Reminder

"Beri aku pelajaran TERSULIT, aku akan BELAJAR" Maryamah Karpov

Wajahku sujud kepada Allah yang menciptakannya, dan yang membuka pendengaran dan penglihatannya

Dengan daya dan kekuatan dari-Nya, maka Maha Suci Allah, Sebaik-baik pencipta

(Tilawah Sajadah)

Tuesday, February 28, 2012

Nasyid2 Pembakar "Galau"

Ya Rabb, hamba sedang berjuang mengalahkan diri hamba pribadi. Kemalasan, banyak beralasan dan hal-hal kecil yang bisa melalaikan. Bimbing hamba ya Allah, demi menjemput cita-cita hamba. Kuatkan hamba ya Allah. Kuatkan! Kuatkan! Kuatkan! Bismillah...

Masa Muda, munsyid : edCoustic

Masa muda usiaku kini
Warna hidup tinggal kupilih
Namun aku telah putuskan
Hidup diatas kebenaran

Reff :
Masa muda penuh karya untukMu Tuhan
Yang aku persembahkan sbagai insan beriman
Mumpung muda ku tak berhenti menapak cita
Menuju negeri syurga yang nun jauh disana

Kini jelas tiap langkahku
Illahi jadi tujuanku
Apapun yang aku lakukan
Islam slalu jadi pegangan

Ya Allah hamba takut, tanpa sengaja aku baca ini pagi ini bintang, aku takut dari sifat kelalaianku. Sengaja aku copas tulisan itu di sini.

BAGAIMANA HILANGNYA HAFALAN AL-QURAN KARENA MUSIK

oleh Taman orang-orang sholeh pada 25 Desember 2010 pukul 1:21 ·
Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan  sahabatnya.

Kisah ini adalah kisah berharga yang kami tujukan bagi para penghafal Al Qur’an. Terserah ia adalah penghafal qur’an yang kaamil (sempurna), atau hanya 10 juz, 5 juz atau bahkan beberapa surat saja.

Ia adalah seorang yang Allah telah beri nikmat untuk menghafalkan Al Qur’an sejak kecil. Ia sudah menghafalkannya dengan tertancap mantap di dalam hati. Sampai katanya, ia tidak pernah melupakan satu ayat pun dalam bacaannya dan hafalannya. Dan ini sudah dikenal oleh guru dan orang-orang sekitarnya.

Suatu waktu, ia berpindah ke negeri lain untuk bekerja. Di sana ia tinggal bersama beberapa orang ikhwan dan sahabatnya. Beberapa hari berlalu, beberapa temannya menyetel kaset yang berisi lagu-lagu sehingga ia pun mendengarnya. Pada awalnya, ia enggan memperhatikan musik tersebut. Bahkan ia sendiri menasehati teman-temannya akan terlarangnya musik. Namun apa yang terjadi beberapa waktu kemudian? Perlahan-lahan, ia terbuai dengan musik. Bahkan ia pun mendengar bagaimana senandung indah dari musik tersebut. Ia dan teman-temannya sampai-sampai mendengarkan musik tersebut sepanjang malam hingga datang fajar.

Hal di atas berlangsung selama tiga bulan lamanya. Setelah itu, ia kembali ke negerinya. Suatu saat ia shalat. Setelah membaca Al Fatihah, ia membaca surat lainnya. Apa yang terjadi? Ketika itu ia tidak mampu melanjutkan bacaan selanjutnya dari surat tersebut. Ia pun mengulanginya lagi setelah itu, ia pun tidak bisa melanjutkannya. Hingga ia menyempurnakan shalatnya. Setelah itu ia membuka mushaf Al Qur’an Al Karim dan mengulangi ayat yang tadi ia membaca. Ia pun mengulangi bacaan ayat tadi dalam beberapa shalat. Yang ia dapati seperti itulah. Setiap kali ia mengulangi hafalannya, ternyata sudah banyak ayat yang terlupa.

