Reminder

"Beri aku pelajaran TERSULIT, aku akan BELAJAR" Maryamah Karpov

Wajahku sujud kepada Allah yang menciptakannya, dan yang membuka pendengaran dan penglihatannya

Dengan daya dan kekuatan dari-Nya, maka Maha Suci Allah, Sebaik-baik pencipta

(Tilawah Sajadah)

Friday, November 15, 2013

Notes for teacher **CARING & MAP

We'll be a Lovely future teacher for our lovely future students 
[Sakura RT]

What we can see, we feel look there
What we can't see, we feel look not there
Sometimes what we see it is actually not there
and what we don't see actually is there
[Quoted From every children is special movie]

***
The mediocre teacher tells. The good teacher explains. The superior teacher demonstrates. The great teacher inspires. [William Arthur Ward]

Guru yang biasa-biasa saja, memberitahu. Guru yang baik, menjelaskan. Guru yang unggul, menunjukkan. Guru yang hebat memberi inspirasi.
***
Jika engkau adalah seorang guru pernahkah menemukan keadaan dimana murid-murid kita ketakutan menghadapi kelas kita. Atau pun jika tidak takut adakah engkau pernah menjumpai murid-muridmu memandang dengan penuh kebencian kepadamu? 

Jika engkau seorang guru yang saat ini membaca tulisan ini, luangkanlah sejenak waktu kita untuk sekedar menutup mata, hadirkan sejenak anak-anak didik kita. Wajahnya, senyumnya, gembiranya, bahkan raut marahnya yang mungkin tidak kita perdulikan. Yang kemarahan dan pukul kesalnya tidak kita perhatikan. Duduklah sejenak dan perhatikanlah, rasakanlah bahasa yang tidak terucap dalam kata, rasakanlah kata yang tidak berwujud dalam ucap. Bagaimana pun mereka adalah anak-anak didik kita, anak-anak yang akan menggantikan kita di masa depan. Yang akan membangun cita-cita yang mungkin saat ini kita belum mampu mewujudkan. Cita-cita yang mungkin saat ini masih menjadi bagian dalam do'a-do'a kita. Kepada siapakah kita berharap cita-cita itu terwujud selain kepada anak-anak didik kita. Sayangilah mereka, sebagaimana kita menyayangi cita-cita dan mimpi kita. Berikanlah perhatian pada mereka dengan sebaik-baik perhatian.

***
"Akbar, kelas berapa kamu dik?" Sebuah tanya sederhana yang aku munculkan pada bocah kecil, kurus dan hitam kulitnya, di suatu sore 2011 lalu serampung mengajar kelas B. Inggris.

"Kelas 2 SD kakak." Jawabnya singkat dengan dua buah giginya yang terlihat besar dan manis.

"Lalu kenapa suka mengumpulkan botol-botol [barang rongsokan]." Lanjutku bertanya.

"Iya kak, buat beli buku dan pensil." Jawabnya polos, sederhana.
***
Apakah yang bisa kita rasakan pada bocah sekecil itu. Membeli buku dan pensil adalah cita-citanya. Menjual barang rongsokan adalah perjuangannya. Aku tidak bisa membayangkan jika dikelas ia letih dan mengantuk. Bagaimana kalau di kelas ia tidak bisa berkosentrasi karena memulung serampung sekolah hingga magrib menjelang. Bagaimana ia akan bisa belajar dengan baik di malam hari untuk merampungkan PR-PR nya dengan tenang jika pensilnya sudah habis, jika lembaran kertas bukunya sudah tidak cukup. Aku tidak sanggup membayangkan semua itu.

***
Lalu bagaimana dengan situasi jika kita menjadi guru yang tidak perduli. Tidak mau mendengar dan tidak mau merasakan. Menuntut penyelesaian PR, menuntut anak didik menghafal, menuntut mereka sempurna dalam semua hal. Menghukum jika tidak mengerjakan PR, mengucilkan jika anak didik mengantuk di kelas, mempermalukan dengan memarahinya di depan semua teman-temannya jika tidak mampu menjawab pertanyaan dengan baik. Dan segudang amarah dan keegoisan kita yang hanya menuntut untuk difahami. Aduhai inikah sosok yang menginspirasi itu?

***
Jika kita mau sedikit mendengar, cobalah sedikit luangkan beberapa menit waktumu untuk duduk bersama mereka. Cukup menjadi pendengar yang baik. Menjadi pemerhati wajah yang baik. Lihatlah bagaimana murid-murid kita bercerita. Mengungkapkan perasaan dan semua isi hatinya. Bukankah itu kebutuhan dan hak yang harus mereka peroleh dari kita, sebagai guru-guru mereka. Mereka tidak hanya membutuhkan sederet rumus dan hafalan-hafalan yang berat itu. Mereka tidak hanya membutuhkan sejarah dan ribuan angka yang membuat malam-malam mereka menjadi begitu menakutkan. Membuat mereka membenci sekolah, membenci belajar bahkan membenci kita "sang guru." 

Oh...tentu kita tidak mengharapkan semua ini terjadi. Bagaimana mungkin kita tidak resah jika generasi yang akan mewujudkan cita-cita masa depan kita, tiba-tiba begitu memusuhi sekolah, menghindari kelas, membenci guru dan enggan belajar. Ada apa sebenarnya? Mengapa anak-anak didik kita menjadi brutal, mudah marah, cepat tersinggung, membantah dan berani melawan? Adakah kita bertanya pada diri sendiri, apa gerangan yang terjadi pada anak-anak didikku? Adakah yang salah dengan cara kita menyayangi mereka? Adakah yang kurang pas dengan cara kita mendidik mereka? 

***
Untuk kita duhai para guru. Setiap anak didik adalah spesial. Mereka begitu unik dalam setiap bakat dan kemampuan yang mereka miliki. Jagan kita menghakimi mereka dengan memenuhi ambisi agar mereka menjadi seperti apa mau kita, sperti apa harapann kita. Biarkanlah mereka tumbuh dengan cita-cita mereka, biarkanlah mereka tumbuh dengan mimpi-mimpi dan harapan mereka. Tugas kita adalah memandu, membimbing dan mendorong mereka untuk bisa berlari lebih cepat, berkarya dengan gembira, mencipta dengan riang. Kita tidak bertugas membuat mereka memenuhi kemauan kita. Menuntut mereka menghafal ribuan rumus-rumus. Bukan, itu bukan tugas kita. Tugas kita adalah sebagai peta atas cita-cita mereka. Izinkanlah mereka menjadi apa yang mereka cita-cita dan impikan. Bila salah tunjukkanlah dengan bimbingan, bila tidak beretika nasihatilah dengan cinta, bila belum pas sayangilah dengan teladan. 

Kita adalah peta bagi anak-anak didik kita. Kita adalah peta untuk mereka. Jadilah pendidik yang selalu dirindukan oleh anak-anak didik kita. Yang selalu dinantikan kehadirannya. Di rindukan suaranya, di doakan dalam shalat dan waktunya. Tidakkah kita ingin menjadi guru yang akan menjadi sumber inspirasi bagi murid-murid kita? -Caring and Map- Karena kita adalah seorang guru yang -Perduli & Peta- bagi anak-anak didik kita.

Renungan di sebuah Asrama, 
Ankara 15 November 2013

Sumber foto : Movie -every children is special-



No comments: