-temanku di tanah air, sampai kepada adik-adik kecilku di kampus dan asrama, dan sampai pula kepada siapa pun yang memiliki semangat yang hidup dan cita-cita yang terus menyala...Lihatlah, matahari kotaku berpendar warnanya. Luas dan memenuhi semua sudut kota. Pendar hangatnya adalah energi cita-cita yang tak akan pernah pudar. Energi dari Yang Maha Pemberi Kehidupan...

Bismillah. ALLAHU AKBAR!!!

Sakura RT, Ankara 20 Maret 2014


Saturday, March 15, 2014

2nd Book #Bunga Rampai 5 Negeri



100 TAMU PENTING #GIPI2014 JOGJA
GEBYAR INOVASI PEMUDA INDONESIA

Adalah the First Reader karya 
"Bunga Rampai 5 Negeri" catatan kecil Pemuda Merah Putih.
Buku ini ditulis sejak Desember-Maret 2014.
Sekumpulan bunga rampai dari budaya yang beraneka.
Dari 5 Negeri yang terbentang semesta

**Jerman Yuda Achdiyani 
**TURKI Evi Marlina Al-ardvici Kreatif (saya sendiri)
Persembahan Miti KM - MITI LN
(Masyarakat Ilmuwan dan Teknolog Indonesia Luar Negeri)


#Alhamdulillah, ini merupakan buku saya yang ke-2 yang saya tulis bersama rekan-rekan saya di MITI LN, setelah terbit beberapa bulan lalu buku kumpulan cerpen bersama teman-teman FLP Wilayah Jambi. Semoga yang sedikit ini bermanfaat. In sha Allah. Info pemesanan buku http://miti.or.id/bunga-rampai-5-negeri/ 

NB: Hasil penjualan buku ini dipergunakan untuk kegiatan pengembangan Pemberdayaan Masyarakat yang merupakan salah satu fokus program Community Development MITI Mahasiswa. Program pemberdayaan ini telah menelurkan beragam pengembangan kewirausahaan masyarakat. Info lanjut http://miti.or.id/

Sunday, March 9, 2014

contoh surat referensi Beasiswa


Dear para pemburu Beasiswa Turki. Semoga berkah. Saya coba cari di notbuk saya. Berikut contoh surat referensi saya sewaktu mendaftar dulu.Saya menyertakan 3 buah surat referensi. Surat ini sifatnya sangat rahasia (rahasia kok dibongkar) #hee lebay :D 3 surat referensi saya tahun lalu berasal dari 1. Dekan Fakultas 2. Rektor Universitas 3. Pembimbing Akademik. Masing-masing memiliki spesifikasi yang berbeda-beda.

Dalam surat referensi ini biasanya ada beberapa kondisi. 1. Ada yang pemberi referensi yang memberikan isinya dalam amplop dan kita hanya menerima 2. Kita berdiskusi bersama dosen (pemberi referensi). Untuk kasus saya, kami duduk dan berdiskui bersama. Ada banyak contoh surat referensi di gugel kalau kita searching. Saya dulu termasuk yang searching dari gugel :D contohnya. Dan sebuahcontoh dari senior.

Mintalah surat rekomendasi dari dosen yang benar-benar telah mengenal kita dengan baik. Sehingga akan menjiwai isinya dan benar-benar bisa mewakili diri kita. Dan surat rekomendasi dari Pembimbing Akademik menjadi poin utama yang mampu menjelaskan kita secara keseharian. Dulu saya sampai 2 lembar :D hee...berikut contoh surat rekomendasi dari Dekan Fakultas saya ketika mendaftar. Semoga bermanfaat dan buatlah surat rekomenadi yang TELLS it yours...Semoga Allah mudahkan. Aamiin sha Allah. Ganbatte Kudasai!!!

NB: Jangan lupa sertakan alamat emali dan no telp pemberi referensi di bawah paraf stempel.
Jambi University- Indonesia
(dibwahnya email dan no telp)

Wassalam.
Sore hujan di Ankara
Sakura RT 09Maret2014 

Monday, March 3, 2014

Notes 99 #Kakek dan Hujan..

Kakek dan Hujan..
***

"Kakek mengapa engkau mencintai hujan?" Tanyaku pada kakek di suatu sore. 

Kakek yang berwajah putih bersih, dengan baju dan peci putih kesukaannya itu menatap wajahku. "Kakekku tampan." Kagumku dalam hati. 

"Kamu tahu mengapa kakek mencintai hujan?" Kakek berbalik bertanya padaku. Aku masih dengan diam memandang kakek dengan ketakjubanku pada wajahnya yang teduh, tenang, bersahaja. Aku menggeleng.

"Hujan selalu mengingatkan kakek pada air dikedua matamu. Matamu berbinar teduh, seperti air hujan yang mengalir. Meneduhkan, berlari cepat, secepat tumit dikedua kakimu." Ucap kakek padaku.

Aku tidak tahu apa artinya itu. Tapi kalimat kakek indah sekali. Hatiku juga dipenuhi hujan, sejuk dan riang sekali mendengarnya. Sore itu aku memeluk kakek untuk yang terakhir kalinya disepanjang hidupku.

Sakura Romawi Timur, Ankara 3 Maret 2014
(TePaR) ‪#‎LifeIsJourney‬ ‪#‎Notes‬ for alm. eyang kakung

**Ket Foto : Kakek tua penjual tisu yang tidak bisa melihat, berjualan ditengah hujan. Sore tadi.."Kakek HEBAT!"

Sunday, March 2, 2014

Haramain #Dan kita benua itu..

Doc. Pribadi, Marmara Istanbul

Riuh camar kota adalah irama bait jiwaku. Ah...kota ini, selalu mampu membuatku menyimpan melebihi 1001 tanya. Suatu masa pada sebuah pagi, deru ombak bilang padaku, "suratmu sudah sampai dinegerimu," itu adalah kabar terbaik disepanjang pagiku. Saat aku duduk di bawah Bhosporus, memandang Asia, cahayanya lebih mirip matahari sebuah benua. Disana...

...nampak keramaian yang teratur, lalu lalang manusia dengan tertib melompati dermaga Uskudar. Matahari sejuk malu-malu menghangatkan. Aku sejenak terpikir untuk menyebrang kesana, memandang dengan pandangan terbalik. Akankah kudapati rasa yg sama jika ku memandang daratan Eropa ini dari arah sana..

Dermaga kotaku selalu bilang, melaju lajulah jiwamu, melaju lajulah asamu, melaju lajulah cita dan tekadmu. Ada kalanya suratmu mungkin tak terbaca Asia, tapi deru huruf yang engkau tahtakan dengan tintamu adalah ruh yang akan terus menerus hidup." itu sungguh suatu pagi yang menakjubkan. Dermaga kota membawaku berlayar menjangkau luas samudera Marmara, Dan aku duduk di sudut perahu memainkan pandangan pada riak2 ombak yang hidup, memandang matahari yang bergerak naik. 

Pecah...! 
Rinduku. 
Disana...

Ada lintasan di benakku tentang tanah ini, tentang jatuh bangunnya entitas manusia pada sepotong masa. Ada darah yang tertumpah, ada airmata yang mengalir, ada peluh yg membanjir, ada cinta yg mengembara, semuanya bersenyawa dg kecantikan dan kehangatan udara yg kuhirup, angin yg membelai, camar yg berlarian, serta pemilik sepasang mata indah dengan warna berbeda yg selalu duduk manis merayu siapa pun yang berlalu...

Ah...kotaku. Pecahkan rinduku pada Asiaku. Mendudukan hati pada Eropaku. Menerbangkan cita pada sebuah benua. Pemilik langit energi semesta. Hingga pertemukan aku pada sebuah suara. Hatiku tak bergeming saat pertama kali mendengarnya. Di atas dermaga Marmara. Pagi itu matahari seperti sangat dekat padaku dalam hangatnya. Lalu bilang "sambutllah, hijaiyah pagi ini menyapa langit benuamu."

(Sakura RT dalam Cathar, Ankara 17 Februari 2014)

#Notes 99 #Kisah tentang tisu

Melihat kakek tua itu. Membayangkan kalau kakek tua itu adalah Bapak #sungguh...

Teringat dengan tisu dan pena macet saya. 

Alkisah saya punya tisu yang jumlahnya banyak sekali. Semua kebutuhan mengelap terpenuhi dengan tisu itu. 
Tisu itu saya beli dan kumpulkan sudah sangat lama, sejak pertama dtg ke turki. Tapi sampai saat ini seakan tidak habis-habis. Dan seperti tidak pernah ada habisnya. Silahkan ambil siapa yg butuh tisu. Saya letakkan tisu itu di dekat buku. Silahkan ambil siapa yg butuh.

**tisu dri paman tua tuna netra, saya membelinya rutin 2/3 hari sekali. satu-satu...sampai jumlahnya banyak sekali.

#Hee...sekitar bberapa hari yg lalu saya menangis terharu. 

Karena mengejar tugas, skitr seminggu lebih saya tidak smpat mampir membeli tisunya. Berlari terburu2. Padahal lewat terus didepan tempat biasa sang Paman tua berjualan. smp suatu sore, saya mampir dan menyapa paman itu. Bermaksud membeli dua buah tisunya.

"Abla bagaimana kabarmu" Tanya sang paman tua. Sudah lama sekali saya tdak melihat abla, apakah abla baik-baik saja (pdahal dia tdak bisa melihat).

Deg!!

Paman netra yang baik hati. Dalam hati saya, terenyuh. Haru.

"Abla dri mana negaramu?" Tanyanya lagi.

"Indonesia." Jawab saya.

"Orang Indonesia sungguh sangat baik sekali hatinya." Jawabnya.

"Ambillah tisu ini untuk abla. Sebuahnya sebagai hadiah." Ujar sang Paman.

saya : ...(hiks) sungguh terharu **terbayang kampung halaman...

Pesan saya terhadap diri saya hanya satu sepanjang jalan : selagi masih mampu berbelanja dengan penjual "tanda petik" belanjalah disana dan senangkanlah hati mereka...

**sepanjang hidup - sepanjang kehidupan saya.

Sakura RT, Ankara, 26 Februari 2014

#Belajar dari Turkey - Negeri 1001 Pelayanan

**Hobi, minat dan bakat

Saya sering memperhatikan sekolah-sekolah di Turki yang menyediakan sekolah khusus. Hobi, salah satunya adalah Spor Okulu "Sekolah Olah Raga -Sepak Bola." Saya fikir di Indonesia juga ada, meski keberadaannya tidak semenjamur seperti di Turki. Catatan khusus saya dalam hal ini adalah, perhatian khusus yang diberikan pemerintah Turki terhadap pemenuhan pelayanan pengembangan potensi diri, hobi, bakat dan minat para generasinya.

Ada hal menarik yang selalu menggelitik fikiran saya beberapa bulan terakhir ini berkaitan dengan sekolah sepak bola, meski mengenai sistem administrasi dan hal detail tentang sekolah hobi ini saya belum memiliki data khusus. Poin utama dalam hal ini adalah saya menggaris bawahi bahwa pemerintah Turki sangat konsen pada pelayanan pengembangan hobi, minat dan bakat.

Tentu saja hobi, minat dan bakat adalah satu komponen berantai yang saling berkaitan. Saya belajar dari Turki bagaimana pemerintah memenuhi kebutuhan komponen pengembangan diri bagi anak-anak, remaja, dewasa pun para lansia. Selalu menarik untuk dipelajari adalah bagaimana pelayanan itu dikemas, diberikan secara rapi dalam sistem yang teratur. Salah satu contohnya  adalah kelas-kelas kursus gratis yang diberikan tidak hanya dari pemerintah akan tetapi juga yayasan-yayasan sosial Turki.

Kelas kursus gratis yang diberikan oleh pemerintah ini berupa program-program pengembangan hobi, minat dan bakat, seperti kelas kursus bahasa Asing, membaca Al-Qur'an, beragam olah raga, musik, melukis, seni suara, teater, dan banyak lainnya. Kegiatan belajar ini ditawarkan di setiap asrama-asrama pemerintah dengan mendatangkan guru-guru ke setiap asrama. Kegiatan belajar pun diberikan dalam waktu yang cukup intensif, 2-3 kali dalam seminggu. Dengan demikian mereka (para remaja) khususnya memiliki tempat yang cukup dalam mengisi hari libur atau waktu senggang. Lebih jauh dari itu mereka memiliki tempat dalam mengembangkan diri, beraktualisasi dan membangun potensi.

Tentu saja kondisi ini akan sangat berpengaruh positif terhadap kondisi kesehatan psikologi perkembangan mereka, karena kegiatan penyaluran hobi ini mampu mengurangi stress, depresi dan hal-hal lain yang menjadi pemicu kondisi kritis masa perkembangan. Maka sangatlah tepat pelayanan terhadap hobi, minat dan bakat ini menjadi titik perhatian pemerintah Turki. Tentu saja bukan...^^

(Evi Marlina, Ankara 02 Feb '14)