Anne yang Bermulut Lebar
Zona 1; Komunikasi Produktif 8
Pukul 10.30 WIB
BRAAAK!
Astaghfirullah...anne membatin dalam hati.
Belum lagi anne bicara, Mbak Nana sudah menangis dan berlari ke kamar. Anne masih menyelesaikan makan siang. Setelah sepagian memasak, membereskan dapur dan rumah. Selang beberapa menit kemudian Mbak Nana keluar kamar, duduk menyempil di sisi anne. Anne sedang duduk di teras belakang menemani adek menyimak murottal.
"Mbak Nana mau bicara sama anne?" tanya anne menyelidik matanya.
"Mbak Nana tadi mau turun dari meja, trus ada adiknya juga disana," terdengar suaranya menjelaskan tanpa diminta.
Anne pandangi mata Mbak Nana, memegang kedua tangannya dan meletakkan di dada anne. Lalu mengajaknya berbicara dari hati ke hati. Anne betul-betul memohon dengan mata yang dan suara yang menunjukkan kesungguhan.
"Shalihah, anne kan sudah ingatkan kalo meja itu fungsinya sebagai tempat makanan dan belajar, kalau dipakai loncat akibatnya apa Nak?" tanya anne pada Mbak Nana.
"Patah," jawab Mbak Nana.
"Ini kan meja ayah, kira-kira ayah sedih atau senang kalau mejanya patah?" tanya anne lagi.
"Kalau Mbak Nana punya mainan, terus mainannya dirusakkan orang lain gimana perasaan Mbak Nana?"
"Mbak Nana nanti bisa sedih," jawab Mbak Nana.
"Terus kira-kira ayah sedih nggk kalau meja belajarnya ayah patah?"
"Ayah jadi sedih," jawab Mbak Nana.
"Iya, ayah bisa sedih. Kita mau Ayah gembira kan. Nanti Mbak Nana minta maaf sama ayah ya. Lain kali kalau main kita harus apa ya Mbak?" Tanya anne lagi.
"Harus tertib dan tidak loncat-loncat di meja lagi," jawab Mbak Nana.
"Mbak Nana mau peluk anne? Mau ucapkan sesuatu?"
"Anne Mbak Nana minta maaf, insya Allah lain kali nggk loncast-loncat lagi di meja," suara Mbak Nana diantara murottal dari hafidz doll yang dipegang adik.
Anne memeluknya, senyum Mbak Nana perlahan terkembang kembali.
Pukul 15:00 WIB
Anne baru bangun tidur siang, terdengar suara ayah masih mengajar di ruang kerja. Mbak Nana datang menghampiri anne, membawa selembar kertas.
"Anne coba deh lihat, Mbak Nana tadi gambar ini," mbak Nana menunjukkan sebuah gambar.
Anne memperhatikan gambar yang lucu itu.
"Masya Allah, gambar apa ini Mbak?" kata anne.
"Ini anne, ini ayah, ini Mbak Nana, ini adek, ini isa, ini ilham," jawab Mbak Nana dengan menunjukkan gambar-gambar yang dimaksudkannya.
"Wah annenya lagi apa itu?" tanya anne.
"Annenya mulutnya lebar," jawabnya.
Wew, hmm...perasaan anne jadi nggk enak nih. Menyelidik, jangan-jangan karena kejadian tadi pagi.
"Annenya baik hati nggk ini gambarnya?" tanya anne menyelidik, ingin tahu isi hati Mbak Nana. Ya, mana tahu annenya ini begitu galak baginya. Haha...
"Anne, baik hatilah," jawab Mbak Nana polos.
"Kan ini, anne mulutnya lebar," masih juga dengan jawaban yang sama.
Wajah anne masih nyengir. Napa gitu, annenya dibilang lebar mulutnya.
"Kenapa gitu anne kok mulutnya lebar? Anne suka marah-marah ya?" tanya anne penasaran. Barangkali lebih sering didapatinya annenya marah-marah, hingga digambarkan mulutnya lebar.
"Anne baik hatilah, kalo lebar kan berarti masuk surga," jawaban Mbak Nana tak terduga.
Jujur saja sampai dsini anne kaget sekali dengan jawaban Mbak Nana.
"Kenapa gitu Mbak, kalau mulutnya lebar kok masuk surga?" Anne semakin dibuat penasaran.
"Iya, coba deh anne lihat ini." Mbak Nana menunjukkan gambar yang lain.
"Ini mulutnya kecil kayak gini," Mbak Nana mengkerucutkan bibirnya, dengan mata seperti sedang marah.
"Ini mulutnya kecil, jadi nggk masuk surga," jawabnya lagi. Sampai disini anne semakin penasaran, apa sebenarnya yang sedang ada dalam imajinasi mbak Nana.
"Mengapa kalau mulut lebar masuk ke surga Mbak?" tanya anne, masih belum mengerti.
"iyalah anne, coba lihat ini," Mbak Nana memasang senyum.
"Kalo kita senyum kan mulutnya jadi lebar, jadinya bisa masuk surga," jawab Mbak Nana.
Deg! Sampai disini hati saya bergetar. Tertawa dalam suara, namun haru dalam hati. Merasa bersalah dan berdosa, sebab cepat sekali diri ini menghakimi fikiran malaikat kecil ini.
"Kalau ini mulutnya gak lebar,cemberut. Lihat ni anne matanya merah karena suka marah-marah. Jadinya nggk dikasih surga sama Allah," jawab Mbak Nana panjang lebar.
"Oh jadi ini gambarnya anne mulutnya lebar ya Mbak?" tanya anne lagi.
"iya, kan anne suka tersenyum. Jadi mulutnya lebar, nanti bisa masuk surga. Kan kata hadits la taghdob walakal jannah, janganlah kamu marah bagimu surga," terdengar suara Mbak Nana yang teduh itu.
Serasa memukuli hati anne dan semakin merasa bersalah, sebab telah terburu-buru berprasangka.
Maafkan anne ya Nak.
"Terimakasih ya Mbak, sudah berusaha menggambar foto anne, yuk kita pasang di mading," anne menawarkan untuk memasang hasil gambar Mbak Nana di mading. Mbak Nana berdiri dengan hati yang riang gembira.
Anne memeluk Mbak Nana dengan penuh suka cita. Menciumi pipinya dengan segenap jiwa.
Pukul 17.00 WIB
Langit berubah mendung, awan berarak gelap menutup luasnya permukaan langit di ujung sana. Mbak Nana bolak-balik keluar masuk rumah, lalu ke dapur.
"Anne mau hujan," katanya melaporkan.
"Alhamdulillah iya Mbak, nanti tanaman kita jadi tumbuh segar lagi klo kena hujan," jawab anne.
Mbak Nana masih resah, ia keluar masuk ruangan mengajak adiknya bermain di halaman belakang.
Akhirnya langit benar-benar hujan, menumpahkan butiran bening dan membuat wangi suasana sore dengan bau tanah segar.
"Anne Mbak Nana boleh main hujan nggk?" tanya sebuah suara.
Anne menoleh, "Mbak Nana kepengen main hujan?"
"Iya, soalnya Mbak Nana kan belum pernah main air hujan," katanya lagi.
"Boleh, tapi setelah main hujan langsung mandi di kamar mandi ya," jawab anne.
"Iya anne, Mbak Nana mainnya sebentar aja kok," jawabnya sambil tertawa girang.
Anne melanjutkan merapikan piring-piring dan perabotan. Mengidentifikasi sesuai dengan ukuran. Diluar terdengar suara anak-anak tertawa kegirangan menari-nari di bawah air hujan sore kote Depok.
Pukul 20.00 WIB
Ayah pamit ke rumah Mbah Utie sebentar. Melepas kepulangan paman Yusuf yang harus kembali ke Polandia malam ini. Tinggallah kami bertiga di rumah.
Anne meminta izin pada anak-anak untuk mulai mengetik. Sebab ada 2 PR tulisan yang harus diselesaikan malam ini. Anne meminta izin Mbak Nana dan adik untuk mulai menyicil mengetik.
Anne mengajak bicara Mbak Nana dan adik. Adik yang sebelumnya merengek minta dibacakan buku kehidupan bawah laut.
"Mbak Nana dan adik, anne minta izin mau ngetik dulu ya Nak. Anne boleh minta tolong, Mbak Nana temani adik main dulu ya," kata anne memulai aba-aba.
"Tapi anne ngetiknya di dalam kamar aja," pinta Mbak Nana.
"Okee, anne gelarkan kasur busa juga di kamar ya," jawab anne menyetujui tawaran Mbak Nana.
Kami bertiga di dalam kamar. Anne menggelarkan kasur busa sehingga Mbak Nana dan adik luas bermain peran sesuai dengan imajinasi mereka. Mbak Nana dan adik sedang bermain peran menjadi hiu, paus dan annenya disebut-sebutnya sebagai lumba-lumba.
Waah, melayanglah hati anne, sebab kali ini anne digambarkan dengan seekor ikan yang cantik, xixi.
"Mbak Nana, anne minta tolong jagain adek dulu ya." kata anne pada Mbak Nana.
"Iya Mama, kakak main sama adik," kata Mbak Nana yang sedang bermain peran. Maka dipanggillah anne dengan panggilan mama.
Mengetiklah anne malam ini dengan tanpa kegaduhan anak-anak. Mbak Nana membacakan beberapa buku kepada adik di kasur atas, sementara anne mengetik di kasur bawah. Sembari menunggu kepulangan ayah.
"Ini adalah Hyena. Hyena adalah binatang yang memakan kambing," terdengar suara Mbak Nana sedang membacakan buku kepada adik.
Ya Allah, robbi habli minassholihin...
Alhamdulillah, untuk hari ini ya Allah. Bimbinglah hamba untuk terus meniti jalan kesabaran yang teguh dalam mendidik anak-anak. Aamiin.
Tantangan yang Anne Hadapi Hari Ini
Lagi-lagi anne harus kembali melatih emosi, belajar menyimak lagi lebih dalam agar dapat menyelami apa yang tengah difikirkan oleh anak-anak.
Poin Komunikasi Produktif Hari Ini
Berikut beberapa poin-poin komunikasi produktif hari ini;
1. KISS
2. Intonasi 7-38-55
3. Fokus solusi bukan masalah
5. Jelas dalam memberikan pujian, dengan cara memuji perbuatan/sikapnya
6. Mendengar dan memberikan pelukan
Rencana untuk Esok Hari
Mengganti kalimat penolakan dengan empati & belajar menyimak.
Berapa Bintangku hari Ini
Saya memberikan bintang 3 untuk hari ini, sebab telah terburu-buru menyimpulkan penjelasan gambar Mbak Nana dan masih harus kembali melatih emosi dengan lebih sadar dan tenang.
Evi Marlina
Depok, 10/9/'20
Depok, 10/9/'20
Pukul 22:30 WIB
Sumber Referensi:
E-book Komunikasi Produktif Materi Kelas Bunda Sayang Sesi #1 Institut Ibu Profesional
#hari ke-8
#tantangan15hari
#zona1komprod
#pantaibentangpetualang
#institutibuprofesional
#petualangbahagia
No comments:
Post a Comment