Setelah itu ia pun merenung. Ia memikirkan bagaimanakah dulu ia adalah orang yang telah hafal qura’an dengan begitu mantap. Namun sekarang banyak yang terlupa. Ia pun akhirnya menangis tersedu-sedu. Ia kemudian menunduk pada Allah sambil menangis. Ia menyesali dosa, segala kekurangan dan kelalaian yang ia lakukan. Ia betul-betul menyesali bagaimana bisa lalai dari amanat Al Qur’an yang telah ia emban. Ia pun akhirnya menjauh dari sahabat-sahabatnya tadi. Ia kembali mengulang hafalan Qur’annya siang dan malam dalam waktu yang lama. Ia pun meninggalkan musik. Ia akhirnya benar-benar bertaubat pada Allah. Namun usaha dia untuk mengulangi hafalan saat itu lebih keras dari sebelumnya

Benarlah kata penyair Arab:
Jika engkau diberi nikmat, perhatikanlah
Ingatlah bahwasanya maksiat benar-benar menghilangkan nikmat.
Perhatikanlah untuk selalu taat pada Rabb Al Baroyaa
Karena Rabb Al Baroyaa itu amat pedih siksa-Nya.

Benarlah kata Imam Asy Syafi’i:
Aku pernah mengadukan pada Waki’ tentang buruknya hafalaku
Maka ia pun menunjukiku untuk meninggalkan maksiat
Ia mengabarkan padaku bahwa ilmu adalah cahaya
Cahaya Allah tidak mungkin ditujukan pada orang yhang bermaksiat[1]

Benar pula kata Ibnul Qayyim:
“Sungguh nyanyian dapat memalingkan hati seseorang dari memahami, merenungkan dan mengamalkan isi Al Qur’an.Ingatlah, Al Qur’an dan nyanyian selamanya tidaklah mungkin bersatu dalam satu hati karena keduanya itu saling bertolak belakang. Al Quran melarang kita untuk mengikuti hawa nafsu, Al Qur’an memerintahkan kita untuk menjaga kehormatan diri dan menjauhi berbagai bentuk syahwat yang menggoda jiwa. Al Qur’an memerintahkan untuk menjauhi sebab-sebab seseorang melenceng dari kebenaran dan melarang mengikuti langkah-langkah setan. Sedangkan nyanyian memerintahkan pada hal-hal yang kontra (berlawanan) dengan hal-hal tadi.”[2]

Semoga jadi renungan berharga bagi kita semua, pecinta Al Qur’an dan yang ingin menghafalkannya secara sempurna atau sebagiannya.

Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat.
 
Muhammad Abduh Tuasikal
www.rumaysho.com

[1] Dibahasakan secara bebas dari Risalah “Kayfa Tahfazul Qur’an fii ‘Ashri Khutuwath”, hal. 33-34, Hasan bin Ahmad bin Hasan Hammam, Darul Hashnaroh
[2] Ighatsatul Lahfan, 1/248-249.





 

Monday, February 27, 2012

Himmah 'Aliyah

Setiap hari Senin dan Jum'at adalah agenda rutinku di RCQ [Rumah Cerdas Qur'ani]. Banyak hal yang bisa aku kerjakan disana, mulai dari menghafal atau muraja'ah hafalan, membantu adik-adik asrama memasak, membantu merapikan asrama, belajar toefl, tidur, berdiskusi dengan Ustadzah sampai bermain basket di halaman asarama, atau bila sedang lenggang dan tidak mengantuk ikut bermain di lapangan golf yang berumput hijau itu.

Pagi ini hatiku bergejolak. Minah memutuskan untuk tidak mengambil jalur sekolah formal dan meminta untuk mengambil homeschooling di RCQ, aku duduk disisi ustadzah sambil mendengarkan dia tahsin sembari menyatakan azzamnya, dia mau mengambil homeschooling di RCQ dan menanggalkan jalur sekolah formalnya. Dia berazzam akan menuntaskan menghafalkan 30 Juz Al-Qur'an dalam waktu 2 tahun. JLEB. Hatiku berkobar-kobar. Ya Allah..., aku juga harus bisa memegang minimal 4 Juz sebelum berangkat melanjutkan studi masterku di luar negeri. Ya Allah kuatkan hamba untuk mengejar waktu yang hanya kurang lebih 7 bulan. Dulu hamba berazzam bisa memegang 5 Juz sebelum keberangkatan tahun ini. Namun melihat kondisi, insha Allah 4 Juz itu harus hamba pegang sebagai pedoman merantau kelak. Bismillahitawakkaltu alaAllah..., la haula wala quwwata illah billahil 'aliyyil adziim. Bismillahi Allahu AKBAR!

Sunday, February 26, 2012

Menari Bersama Awan

Aku fikir aku hanya akan bisa melihat indahnya putih dan biru awan hanya ketika aku berada di dalam pesawat terbang. Mungkin kalo suatu saat aku bisa naik pesawat aku pasti bisa melihat indahnya bermain bersama awan. Namun kenyatannya tidak selalu begitu, bahkan aku hampir tidak menikmati indahnya awan yang kufikir terhampar lepas, karena ternyata aku hanya bisa menikmati awan kebiru-biruan itu sebatas jendela kabin pesawat. Bahkan aku terkadang tidak menikmatinya sama sekali, karena lebih sering ketiduran atau sengaja menggunnakan waktuku dalam pesawat untuk beristirahat sebelum sampai di kota A, B, C dst...hidupku benar-benar diudara dan awan.

Hingga akhirnya aku baru bisa menikmati, seperti apa menari bersama awan sesungguhnya itu. Dan itu hanya terjadi 2 hari yang lalu saja dalam hidupku. Ketika aku memutuskan untuk tidak mengikuti taklim rutin RCQ, karena aku memilih untuk tidur di asrama bersama bocah-bocah asrama dan menguntit mereka naik menyusuri pagar di samping asrama. Meski aku ragu dan berulangkali bertanya kepada bocah-bocah itu. "Uda minta izin ustadzah?" Tanyaku menggantung. Mereka serentak mengangguk dan tersenyum cerah padaku. Aku akhirnya tetap menguntit mereka.
***

Subhanallah.....................................
Tasbihku memanjang di balik pagar nan tinggi itu. Disamping gedung asrama RCQ. Aku berlari di hamparan rumput hijau. Aku belum pernah melihat ini sebelumnya. Sungguh. Sebuah hamparan rumput hijau yang menghampar luas dengan teduh pepohonan pinus yang cantik. Lalu sungai mengalir tenang dengan rumput perdu berderet di sisi sungai.

Aku berlari bersama ke empat gadis piatu yang menakjubkan itu. Juga si kecil Qayyis, Arif dan Ihsan. Kami berlari menginjak rumput yang halus dan rapi. Lelah kami berlomba lari, lalu berbaring direrumputan nan hijau. Dan disaat itulah, mataku berpendar....ALLAHUKABAR!!! Inikah langit yang biru dan putih itu ya Rabb...inikah langit yang terhampar itu ya Rabb, inikah langit yang aku impikan bisa melihat, merasakan, menikmati, menari di bawah awan nan biru-biru itu...

Ya Allah......................
Inilah langit dan putih awan biru yang aku cari selama ini
Aku menemukan damainya sore itu, 
bersama 4 gadis kecil yatim piatu...
di samping pagar tinggi di seberang wisma Rumah Cerdas Qur'ani kami...
Hatiku benar-benar menari sore itu, tidak lagi di bawah awan
namun di atas awan, bersama awan putih biru

Kaki-kaki Langit #2

Kami berlari mengejar angin pagi itu. Pecah suara awan semalam. Hujan sudah reda. Terang embun pagi nan gemilang. 8 pasang kaki langit memecah pagi sejuk. Kami menggigil dalam tawa yang renyah. Tidak mau kalah dengan embun yang basah, merayap menuju pengeringan surya. 

