Reminder

"Beri aku pelajaran TERSULIT, aku akan BELAJAR" Maryamah Karpov

Wajahku sujud kepada Allah yang menciptakannya, dan yang membuka pendengaran dan penglihatannya

Dengan daya dan kekuatan dari-Nya, maka Maha Suci Allah, Sebaik-baik pencipta

(Tilawah Sajadah)

Wednesday, September 16, 2020

Komunikasi Produktif Hari Ke-14; Sebungkus Biskuit yang Bergembira

Zona 1; Komunikasi Produktif #14

Oleh : Evi Marlina 
(Mahasiswi IIP Kelas Bunda Sayang Batch#6) 

Ilustrasi Kue Cookie. (pixabay.com/StarFlames)

Ada yang selalu anne tunggu di waktu pagi yang hening. Suara cicit pipit yang nyaring diantara gemerisik dedaunan pohon mangga yang saling bergesekan. Kadang pipit-pipit kecil itu berjingkrakan di halaman dapur, mematuki bijih-bijihan tumbuhan atau sisa-sisa makanan yang anne sebarkan di halaman dapur. Seperti bijih jagung atau bijih beras. 

Mbak Nana dan adik selalu suka memperhatikan burung pipit itu, paruh kecilnya mematuk-matuk mengais makanan. Kadangpula adik tak dapat menahan dirinya, hingga berlarianlah ia mengejar sepasang pipit yang lincah. 

Lain lagi jika anak-anak kucing, kucing betina mau pun kucing-kucing jantan milik tetangga yang berdatangan. Adik akan berlarian di dalam rumah dengan berteriak "atuuut." Lalu bersembunyi di balik punggung anne, sembari ujung matanya mengintip-ngintip apakah kucing itu masih berteduh dengan molek di bawah pohon mangga.

Sama seperti halnya pagi ini, sekawanan pipit kecil berkicau merdu saling bersahutan sesamanya. Mendentingkan nada-nada harmoni alam yang padu. Suaranya hilang timbul diantara suara air kran cucian piring. Beberapa gelas berdenting ringan beradu sendok atau piring.

Sementara sepasang tangan anne membilas perabot rumah sisa-sisa semalam. Mbak Nana dan adek sudah bangun, saling bercengkerama di ruang tengah. Membicarakan biskuit apa yang bisa mereka makan pagi ini selagi menunggu anne menyelesaikan urusan dapur.

"Mbak Nana mau ambil biskuit di kulkas ah," terdengar suara Mbak Nana diantara kesibukan anne mengupas bawang-bawang merah.

Adik kelap-kelop seraya mengangguk dan membuntuti Mbak Nana. Suasana hening. Entah apa yang sedang dilakukan keduanya setelah menemukan biskuit yang dimaksud.

Mbak Nana datang ke dapur, "anne cobain deh, ini biskuit Mbak Nana," tangan mungilnya menyerahkan sepotong biskuit berwarna coklat.

Anne tengah membilas beberapa panci. "Mohon maaf shalihah, anne sedang bilas panci Nak."

"Iiih, ini buat anne," jawab Mbak Nana dengan kening yang berkerut. Dengan setengah memaksa ia menyerahkan biskuit dan meminta agar anne menerima biskuit dari tangannya.

Anne mencuci tangan, mematikan air kran dan lalu setengah berjongkok mendekatkan wajah anne ke Mbak Nana, "Wah, masya Allah boleh minta tolong suapkan ke anne ya."

Tangan mungil itu menyuapkan potongan biskuit ke mulut anne,  "terimakasih Mbak sudah berbagi,"

Usai menyuapkan biskuit, Mbak Nana keluar dari dapur meninggalkan anne. Duduk riang menikmati kepingan biskuit kering bersama adek. Anne tersenyum lega menyaksikan pagi yang rukun itu.

Namun tiba-tiba, tak lama kemudian terdengar suara adek merengek, "auuu, auuu," suara adek terdengar meminta biskuit.

"Ndak boleeh, adek ambil yang ini aja. Jangan yang di dalam sini. Sini Mbak Nana potekin, jangan ambil yang ini," suara Mbak Nana terdengar melarang adek mengambil biskuit, volumen suaranya naik turun.

"Auuu...auuu," adek masih saja mengucapkan kata mau. Tapi, Mbak Nana tetap menolak. Akhirnya adik pun menangis. 

Anne berlari ke ruang tengah, mengecek kegaduhan apa kiranya yang tengah terjadi. Adik sudah menangis, sementara Mbak Nana menyembunyikan sebungkus biskuit kering di belakang punggunnya.

"Ada apa ya, anne dengar kok ada yang menangis ya," tanya anne menanyakan apa yang sedang terjadi.

Ilustrasi; Mbak Nana dan Adek menikmati menu cemilan  karya anne, menjelang malam

"Adek mau ngambil biskuitnya Mbak Nana," jawab Mbak Nana dengan bibirnya yang manyun.

"auuu..." kata adek sembari mengulurkan telapak tangannya. Oh...adik mau biskuitnya.

"Shalihah, boleh berbagi biskuit yang gurih kepada adek?" tanya anne pada Mbak Nana.

