[21 November 2013]
siang hari
aku baru saja merampungkan antrian bank skitar 30 menit yang lalu. Hamdulillah tuntas urusan kirim mengirim. Sayang tidak membawa kamera. Sekedar mengambil keramaian pada barisan kafe khas Turki di sepanjang daerah mithat pasa. Sampai akhirnya mataku tertuju pada pengamen jalanan yang sedang memainkan alat musik tradisional. Subhanallah, masya Allah. Bagus sekali dia memetiknya. Sungguh bagus sekali. Benar2 terasa bahwa aku memang sedang berada di Turki. Sungguh aku tidak bohong...**bagus sekali, semacam kecapi. — di Mithat Pasa.
***
[21 November 2013]
malam hari
Kami geger di dalam asansor asrama. Bertiga, aku, laziza dan sofy. Girang karena pimpinan asrama memberikan izin untuk menukar kamar asrama. Kami bertiga menari di dalam asansor [lift asrama] ke lantai 8. Alhamdulillah, tesekkur ederim ya Allah, semoga baik iallah. Deket mushola dan kamar belajar. — di Gazi Kiz Ogrenci Yurdu.
***
[21 November 2013]
malam hari
Jadi laziza baru-baru ini sering menirukan suara adzan. Dua hari yang lalu dia dengan riang menunjukkan bahwa dia juga hafal surat Al-Fatihah dan surat Al-Ikhlas. "Kakekku yang mengajari." Katanya bercerita di depanku. Di tarik-tarikknya tanganku agar aku mendengarkan bacaannya. lalu gusta duduklah di sisi kananku, bilang kalau dia juga pernah belajar Qur'an di kursus. Tapi tidak ingat lagi. Hem...aku angguk-angguk sambil memencet tombol record di hendphone. Hihi, aku merekam suara laziza yang sedang membacakan surat Fatihah...
"Jadi jam kapan saja shalatnya." Tanyanya lagi di meja makan beberapa jam lalu saat aku menikmati menu buka puasa, ayam kuah dan sambal kentang hati ayam goreng. emh, kalo ada daun ubi mesti mak nyuss. Fikirku.
"Jadi kita 5 kali shalatnya?" tanya laziza lagi.
"ya ayo shalat." jawabku singkat sambil motong-motong ayam kuah.
"Jadi shlatnya jam 5 pagi, jam 11:30, jam 14:30, jam 17:00, dan jam 18 antara itu." Jelasku.
"memangnya kamu gak mau pake kain selain hitam dan coklat?" tanya laziza lagi.
"Jadi kita 5 kali shalatnya?" tanya laziza lagi.
"ya ayo shalat." jawabku singkat sambil motong-motong ayam kuah.
"Jadi shlatnya jam 5 pagi, jam 11:30, jam 14:30, jam 17:00, dan jam 18 antara itu." Jelasku.
"memangnya kamu gak mau pake kain selain hitam dan coklat?" tanya laziza lagi.
Emm aku melirik jilbabku. Geli...
"Kebetulan punyanya ini." Jawabku.
"kalo warna merah?" tanyanya lagi.
"Kalo menyala aku tidak suka." jawabku.
"kalo hijau?" tanyanya lagi
"aku puya satu warna hijau." jawabku
"oke, akuakan beli satu warna hijau untukmu." jawabnya.
keningku berkerut memandangnya. Laziza tertawa
"seni severim Hanifah." Jawabnya. Aku sayang kamu Hanifah. Katanya berlalu. — di Gazi Kiz Ogrenci Yurdu.
"Kebetulan punyanya ini." Jawabku.
"kalo warna merah?" tanyanya lagi.
"Kalo menyala aku tidak suka." jawabku.
"kalo hijau?" tanyanya lagi
"aku puya satu warna hijau." jawabku
"oke, akuakan beli satu warna hijau untukmu." jawabnya.
keningku berkerut memandangnya. Laziza tertawa
"seni severim Hanifah." Jawabnya. Aku sayang kamu Hanifah. Katanya berlalu. — di Gazi Kiz Ogrenci Yurdu.
***
[21 November 2013]
Di depan Fesbuk
Bolehlah aku sekali dua kali merindukan kampungku. Bolehlah sekali dua kali aku mrindukan kampung yang PLN nya ngadat sepanjang tahun ini, kalo malam gelep seperti kampung gunung, kalo pagi anak-anaknya sekolah Tsanawiyah, kalo siang berangkat madrasah, kalo malam ada yang berubah. Mana-mana tetaplah ini kampung halamanku-Singkut City
***
[23 November 2013]
Helikopter berputar-putar deras di atas langit. Setengah tidak perduli aku masuk masjid yang berada di atas metro bawah tanah di pusat keramain kota itu. Jika tidak mengingat menemui sahabat karib Tomerku dulu mungkin aku tetap memilih mendekam di asrama seharian. Camila pagi-pagi sudah menelponku dan dia bilang rindu ingin bertemu denganku. Dia tengah berkunjung ke Ankara.
Siapa sangka kalau hari ini ada demo di tempat yang sama, apa lagi kalau bukan kizilay. Okelah demo kecil, sebentar juga usai, batinku. Rasanya aku sudah sangat akrab dengan suara helikopter. Beberapa minggu lalu, 2 buah helikopter berputar di atas kepalaku saat aku pulang kemalaman serampung dari kampus. Sebuah mobil polisi meluncur bebas dengan kecepatan diatas rata-rata di jalan menuju arah asrama. Di depannnya sebuah mobil dengan kecepatan yang tidak kalah metal! Menghempas jalanan yang sepi. Oh...tenang saja. semua aman in sha Allah...meja belajar masih baik-baik saja. No matter what is going on there... — di Besevler.
Siapa sangka kalau hari ini ada demo di tempat yang sama, apa lagi kalau bukan kizilay. Okelah demo kecil, sebentar juga usai, batinku. Rasanya aku sudah sangat akrab dengan suara helikopter. Beberapa minggu lalu, 2 buah helikopter berputar di atas kepalaku saat aku pulang kemalaman serampung dari kampus. Sebuah mobil polisi meluncur bebas dengan kecepatan diatas rata-rata di jalan menuju arah asrama. Di depannnya sebuah mobil dengan kecepatan yang tidak kalah metal! Menghempas jalanan yang sepi. Oh...tenang saja. semua aman in sha Allah...meja belajar masih baik-baik saja. No matter what is going on there... — di Besevler.
***
24 November 2013]
Campur aduk. Sebuah kepala menyembul di balik pintu mushola saat aku menoleh karena sebuah suara. "Hanifah." panggil aziza. Aku mencari suara itu.
"mari aku bantu memindahkan buku2 dan meja belajarmu." ucapnya. Di belakang aziza, sofi dan gusta tersenyum. "kamu baik2 saja bukan?' tanya gusta memandangku. Kami saling berpelukan di depan pintu musola asrama.
sementara gusta menangis saat kami menaiki lift mengangkut buku2ku.
***
#sampai jumpa ruang belajarku. ruang dimana aku biasa menghabiskan waktuku di sepanjang bulan2ku. ruang dimana aku bisa melihat semua riang ddiseberang negeri sana dari balik jendela ini.
#di tempat yang baru ini semoga baik in sha Allah. aamiin iallah
"mari aku bantu memindahkan buku2 dan meja belajarmu." ucapnya. Di belakang aziza, sofi dan gusta tersenyum. "kamu baik2 saja bukan?' tanya gusta memandangku. Kami saling berpelukan di depan pintu musola asrama.
sementara gusta menangis saat kami menaiki lift mengangkut buku2ku.
***
#sampai jumpa ruang belajarku. ruang dimana aku biasa menghabiskan waktuku di sepanjang bulan2ku. ruang dimana aku bisa melihat semua riang ddiseberang negeri sana dari balik jendela ini.
#di tempat yang baru ini semoga baik in sha Allah. aamiin iallah
***
26 November 2013
pukul 5 subuh. Dengan terhuyung aku menuju lavabo untuk mengambil air wudhu. koridor kamar asrama selalu setia dengan sepinya setiap pukul 5 subuh. Pasalnya penghuni lorong lt 8 masih nyenyak dalam tidur. Dan tentu saja aku bisa dengan girang berjalan dengan terhuyung-huyung tanpa harus khawatir menabrak pemilik koridor lorong lantai 8 ini. Kegiranganku kali ini semakin bertambah ketika aku menyadari suara yang aku rindukan sejak beberapa pekan yang lalu. Dengan girang aku menarik gagang pintu balkon, membukanya. subhanallah, alhamdulillahirabbil 'alamin, hari ini kotaku di guyur hujan. Semoga berkah ya Allah. Aamiin insha Allah..mari berdoa — diAnkara Besevler.
***
26 November 2013
"Astaghfirullah." Apa ini hari jum'at ya Allah. Aku benar-benar kaget setengah mati. Baru saja turun menaiki anak tangga mushola yang berlokasi di bawah barisan gedung perbelanjaan kota. Musola ini memang tidak memiliki 2 pintu. Sehingga hanya ada satu jalur masuk yang digunakan oleh para jamaah. Ketika sampai di penghujung tangga menyeruaklah puluhan jamaah yang semuanya adalah kaum adam. "Astaghfirullahal'adzim, apakah ini hari Jum'at ya Allah." Seruku dalam hati. Tidak tahu apa yang harus kulakukan, selain bersembunyi di sudut tangga tanpa berani berbuat apa pun. **Bukan ini hari Selasa, iya hari Selasa yang telah membuatku berlari sekuat tenaga mengejar bis, karena nyaris tertinggal...#hujan telah reda, dan kau tahu itu — diKizilay Ankara.
***
Seekor kucing
kucing lucu yang 'menyebalkan' ini bagusnya di letakkan di samping jendela, terus dilempar pake daun-daun musim gugur, terus di timpukin sekalian sama daun mapel#edisi Ngegalau bareng kucing musola
***
27 November 2013
Dengan berlari-lari kecil aku mengikuti langkah Zakaria hoca yang jalannya cepat sekali, mengekor dari belakang, menyusuri anak tangga di lantai dua dengan menenteng paper yang tidak kunjung beres itu. Meski tidak melihat wajahnya, tapi aku bisa menebak Zakaria hoca sedang marah berat. Bukan padaku, tapi pada dua orang teman turki kelasku yang ketahuan tertangkap sedang bermail bulmaca [teka teki silang] di saat beliau tengah menerangkan pelajaran di kelas. — di Ankara Üniversitesi Cebeci Kampüsü.
***
***
Aku kaget sekali. Seseorang yang tinggi besar berdiri tepat di depan meja tempatku duduk di kelas. Memandangku dan lalu "Hanifah besok bawa juga buku versi Turkinya." Katanya sambil tersenyum ramah. Sementara aku sendiri blingsatan. Pasalnya aku baru saja ketiduran sambil duduk dengan kepala menunduk menghadap buku tebal versi Bahasa Inggris, pada saat Zakaria Hoca sedang menjelaskan. Haduh...padahal aku sudah sengaja memilih kursi paling depan untuk menghindari kantukku. Akibat tidur yang sudah tidak teratur, waktu sudah tertukar rasanya. Terpaksa aku menggaruk jilbab kepalaku yang tidak gatal. #Edisi Ngantuk Berat — di Ankara Universitesi Egitim Bilimleri Fakultesi.
No comments:
Post a Comment