Kelak ajarilah anak-anakmu Al-Qur'an
niscaya kebaikan apa pun akan menyertainya [sebuah pesan]
****
Aku teringat saat kaca mataku lensanya terlepas dari tangkanya beberapa tahun yang lalu. Menyedihkan. Tanpa sengaja aku sedang enggan memakainya dan kemudian meletakkan di dalam tas. Tanpa sengaja tertindih saat menaiki motor mengunjungi pedusunan Suku Anak Dalam dan akhirnya terlepas dari bingkainya. Astaghfirullah, padahal aku sedang tidak punya uang.
***
Entah apa sebabnya tiba-tiba engkau membicarakan kaca mata yang tanpa sengaja tercapture dalam kamera yang burem itu saat aku betul-betul sedang merindukan kampung halamanku. Apalagi mendengar mie aceh dan sayur pecel yang kau ceritakan beberapa hari lalu. Hemm lezaaat. Haduh, itu 2 makanan favoritku. Betul-betul membuatku merindukan tanah air. Oh ya aku ingin beri tahu, rasanya sejak sore kemaren tuntas terjawab semua tanyaku. Tidak ada lagi keraguan yang tersisa. Pertanyaan-pertanyaan itu sudah lama menghantuiku, tapi aku belum menemukan jawaban yang mampu mengokohkan hatiku. Malam ini rasanya tuntas. Alhamdulillah. **jadi aku harus pakai apa jika tidak "perasaan" musti pakai otot gitu. Hwah terkadang kamu menjadi seperti sosok Abu Nawas yang selalu membuatku kesal dan terbahak. **twew wew #apaan sih gue #ngomong sama tembok :D maklum pembaca sudah 2 hari gak nulis.
Kamu bilang jadi profesor muslimah itu keren. Kalau begitu kamu juga hendaknya juga jadi Profesor. Biar sama-sama adil dan impas :D aku cukup jadi bu guru paud yang profesor aja dah :p **qiqi, aamiin in sha Allah. Sebenarnya tidak ada yang istimewa dalam catatanku kali ini. Hanya bermaksud mengabadikan pesan pembuka di atas gambar kaca mata di atas itu saja sebenarnya. Tamam...kamu benar. Meski catatan dengan judul "aamiin in sha Allah" yang aku tunjukkan tempo lalu juga bermaksud demikia sebenarnya. Entahlah, apapun semoga Allah ridha iallah.
Lekaslah pulang ke Benua sana. Jendela sudah lama tertutup. Aku sudah tidak sabar ingin segera melihat Van Kedisi dengan dua warna matanya yang berbeda itu menemaniku menghabiskan buku-bukuku. Kau tahu Kotaku sampai tidak pernah berhenti turun hujan. Hemm, aneh sekali. Lekaslah, aku ingin engkau menjawab semua tanya sahabat karib yang menemaniku berbuka puasa sore tadi. Lama sekali rasanya menanti kepulangannmu. **hwah siapa yang aku suruh pulang. #SekaliLagi NgomongSamaTembokDotKom. **hoho, imajinasi pangkat langit. Betul-betul catatan aneh. Tauk ah gelep. mau baca buku. Izin gak yaaa. #hadehh please dyehh...Hompimpa alaihon gambreng. Catatan Ora Nggenah tengah Malem.
02Desember2013
No comments:
Post a Comment