"Kak, jadi kito beli ayam beberapa ekor." Suara dengan tawa yang mengakak-ngakak itu menembus kegaduhan cerita ngalor-ngidul Andespen dan Ulya. Aku terdiam tak bersuara, perutku sakit sekali sejak subuh tadi. Menceret-menceret. Aku menahan perutku dan berlari duduk di depan warung kelontong Yuk Dedet. Meminta segelas jamu gendong kesukaanku. "Sama Kak Ulya, Jung." Jawabku, sambil meringis. Menahan ngilu perutku.

Kali ini aku memang sangat berhasrat sekali untuk bertemu dengan bocah-bocah dekil pedalaman itu. Aku sudah minta izin pada guru mengaji jauh-jauh hari untuk keberangkatan kali ini. Syukurnya agenda mengaji pekanan digantikan dengan ta'limat khusus, sehingga satu pesan masuk dari guru mengajiku "boleh izin Hanifa." Dan aku berseru..."Alhamdulillah..."

Perutku mulai normal. Segelas jamu wedang jahe hangat itu ternyata mampu meredam rasa sakit perutku. Ini pasti gara-gara makan sambal kemaren sore di RCQ bareng anak-anak piatu itu. Kemaren aku masak bareng-bareng sama mereka di sana. Mereka semua doyan sambel, dan aku ikut-ikutan. Namun pagi harinya, ternyata aku tak bisa mengendalikan perutku, yang terpaksa harus bolak-balik keluar masuk toilet.

Riuh celoteh bergemuruh didepan wisma tua. Aku tenggelam dengan imajinasiku. Memikirkan bagaimana mengemas minuman jamu gendong ini menjadi produk yang elegant, dan tetap sehat alami. Hingga akhirnya kami memutuskan untuk berangkat ke Senami, menyongsong tugas suci pekan ini "LOMBA MENGGAMBAR SUKU ANAK DALAM."

***
Yihuuuuuuuuiii....
Kami berseluncur menuki-nukik di jalan raya. lengan menyepi sepanjang perjalanan. No truk no sedan. lenggang melenggang sepanjang mata memandang. Kami mengusai kendali jalan. Saling berkejaran, mirip seperti lomba naik sepeda, menjungkal pelan, mengerm perlahan, menambah gas, memacu starter, memicu angin dan wuuuusssss, yihuuuuiiiii. Matahari menggelegar angkuh menerobos waktu, kami meringis, satu sama lain.

*Bersambung

Saturday, February 25, 2012

Notes; Al-ardvici Edisi Kaki-kaki Langit

Dear Bintang...
Kau tahu, 
apa makna gembira...
Bintang, aku sungguh ingin menangis haru malam ini
Kau tahu mengapa?
adalah sebuah hari yang panas, yang teriknya menari-nari di ubun-ubun kepalaku, yang gelegak laharnya menantang kaki-kak kecilku, pun kaki-kaki sepuluh pemuda yang menggetarkan itu..

Ini adalah jelajah kaki-kaki langit kami yang enatah untuk yang kesekian kalinya. Aku bahkan sudah lupa bagaimana menghitung hari-hari itu, jarum jam berlalu begitu cepat, meninggalkan sekumpulan tandan harap dalam setiap tumbuhnya. Pucuk-pucuk dahan rambutan di bukit senami itu bahkan sudah berulangkali berbuah, aku juga sudah lupa berapa kali tepatnya, terakhir kali aku menyundul-nyundul buah yang merah ranum tapi kecut-masam itu dengan bambu yang kami panggil "Genter," karena seminggu yang lalu aku sudah menyundul kembali buah yang mereka panggil dengan nama "Buah Dekat"...

Bocah-bocah rimba yang sudah berbaju itu meremas hatiku. Mengatakan lewat gambar-gambar polosnya yang semrawut di atas kertas putih. Membuat tarikan-tarikan bebas tanpa batas, melentur dari satu bukit ke bukit lainnya, menukik dari satu pintu langit ke pintu langit lainnya. Mengetuk-ngetuk semua pintu, dan melongok semua apa yang tengah terjadi di dalam jendala sana. Itu sebuah pemandangan yang mahal.

Celoteh riang bebas lepas dengan pengetahuan yang normal dan serba kaya, adalah cerminan imajinasi halus dan tanpa basa-basi. Itu alami, dari hidup mereka. Yang lahir, belajar berjalan, duduk dan berlari di antara pepohonan yang mulai meranggas. Pohon bilang "Oksigen di sini mahal" meski dulu kami  adalah toke dan rajanya Oksigen.

"Halo teman2, saya eka, cita-cita saya mau jadi dokter, buat ngobati emak kalo sakit."

Suaranya menukik-nukik, gemulai dan terang benderang. Dan aku faham, "Sehat" adalah persoalan yang berikut-berikut-berikut dan berikutnya, yang kesekian-kesekan-kesekian dan kesekian kalinya, meski aku selalu melihat "ada Senyum" pada wajah polos gadis rimba kecil itu...

Aku tidak tahan...

*Bersambung...

Tuesday, February 21, 2012

Tak Tik Tuk

Tuk tuk tuk, aku lagi ngedit tulisan, aku lagi mals bercerita, aku lagi serius mengedit dan membaca saja, sambil mendengarkan liriknya si gigi, sang pemimpi ^^

Tuk tuk tuk, chicken soupku uda hampir siap, uda tak kirim ke prof rhenald kasali juga temen2 istimewaku, semoga tidak memberatkan mereka...

Tuk tuk tuk...aku lagi nyanyi, lagi shaum facebook gayanya, aku lagi ngedit, dit edit...aku siap untuk berankat master S2 di luar negeri insya Allah. sudah ndak ragu lagi kayak dulu...aku sudah mantap. lagi nyiapkan bahan, dan ngejar target toefl, harus minimal 580...^^

Tuk tuk tuk...
Bimillahi Allahu AKBAR
Bisa insya Allah

sambut hari baru di depanmu
sang pemimpi siap untuk melangkah
beri tanganku jika kau ragu
... bila terjatuh ku kan menjaga

kita telah berjanji bersama
taklukkan dunia ini
menghadapi segala tantangan bersama
mengejar mimpi-mimpi

berteriaklah hai sang pemimpi
kita takkan berhenti di sini

kita telah berjanji bersama
taklukkan dunia ini
menghadapi segala tantangan bersama

reff:
bersyukurlah pada yang maha kuasa
hargailah orang-orang yang menyayangimu
yang selalu ada setia di sisimu

siapapun jangan kau pernah sakiti
dalam pencarian jati dirimu
dan semua yang kau impikan
tegarlah sang pemimpi

berteriaklah hai sang pemimpi
kita takkan berhenti di sini

kita telah berjanji bersama
taklukkan dunia ini
menghadapi segala tantangan bersama

repeat reff [2x]

[Gigi-sang Pemimpi]

Maafkan saya Pak Polisi

Dear Bintang...

Tadi sore aku ngeles Pak Polisi. Sore jam 15.00 aku berangkat privat ke rumah mr. yanto. Pas sampe di simpang mayang, ada razia polisi. Aku dihentikan, karena cici gak pake helm, di tanya STNK ketinggalan, di tanya SIM gak punya, spion kaca habis pecah. Aduuhh alamat.

