Bila aku CEMBURU

Kali ini aku benar-benar cemburu. Melebihi kecemburuan yang biasa aku rasakan jika pesanku tidak segera di balas oleh adikku Rahmi Mulyasari Al-ardvici. atau sahabat karibku Lale Fatma Yulia Ningsih. Kali ini kecemburuanku adalah saat sore itu pukul 17:30 dengan ditemani adik tingkat yang kuliah dikampus tersebut meminjam buku di perpustakaannya. 

Masya Allah...subhanallah...semua buku yang aku butuhkan ada di sana. Setelah sebelumnya stress beberapa jam lamanya duduk termangu di depan leptop memandangi situs amazon.com - melihat list daftar harga buku yang aku butuhkan, sebuahnya seharga 169$ atau senilai 260 an Lira lebih atau senilai 1,5 jutaan kurang lebih dalam rupiah. 

Pustaka kampus METU benar-benar membuatku cemburu bukan main *semoga teman2 metu tidak membesar hidungnya, hoho. Meski kebutuhan buku-buku yang aku butuhkan sebenarnya juga tersedia di kampusku, dan itu juga mencukupi. Hanya saja untuk buku yang berjudul yang sedang aku butuhkan terdapat berbahasa turki. Aku membutuhkan beberapa refernsi berbahasa Inggris. 

Dan sore itu memasuki pustaka kampus milik METU alias ODTU membuatku ingin berlama-lama menghabiskan waktuku di sepanjang malam itu. Sekilas duduk dan memperhatikan beberapa mahasiswa yang masih duduk menekuni buku-buku di ruang yang menyenangkan itu. Sementara fikiranku terbang mengangkasa. Subhanallah, alangkah bersyukurnya berkesempatan belajar di negeri orang. Kemudahan mengakses buku-buku yang dibutuhkan. Sejenak terlintas, kalau begitu beruntungnya jika aku pun juga berkesempatan bersekolah di Amerika atau Inggris dan sejenisnya. Dimana buku-buku yang aku butuhkan sebagian besar cetakan dari penerbit Mc. Graw. Hill atau Prentice Hall. Tentu aku bisa lebih mudah mendapatkan buku-buku itu di sepanjang pustaka. Dan bisa mendapatkan buku-buku second dengan harga yang lebih murah.

Ah tentu saja.  Jika kamu pun berniat menuntut ilmu agama sebagai bekal. Maka segera putuskan untuk menuntut ilmu di negeri Yaman atau Mesir, lebih tepatnya negeri negeri SYAM. Namun apa pun itu, tidaklah persoalan besar. Karena hal terpenting bukanlah tempat yang membuat kita menjadi berbeda.Akan tetapi kemampuan kita membuatnya "menjadi beggitu istimewa."

Dan.. kenyataanya aku sampai asrama cukup larut pukul 21:00 waktu Turki dalam keadaan ambruk. 

Besevler, Arafah 1434 H 

[12 Oktober 2013]

Note : Foto doc. pribadi - sebuah sudut di Pustaka METU