"Kan Mbak Nana sudah berbagi ke adek. Ini Mbak Nana potekin, tapi adek mau ngambil yang dari wadah," jawab Mbak Nana. 

Anne memandangi Mbak Nana, sejenak menarik nafas "Shalihah, terimakasih ya sudah berbagi dengan adek. Tapi adek maunya biskuit yang masih utuh Nak,"

"Mbak Nana nggk mau, adek yang ini aja," jawab Mbak Nana masih bersikeras.

"Shalihah, biskuitnya kan masih banyak. Bagaimana kalau kita berbagi yang masih utuh buat adek?" anne masih membujuknya.

"Nggk mau, adek yang potekan aja," masih bersikukuh.

"Emm, Mbak Nana ingat tidak, kalau kita mau berbagi wajah kita akan seperti apa?" pancing anne.

Mbak Nana diam sejenak, tampak sedang berfikir dan menimbang-nimbang sesuatu. Dengan ajaib, senyum terkembang dari bibirnya.

"Mbak Nana mau berbagi kok anne, ini buat adek satu," tangannya menyerahkan sekeping biskuit yang masih utuh kepada adek.

"Mbak Nana kan suka berbagi anne, jadinya wajahnya gembira. Kalo Mbak Nana nggk berbagi wajahnya jadi muram," kata Mbak Nana dengan senyum penuh.

Akhirnya reda pulalah rengekan adik menerima sekeping biskuit.

"Ini buat adek lagi, Mbak Nana tambahin," kata Mbak Nana kemudian, menyerahkan beberapa keping biskuit.

"Mbak Nana sudah kenyang kok anne, ini buat adek aja. Sebab Mbak Nana suka berbagi, jadinya tidak berwajah muram. Kalo nggk suka berbagi wajahnya akan muram dan merah," 

"Alhamdulillah, terimakasih Mbak sudah berbagi biskuit dan sayang sama adek," jawab anne sembari memeluk dan mengecup keningnya.

Poin Komunikasi Produktif Hari ini

Alhamdulillah, beberapa poin penting dari komunikasi produktif hari ini antara lain sebagai berikut: 

1. Mengendalikan emosi; ketrampilan mengendalikan emosi dalam proses komunikasi bersama lawan bicara, dalam hal ini khususnya anak-anak memiliki peranan yang penting. Khususnya bila dihadapkan pada situasi yang tidak ideal. Maka kita dituntut untuk melatih mengendalikan emosi ini. Dalam komunikasi produktif hari ini, anne berusaha menahan diri dari rasa tidak sabar dan rasa gemas karena mulanya Mbak Nana tidak mau berbagi biskuit yang utuh kepada adek.

2. KISS (Keep Information Short and Simple; menyampaikan maksud dan tujuan dengan pilihan kata yang sederhana dan singkat. 

3. Intonasi dan suara yang ramah; suara yanng ramah dipengaruhi oleh ketrampilan mengenlola emosi. Emosi yang tenang akan melahirkan intonasi dan suara yang tenang dan ramah. Oleh sebab itu, dalam hal ini anne telah berusaha meminimalisir perilaku/ucapan yang dipenuhi dengan emosi, dengan cara melakukan diksi yang positif.

4. Mengatakan yang diinginkan; mengatakan hal yang diinginkan menunjukkan sikap yang jujur yang muncul dari dalam jiwa. Dengan mengucapkan apa yang diinginkan, anak-anak dapat belajar memamahi terhdap hal-hal yang disukai orang tuanya mau pun tidak disukai.

5. Jelas dalam memberikan pujian; dalam hal ini anne memberikan penghargaan ucapan terimakasih sebagai akibat karena ia telah melaukan hal baik hari ini, yaitu mau berbagi dengan adik.

6. Bahasa tubuh yang nyaman; memebrikan pelukan terhadap anak dapat memebrikan efek psikologis yang positif. Dapat membangun dan menumbuhkan rasa kepercayaan diri terhadap anak. Oleh sebab itu, dalam hal ini penting bagi kita memberikan perhatian terhadap hal ini. Dalam hal ini anne memberikan penutup pada perbincangan dengan kasus di atas dengan memberikan pelukan dan kecupan pada Mbak Nana.

Tantangan Hari Ini

Belajar lagi dan lagi dalm mengelola emosi, saat berkomunkasi dengan anak-anak di rumah. Khususnya tantagan komunikasi bersama adek.

Berapa Bintangku Hari ini?

Alhamdulillah, anne memberikan apresiasi 5 bintang untuk hari ini. Mbak Nana dapat bekerjasama dengan cara berbagi biskuit kepada adik. Allah kulli hal, alhamdulillah.

Evi Marlina
Depok, 16/9/'20
Pukul 21:48 WIB

Referensi:

E-book Komunikasi Produktif Materi Kelas Bunda Sayang Sesi #1 Institut Ibu Profesional
Kudapaan Tim Bunsay 6 Institut Ibu Profesional 2020

#hari ke-14
#tantangan15hari
#zona1komprod
#pantaibentangpetualang
#institutibuprofesional
#petualangbahagia
#bundasayangiipbatch6     











No comments: