Zona 1; Komunikasi Produktif
Anak-anak masih gempita ramai saat dimandikan oleh Ayah. Adik bercipratan riang bermain air. Mbak Nana berteriak kencang. Melengking suaranya memenuhi seluruh isi rumah sebab adik menyemprotkan selang air ke wajah Mbak Nana.
"Adeeek, jangan semprotin ke Mbak Nana," suara Mbak Nana diantara kecipak bunyi air yang mengucur kencang dari kran.
Usai mandi, anne memakaikan baju ke adek dan Mbak Nana.
"Mbak Nanti setelah shalat Magrib dengan ayah ngaji Iqra sama Anne ya," kata anne pada Mbak Nana.
Yang diajak bicara hanya mengangguk.
"Habis mandi, Mbak Nana mau main perosotan lagi ya Anne, pakai kasur yang di kamar," jawab Mbak Nana. Agaknya ia masih teringat keseruannya bermain kasur yang dijadikan perosotan kemaren malam.
"Boleh..., tapi syaratnya harus shalat dan mengaji dulu," kata Anne.
Mbak Nana mengangguk. Meski matanya tidak menyimak anne.
***
Anne sedang duduk di sofa kamar, tilawah dan murajaah. Mbak Nana sibuk sekali berusaha mengangkat kasur busa lipat untuk dibuat perosotan.
"Anne bantuin, Mbak Nana mau buat perosotan," suaranya mulai merengek saat kasur busa yang tebal dan besar itu tidak bergerak.
"Shalihah, shalat dulu donk Mbak. Ayah sudah siap itu," Anne mengingatkan, agak senewen. Ditahan-tahan apa yang meumpuk di ubun-ubun.
"Mbak Nana, ayo sini shalat bareng Ayah," panggil ayah dari luar.
Yang dipanggil masih saja asik bermain, sejenak kemudian keluar kamar menuju ayah. Entah apa yang sedang dikerjakannya. Anne sudah khusuk murajaah. Menyiapkan setoran hafalan untuk hari Minggu.
***
Usai ayah shalat, Anne keluar kamar mengecek Mbak Nana. Mbak Nana sedang duduk di atas kasur. Kasur itu sudah dibentuk model perosotan.
Sementara adek sibuk bermain di kursi busa.
Mbak Nana tengah duduk manis dengan sebungkus roti tawar disisi kirinya, setoples kecil selai coklat, dan setoples besar berisi coklat seres.
"Mbak Nana lapar ah, Mbak Nana mau makan roti," suara Mbak Nana di sela-sela kesibukannya mengolesi roti dengan coklat.
"Boleh, makan roti. Tapi sekarang ngaji dulu ya," kata anne mengingatkan.
"Iya, tapi Mbak Nana mau sambil makan roti," jawab Mbak Nana dengan wajah yang bersungut-sungut. "Soalnya Mbak Nana lapar," lanjutnya.
"Kalo sambil makan roti gimana donk nanti ngajinya," kata Anne lagi.
"Soalnya Mbak Nana lapar," katanya lagi.
"Ya udah, sekarang anne ambilkan nasi sama sayur dulu ya," usul anne.
"Mbak Nana maunya makan roti," kata Mbak Nana
"Boleh, tapi Mbak Nana ngaji dulu sama anne. Katanya mau segera naik Iqro 4," jawab anne.
"Oh iya, sebentar lagi Mbak Nana sudah mau masuk sekolah," suaranya terdengar riang.
"Ayo Mbak sebentar lagi Mbak Nana 5 tahun. Semangaaaat ngaji Iqra`nya," kata anne menghembuskan semangat.
Anne membuka halaman tempat Mbak Nana mengaji. Mbak Nana masih sibuk dengan roti dan coklat di tangannya.
"Salihah, rotinya boleh di simpan dulu, setelah mengaji silahkan makan roti coklat."
"Tapi Mbak Nana maunya rotinya disini aja," jawab Mbak Nana menolak. Masih dengan tangan memegang roti coklat.
Oke, anne mengalah. Diletakkankanlah roti itu di sisinya. Anne memakaikan jilbab dan mengambilkan Iqra` untuk Mbak Nana.
***
Mbak Nana mulai membaca, meski matanya sibuk melihat adik yang sedang asyik dengan bukunya.
"Sini deh dek, Mbak Nana carikan gambarnya," kata Mbak Nana melihat adek yang sibuk sibuk membolak-balik bukunya.
"Salihah fokus Nak," kata Anne menguatkan kesabaran.
Mbak Nana mulai kembali mengeja. Mulutnya komat-kamit.
"Ih...yang ini susah anne," suara yang keluar.
"Mbak Nana kan belum mencoba. Ayo coba, suaranya dikeluarkan dulu," kata Anne.
"Iya, tapi yang ini tu susah. Mbak Nana nggk bisa," suaraya masih menolak.
"Bisa insya Allah. Allah akan menolong anak-anak yang mau mencoba," respon anne dengan perasaan yang ditahan.
"Susah anne," jawabnya lagi, sementara matanya sibuk melihat adek.
"Salihah, boleh fokus dulu ngajinya. Mbak Nana bisa insya Allah. Ayo dicoba dulu yuk,"
"Kalo Mbak Nana fokus setelah mengaji boleh makan roti coklat," tawar anne.
"Oh iya, Mbak Nana kan mau makan roti coklat," terdengar suaranya.
Hufft, anne menghembuskan nafas.
"Ayo, ta`awudz dulu," kata anne.
Terdengarlah suara Mbak Nana, melafadzkan ta`awudz...dan pelan-pelan mulai mengeja huruf-huruf hijaiyah dengan huruf yang sudah mulai bersambung itu. Tingkat bacaan memang jauh lebih sulit. Namun nyatanya, akhirnya dapat rampung pula Mbak Nana menyetorkan dua baris bacaan kepada anne.
Alhamdulillah ya Allah...
***
Poin Komunikasi Produktif
Mengendalikan Emosi
Mengendalikan emosi agar tetap on the track adalah perjuangan khusus bagi anne. Memerlukan latihan dan menjaga nalar bahwa yang kita hadapi bukanlah manusia dewasa. Melainkan anak-anak dengan fikiran yang belum matang.
Menciptakan suasana kegiatan yang menyenangkan akan memberikan pengaruh yang positif terhadap kestabilan emosi. Kestabilan emosi akan memberikan pengaruh yang positif pula terhadap komunikasi yang dihasilkan.
Menjaga Gesture dan Intonasi
Intonasi mentransfer pesan yang kuat terhadap pesan. Intonasi yang ramah dan lembut akan membuat anak merasa nyaman sehingga akan mempengaruhi tingkat keberhasilan suatu komunikasi.
Kuncinya adalah 7-38-55; yaitu 7% suara, 38% intonasi, 55% gesture
Keep Informastion Short and Simple
Instruksi yang sederhana akan memudahkan anak untuk memahami dan mencerna, sehingga akan dengan mudah pula baginya untuk melakukan apa yang kita harapkan.
"Salihah, rotinya boleh di simpan dulu, setelah mengaji silahkan makan roti coklat."
Pemilihan Kosa Kata yang Positif
Kata-kata positif yang terlahir dari fikiran yang positif memberikan pengaruh energi yang positif pula terhadap lawan bicara.
Pada poin komunikasi di atas terdapat dialog dimana Anne menggunakan kata-kata positif dalam merespon sikap Mbak Nana yang menolak untuk mengaji dengan mengatakan "susah."
Dalam situasi seperti ini, orang tua berperan besar dalam memberikan pengaruh yang positif terhadap sikap/perilaku anak. Sehingga output yang dihasilkan oleh anak juga adalah hal yang positif pula.
Rencana untuk Hari Esok : Mengajak dialog dengan kosa kata yang positif dan berenergi
Berapa Bintangku Hari ini:
3 Bintang, sebab anne belum merasa plong dalam mengendalikan emosi. Bisa menahan emosi namun masih butuh berlatih untuk bisa lebih rileks.
Depok, 5/9/'20
Sumber Referensi
E-book Komunikasi Produktif Materi Kelas Bunda Sayang Sesi #1 Institut Ibu Profesional
#hari ke3
#tantangan15hari
#zona1komprod
#pantaibentangpetualang
#institutibuprofesional
#petualangbahagia
No comments:
Post a Comment