Doc. Pribadi
Musim gugur kali ini aku bersembunyi dalam kelelahan yang tidak berbahasa. Ada beberapa ruang yang tidak bisa aku buka pintunya dalam beberapa masa. Dan itu cukup meski aku harus kembali bangkit dari lelah yang mendera. Semisal aku duduk di atas kursi dapur di sudut kampung halaman sana sepertinya akan cocok jika ada eyang putri yang mengelus-elus kepalaku sambil bibirnya berkisah sementara tangan kanannya memasukkan beberapa kayu ke tungku perapian. Itu hangat dan membuat kepalaku menjadi dingin dan membaik. Gugur itu menuju tunas yang pucuknya bisa membuat hatimu menari di sepanjang tuts piano. Bandara-kampus-ankara #sakura
Musim gugur yang di dalamnya di penuhi takbir adha untuk periode 365 masa yang cukup panjang. Daun-daun menguning dan angin mulai menguasai bangunan-bangunan Ankara. Pada sebuah Adha dan aku bisa merasakan aroma tanah air di sini. Mencium aroma sops masakan emak dan suara bernada Bapak yang akan selalu mengeluarkan teriakan khas bila aku bersembunyi di kamar sibuk dengan handphoneku. Membaca pesan masuk adha. Begitulah perubahan dari waktu ke waktu. Setahun yang lalu semenjak tiba di Turkey rasanya Adha tidak sepadat ini. Dan Adha kali ini aku betul-betul ingin melewatinya dengan cepat. Berjuang dengan waktu dan perubahan-perubahan kondisi yang menghantam dalam ritme yang penuh. Asrama-100 YIL-piknik #sakura
Piknik yang sedikit membuatku rehat adalah ketika aku bisa melempar batu sekuat tenaga pada sebuah danau yang airnya mengalir tenang dan dingin. Meski sekali lagi lemparan batuku belum mengenai titik yang aku inginkan. Tapi sejauh ini boleh aku beri nilai cukup untuk melatih otot-otot tujuanku. Ini tentang catatan peta piknik pada sebuah musim gugur dalam keadaan angin yang tidak bersahabat itu berbeda. Dan di sana aku bisa belajar banyak hal. Tentang perubahan masa yang berubah dengan begitu cepat. Jangkauan waktu yang datang dengan suka-suka dan membantuku bisa mengenali lebih baik mengapa kita harus terus berjaga di perbatasan. Mavi Gol-Piknik #sakura
Kali ini duduk dengan buku berahasa turki di tangan. Baru separo dari buku itu aku tuntaskan. Meski fikiranku sedang tidak kosentrasi. Sibuk dengan sesuatu yang sepertinya itu penting di dalam sebuah ruang bernama "fikiran dan hati." Tapi kembali memaksa diri untuk membaca kembali huruf-huruf berparagraf Turki itu. Di sebuah ruang #sakura
Ah tulisan kali ini seperti sebuah tulisan yang tidak bertuan. Tidak menentu tulisan apa ini. Tapi sepertinya suatu masa ketika aku membacanya juga akan menemukan tuannya sendiri. Dan mengingat tentang buku perpustakaan itu rasanya aku ingin meledak. Pasalnya 4 buah buku pustaka terlambat memperpanjang. Ahaha...Hari ini aku akan kembali belajar dan membaca #sakura
No comments:
Post a Comment