Dear Bintang, sebenarnya aku tahu aku salah atas semua itu, tapi apa boleh buat. Bentar lagi jam 16.00, sementara belajar dimulai pukul 16.30, aku tidak maumembuat mr. yanto menungguku.Aku harus datang tepat waktu. Maka tidak ada cara lain, selain mengeles dan menggertak polisi-polisi itu. Ini adalah untuk ke tiga kalinya aku meng-eles dan menggertak polisi. Haduuh, sebenarnya aku ndak mau ya Allah. Tapi mau gimana lagi, aku harus bertemu mr. Yanto tepat pukul 16.30 WIB. Aku tidak boleh terlambat, ini bicara soal mimpi dan cita-citaku. Maafkan aku Pak.

Alhasil! Aku keluarka semua kemampuanku mengeles polisi-polisi itu. Aku gunakan jaringan kenalanku dengan menggertak mereka, aku tanyakan surat tugas mereka, aku minta kartu biru, aku minta surat mengapa katu biru tidak di pakai lagi, aku tanya situs undang-undang penagkapan, aku minta dijelaskan pasal-pasal pelarangan, aku minta mereka berhubungan dengan institusi kampus, aku minta mereka menunjukkan website mengenai undang-undang surat persuratan dan termasuk menanyakan apakah jika aku mengisi kartu merah dan membayar denda maka uang denda itu akan di berikan kepada pemerintah. Aku bahkan menanyakan nama mereka, jabatannya di kepoolisian tingkat berapa, tugasnya bagian mana. Aku menantang mereka.  Padahal di luar ada belasan orang yang juga tertangkap dan sedang mengantri untuk di interogasi. Sementara di dalam ruangan aku sibuk mengeles polisi. Ya Allah, maafkan aku. Polisinya mengapa aduh maaf aku terpaksa kataan ini "bodoh sekali" mereka kebingungan menjawab semua pertanyaannku. 

Hingga akhirnya aku bilang "Pak maafkan saya, insya Allah saya tidak lagi mengulangi ini." 
Duh, aku berjanji dalam hati untuk memiliki SIM, membawa STNK, memasang kaca spion, dan pakai helm.
Sekali lagi maafka saya Pak Polisi. ^^

Tuesday, February 14, 2012

HosgeldiniZ

Aku bertemu Pak Dahlan Iskan, ia menulis sesuatu untukku ^^
Aku akan menjadi pribadi besar insya Allah...
Aku bertemu teacher dari TURKI, kami akan berkontak ria..
Syalala...
Aku percaya Allah sedang siapkan diriku
Untuk menjadi pribadi besar
Pribadi tangguh
Pribadi Kuat
Pribadi teladan...
TELADAN!
Ammin insha Allah.

Jakarta-Bandung-Bogor

Ngeeeeeenggg ^^

Berkeliling negeri Indonesiaku...
Aku yakin, Allah sedang siapkan aku
Tuk tapaki negeri-negeri asing yang baru...
Syalalala...
Kelak aku akan berkeliling dunia
Syalala...
Bersama orang tercinta...
Lalala...

Keliling negeri Nusantaraku...
Ku jejaki satu persatu
Dari Sabang hingga merauke..
Pertanda Allah
Sedang siapkan aku..
Terbang lebih tinggi, lebih jauh...
Syalalala...
Kelak aku akan berkeliling dunia
Syalala...
Bersama orang tercinta...
Lalala...

Keliling Indonesia
Itu mimpiku kala aku masih ABG jilid satu...
Tapi kini, semua menjadi nyata
Kujejakkan langkah kecilku
dinegeri nun jauh-jauh...
Syalalala...
Kelak aku akan berkeliling dunia
Syalala...
Bersama orang tercinta...
Lalala...

Syalalala...
Kelak aku akan berkeliling dunia
Syalala...
Bersama orang tercinta...
Lalala...
Aamiin insha Allah...^^
Petemukan kami ya Allah...
Hehe...

Bogor, di Tengah Malam ujan deressss :)
*memori mahal