Saatnya memulai kembali. Aku tahu ini tidak mudah. Tapi rasanya tidak ada yang lebih berbunga-bunga selain karena malam ini aku menerima jawaban ini dari Ustdz [salah seorang pembina pesantren tahfidz] bersedia untuk membantu evaluasi murajaah dan hafalanku. Setelah setahun stuks dan tidak ada penambahan sama sekali. Bahkan apa yang sudah pernah aku hafal lupa. aku faham sudah lama aku berniat untuk menghafal Qur'an, pun sejak aku masih SD, ketika menyampaikan niat aku minta di bimbing untuk menghafal Qur'an, akan tetapi guru yang berasal dari Jawa itu menolak untuk membimbingku menghafal. Sedih sekali saat itu.
Sampai akhirnya Tsanawaiyah aku juga hanya bisa cemburu karena teman-teman yang tinggal di santri Kiyai Sanusi mendapat hafalan surat secara rutin. Aku cukup bersyukur karena bisa menghafal surat-surat dan hadits dari pelajaran Al-Qur'an dan Hadits yang disetorkan seminggu sekali di kelas. Sayangnya niat untuk menghafal penuh belum pernah kesampaian. Pun hingga tamat Tsanawiyah dan kuliah. Akhirnya setelah rampung kuliah aku baru memulainya kembali dengan di bimbing Ustdzah Yeni Ja'far, seorang umahat pindahan dari Bogor. Suami dan anak-anak beliau adalah seorang hafidz. Asal muasalnya siang di tahun 2011 lalu tanpa sengaja aku menemukan sebuah selebaran kecil di kamar teman asrama, pengumuman belajar tahsin dan tahfidz, aku segera menghubungi nomer telepon dan menemui Ustdzah sekitar pukul 17:30. Aku menemui beliau di sekolah PAUD An-nahl.
Sejak saat itu resmilah aku memiliki guru pembimbing yang mengevaluasi hafalan setiap pekan. Sayang sekali baru berjalan 8 bulan dan masih tersandung-sandung, hingga aku menerima pengumuman bahwa aku dinyatatakan lulus beasiswa Turkey. Ustdzah berat melepaskanku saat itu. Aku tahu...Tapi beliaulah orang yang mendukung dan membantu semua persiapan medical chekc up melalui dokter Meda, pemilik yayasan Rumah Cerdas Qur'ani sekaligus Direktur Rumah Sakit Mayang Medical center. Ustadzah dan dr. Meda lah yang mengurus semua biaya persiapan berkas medical check up ku hingga tuntas. Malam itu ustdzah melepasku tanpa air mata. Sebaliknya aku yang menangis tersedu-sedu di asrama RCQ. Pesan Ustdzah sederhana, agar aku terus melanjutkan hafalan dan belajar Bahasa Arab.
Setahun lamanya aku tidak memiliki catatan perkembangan apa pun terhadap penambahan hafalan. Sebaliknya catatan hafalanku semakin memburuk dan akut. Aku sudah berusaha mencari guru sebenarnya dalam jangka waktu yang lama. Tidak juga aku menemukan dan akhirnya aku lelah sendiri. Hingga akhirnya aku membiarkan semuanya begitu saja. Di tambah aku takut jika akan menelepon Ustdzah. Malu sekali rasanya. Satu tahun lamanya terombang ambing akut parah kondisi hafalanku. Hingga telpon dan suara di seberang beberapa hari lalu, benar-benar membuatku malu dan merindu, bahwa aku tidak bisa bohong dari cita-citaku, memberikan mahkota hijau buat Emak dan Bapak, membuatkan sebuah rumah bagi keduanya di surga Allah. Aku tidak bisa membohongi hati kecilku, bahwa aku memang bercita-cita menjadi hafidzah, jauh sebelum aku mengenal cita-cita membangun sekolah Pendidikan Anak Usia Dini, jauh sebelum aku mengenal istilah Entrepreneurship. Aku tidak bisa bohong dengan diri sendiri. Hari itu menangislah hatiku. Ya Allah, beri aku kekuatan untuk bisa menunaikan cita-citaku yang satu ini?
Malam ini, Ustdz menyatakan bahwa beliau bersedia membimbing dan mengevaluasi kembali. Allahu Akbar. Pertolongan Mu begitu dekat. Alhamdulillah. terimakasih ya Allah. Insya Allah pekan ini sudah akan di mulai. Membersihkan murajaah dan kemudian menyetor setelahnya. Terimaksih ya Allah. Bismillah insha Allah.
No comments:
Post a Comment