Reminder

"Beri aku pelajaran TERSULIT, aku akan BELAJAR" Maryamah Karpov

Wajahku sujud kepada Allah yang menciptakannya, dan yang membuka pendengaran dan penglihatannya

Dengan daya dan kekuatan dari-Nya, maka Maha Suci Allah, Sebaik-baik pencipta

(Tilawah Sajadah)

Friday, September 4, 2020

Komunikasi Produktif Hari Ke-2; Sepotong Cerita di Pagi Hari

Sepotong Cerita di Pagi Hari

Zona 1; Komunikasi Produktif

Selamat datang di kelas Bunda Sayang annenajma, Bundanya Mbak Nana. Ini adalah sebuah sekolah kehidupan, yang kelas-kelasnya adalah kelas dan dinding yang dibangun di atas cita-cita mengokohkan peran kaum ibu. 

Selamat, telah melewati kelas #matrikulasibatch8 bersama ribuan kaum ibu lainnya. Kaum ibu yang sama-sama tengah berjuang dalam proses belajar menjadi Ibu kebanggan keluarga. Teruslah belajar dari mana saja, kapan saja, dimana saja. Kran-kran ilmu terbuka dan terbentang luas, melebihi birunya lagit dan luasnya lautan. Teruslah mengokohkan ikat pinggangmu, sebab menjadi ibu adalah peran sepanjang hayat dikandung badan. Teguhkanlah hatimu untuk mendidik anak-anakmu, menjadi generasi yang dinantikan Islam.

***

Kemaren sebenarnya ada banyak temuan yang ingin anne share di kelasin. Hanya saja ternyata hanya bisa 1 link yang dikirimkan. Alhasil beberapa video pun akhirnya tidak bisa dikirimkan linknya di kelasin. Niat awal beberapa potongan video temuan yang ingin dishare. 

Jadi hari ke-2 ini saya putuskan untuk menuliskannya di blog, ada pun video yutub sebagai data pendukung temuan. Siapa tahu, suatu saat data-data ini akan saya butuhkan. *Mana tahu suatu saat sekolah lagi, hihihi. Aamiin ya Allah...

Tema yang diberikan dalam zona 1 ini adalah bagaimana membangun komunikasi produktif; baik terhadap diri sendiri, pasangan mau pun anak-anak. Sebuah topik awal yang digunakan sebagai landasan berpijak untuk membangun keluarga yang harmoni. Keluarga yang saling memahami, saling mengerti dan saling menyayangi. 

Dan semua itu bersumber dari pola komunikasi. 

Materi Presentasi Kelas Bunda Sayang oleh Kakawi #Tika

Komunikasi yang produktif akan tepat sasaran dan efektif. Sebab pesan yang diharapkan dapat tersampaikan dengan baik, serta dapat diterima dengan baik pula oleh pihak penerima pesan; dalam hal ini yang terdekat adalah keluarga.

Komunikasi produktif tidak hanya sedang mengirimkan pesan secara verbal, namun lebih dari itu adalah proses mentransfer energi dan feeling kepada si penerima pesan. Oleh sebab itu, penting bagi kita khususnya seorang Ibu untuk senantiasa melatih diri berproses dalam komunikasi produktif ini.

Ibu, sebagai tokoh sentral dalam keluarga memiliki peran yang penting dalam mengharmonisasikan warga keluarganya. Bagaimana mungkin akan tercipta keluarga yang rukun, bila tokoh sentral ini justeru menjadi sumber ketidakharmonisan oleh sebab gaya komunikasi yang tidak produktif; emosionil, tidak berempati, bertele-tele dst.

Maka materi komunikasi produktif ini perlu dilatih dengan cara dibiasakan, sehingga menjadi sebuah kebiasaan yang melekat pada diri seorang Ibu. 

***

Temuan hari ini #1

Anak-anak sudah rapi dan mandi pagi-pagi. Sudah beberapa pekan terakhir ini ayah mulai mengajar dengan cara WFH. Alhasil rutinitas anak-anak kembali anne yang menghandle dan mengelola. Sama seperti hari-hari biasa saat Ayah WFO. Hanya saja bedanya, ayah tak perlu berangkat ke kantor pagi-pagi sekali seperti hari normal. Karena cukup mengajar mahasiswa dari rumah saja. Dan anne merasa nyaman dengan keberadaan suami di rumah, ehehehe.

Rutinitas pagi anak-anak bermula dari pukul 06.00 pagi. Kebiasaan Mbak Nana (4th 5 bulan), si sulung adalah bangun lebih siang. Sementara sang adik, Rayyan (18 bulan) bangun lebih pagi lagi pukul 05:30 WIB. 

Maka jika ingin situasi rumah stabil, kuncinya ada pada pagi hari. Yakni, ibu menyelesaikan semua hal yang berkaitan dengan dirinya sendiri pada pagi-pagi hari sekali sebelum anak-anak terbangun dari tidurnya.

Alla kulli hal, alhamdulillah. Memulai pagi dengan berkah tilawah insya Allah. 

***

"Anne, hari ini Mbak Nana mau maen kapla lagi ya," kata Mbak Nana dengan tubuhnya yang menggeliat saat bangun dari tidur.

"Boleh...yang penting kita harus apa dulu ya?" jawab anne dengan sepotong tanya. Pertanyaan yang mungkin sudah sangat mengelotok bagi Mbak Nana, sebab berulang untuk yang kesekian kalinya.

"iya, yang pertama mandi dulu, terus sarapan yang kenyang, minum vitamin, minum air putih, baru deh boleh main kapla," kata Mbak Nana memberikan jawaban panjang lebar.

"Masya Allah, alhamdulillah terimakasih Mbak sudah siap untuk tertib hari ini," respon anne.

***

Usai mandi dan disisir rapi.

"Mbak, supaya tubuh kita sehat dan kuat, Mbak Nana sarapan yang lahap ya," kata Anne mulai ancang-ancang sebelum menyiapkan seporsi sarapan pagi untuk Mbak Nana.

"Iya, kalo nggk mau makan nanti badan kita bisa kurus kayak bangau kan Anne," kata Mbak Nana. 

"Iya, sebelum main kapla harus makan dulu yang kenyang. Supaya nggak lemes pas main atau pas berkebun nanti," kata anne lagi.

Yang diajak bicara hanya mengangguk-angguk.

"Kalo Mbak Nana nanti sarapannya tertib dan mandiri, anne kasih hadiah deh," kata Anne memancing.

"Hadiah apa Anne?" Mbak Nana penasaran.

"Ada deh," 

"Hadiah apa Anne?" masih penasaran.

"Hadiahnya adalah anne bacakan buku ceritaaa..." kata Anne.

"Cerita apa?" tanya Mbak Nana penasaran.

"Cerita, Anakku Jangan Sekutukan Tuhanmu," kata Anne.

"Yeaaay," kata Mbak Nana senang.


Duduklah tubuh mungilnya itu di atas kursi makan. Seporsi nasi putih, sayur bening wortel mentimun dan tempe goreng gurih yang wangi sudah didepannya. 

Mbak Nana mulai menyendoki nasi di piring. Sesendok, dua sendok...

Anne masih duduk menemani gadis kecil yang pipinya merah itu. Alangkah lamanya...Anne mulai grusak-grusuk.

Hingga akhirnya, tak sabar pula anne menunggu Mbak Nana yang menyendoki makannya sembari tangannya memainkan berbagai benda-benda yang ada di mejanya.

"Sini deh, anne bantu suapin ya," kata anne menawarkan.

"Mbak Nana sudah bisa makan sendiri kok Anne," jawabnya menolak.

Duh...kena lagi. Sifat anne yang agak suka terburu-buru dan kurang sabar menunggu ini. 

***

Usai sarapan. 

Mbak Nana menagih janji untuk dibacakan buku.

"Alhamdulillah, karena Mbak Nana sudah sarapan dengan tertib dan mandiri hadiahnya anne bacakan ceritaaa," kata anne panjang lebar.

Mbak Nana dan adek sudah duduk untuk bersiap-siap menyimak. Anne sibuk mencari buku yang dimaksud.

Sudah beberapa menit mencari, namun buku yang dicari tidak kunjung ketemu.

"Yah...bukunya nggk ketemu nih Mbak," kata anne memberitahu.

"Anne bacain buku yang lain aja ya," kata anne lagi.

"Nggk mau, Mbak Nana maunya Jangan Sekutukan Tuhanmu anne," jawab Mbak Nana dengan kening wajah yang berkerutan. Pertanda ada rasa kecewa yang muncul dihatinya.

Anne pun masih terus saja sibuk mencari buku yang dimaksud. 

"Anne boleh minta tolong bantu carikan nggk Mbak di meja kamar?" anne meminta tolong Mbak Nana.

Mbak Nana bangkit menuju kamar dengan wajah yang cemberut.

"Nggak ada kok anne, kan Mbak Nana nggk tahu dimana bukunya," jawabnya.

Duh...

Aha! Anne ada ide.

"Gimana kalau kita baca buku Nyam..Nyam...Ulat Lapar," jawab anne menawarkan sebuah judul buku.

"Okee, Mbak Nana mau buku itu anne," jawabnya dengan mata yang sumringah.

Aha...tepat sasaran. Giranglah hati anne.

Akhirnya sepotong cerita di pagi hari pun menjadi hadiah spesial untuk Mbak Nana hari ini. Hadiah karena Mbak Nana sudah makan mandiri dengan tertib. Meski pun belum bisa menghabiskan seluruh porsi makannya sendiri.

Untuk melihat potongan hadiah cerita anne ke Mbak Nana pagi ini klik link berikut https://youtu.be/h7Touxoy2mg

***

Jadi mengapa Mbak Nana bersedia saat anne menawarkannya dibacakan buku Nyam...Nyam...Ulat Lapar? Sebab pagi hari saat anne memeriksa tanaman di sisi dapur rumah, ada seekor ulat kecil yang sedang asyik memakan daun-daun di pohon jeruk.

Pohon jeruk itu merupakan hadiah dari teman saat berkunjung ke rumahnya di kawasan kampus IPB. Lalu anne pindahkan ke dalam pot ember. Alhamdulillah saat ini sudah mau berbuah. 

Namun pagi tadi kami melihat ada seekor ulat berwarna hijau telah memakan daun-daunya yang rimbun.

Anak-anak excited melihat ulat yang tampak gendut itu. Lalu beramai-ramai mengaitkan dengan buku cerita yang sudah dibacanya berkali-kali itu, "Nyam...Nyam...Ulat Lapar."

So, Mbak Nana langsung bisa menerima saat anne menawarkan buku cerita tersebut. Alhamdulillah...

Demikianlah kami melewati pagi hari ini, dengan sepotong cerita yang dilanjutkan dengan diskusi isi cerita. Untuk melihat potongan diskusi ringan kami pagi ini klik link berikut  https://youtu.be/nNgtVKv6lvY

Catatan Evaluasi Komunikasi Pagi Ini

  • Komunikasi pagi ini berlangsung cukup baik. Sebab anne dapat mengontrol emosi sehingga situasi berjalan aman.
  • Informasi dan pertanyaan disampaikan dengan cara yang ringkas dan sederhana, disertai dengan intonasi yang tenang.
  • Memberikan penghargaan atas usaha yang dilakukan Mbak Nana karena telah berusaha makan secara mandiri. 
  • Anne juga memberikan pilihan-pilihan ketika buku yang kami cari untuk dibaca tidak ketemu.

NOTE : Anne harus kembali melatih ketrampilan bersabar menanti Mbak Nana menyelesaikan tugasnya terlebih dahulu. Baru kemudian memberinya tugas yang baru, ehehe.

Rencana esok hari : Melatih komunikasi BISA. 

Evi Marlina

Depok, 4/9/'20

Sumber Referensi

E-book Komunikasi Produktif Materi Kelas Bunda Sayang Sesi #1 Institut Ibu Profesional

#hari ke2

#tantangan15hari

#zona1komprod

#pantaibentangpetualang

#institutibuprofesional

#petualangbahagia










































  

No comments: