Dear Allah...Sebenarnya tidak ada yang perlu diGALAUkan tentang masa depan. Karena ia akan tetap akan datang dengan sendirinya **ketika Allah mencukupkan usia sampai disana. Tapi sekali lagi, sebagai manusia yang memang bersifat "lemah dan banyak maunya" maka tidaklah mengapa aku mau tumpah-tumpahkan semuanya di sini. Aku tahu menjadi muslimah itu adalah dengan menjadi ibu bagi anak-anak dan mengabdi pada suami. Ya aku memahami konsep ini, meski memang aku belum jadi istri dan ibu dari anak-anak. Saya hanya sedang mencari teladan bahwa muslimah itu berperan sangat ganda, dan aku ingin mengambil peran GANDA yang BERAT itu.
Aku hanya sedang berfikir dengan kondisi saat ini sepertinya masyarakat membutuhkan Profesor-profesor dan ilmuwan muslimah lebih banyak. Tadi setelah mengikuti seminar di kampus dimana aku bertemu dan mendengarkan profesor-profeso besar itu, fikiranku terbang tinggi bahwa **in sha Allah rasanya aku pun merasa layak menjadi seorang PROFESOR MUSLIMAH berjilbab LEBAR yang menguasi keilmuan bidang psikologi pendidikan, sepanjang mendengarkan pembicara fikiranku sibuk terbang rasanya aku ingin melanjutkan studi S3 di FINLANDIA, dan menjadi seorang profesor Muslimah. Rasanya aku berfikir mengapa tidak "muslimah yang berjilbab rapi" yang berada dan duduk di sana? Mengapa bukan Profesor MUSLIMAH yang JILBABnya menenangkan yang memberikan seminar. Bukankah akan lebih membuka kesempatan lebih luas jika aku menjadi Profesor Universitas di Luar Negeri **misalnya, atau Profesor terbaik di sebuah Universitas dengan muslim MINORITAS. Bukankah itu akan lebih terasa "MENGIBARKAN" GAUN KEBANGGAAN MUSLIMAH di negara muslim MINORITAS dengan POWER karena memiliki kekuatan MENGENDALIKAN. Atau menjadi Profesor Muslimah yang menjadi rujukan utama. **Kekuatan Naruto #CLING :D
Dan bukankah akan menjadi catatan buat tanah air, jika aku menjadi seorang Profesor muslimah yang anaknya tidak sedikit [7 orang misalnya **misalnya, aamiin in sha Allah] tapi juga Profesor yang Hafidzah. yang anak-anaknya juga hafidz semuanya. **rasanya ini terlalu BERESIKO TOTAL. Tapi sekali lagi aku hanya sedang berfikir, jika memang Allah menitipkan kehidupan ini buat kita dan "TITIPAN" itu harus kita jaga dan disayang, mengapa tidak sekalian saja aku PERSEMBAHKAN yang TERBAIK untuk Allah. Mengapa tidak aku KORBANKAN saja hidupku untuk JASAD dan RUH yang dititipkan Allah kepadaku ini. Mengapa tidak TOTALITAS saja aku MENJADI dan MENGABDI. Kepada Allah, kepada suami masa depan dan kepada umat. SEKALIAN! Mengapa tidak SEKALIAN BERLELAH_LELAH saja di dunia ini jika toh kenyataannya HANYA KAMPUNG AKHIRAT yang KEKAL!!! Mengapa aku HANYA SETENGAH-SETENGAH dalam ber-AZZAM. Mengapa tidak aku serahkan diriku ini MENGABDI seutuhnya untuk ALLAH. Sekali lagi aku hanya sedang merenung dan takut memejamkan mata. Aku sedang mencari sebuah FORMULA.
Sakura RT, 12 Desember 2013
****
[beberapa menit ketika tidak bisa memejamkan mata karena RESAH bahwa saat ini aku membutuhkan guru, aku mau jadi HAFIDZAH ya ALLAH] Ya Allah, ini cita-citaku, aku tulis untuk Mu ya Allah. aku tahu mungkin ini tidak penting untuk Mu, maksudku karena sesungguhnya akulah yang membutuhkan Mu. Oleh sebab itu aku serahkan yang terbaik saja sekali lagi menurut pandangan Mu ya Allah, bukan menurut AMBISI dan NIAT yang tidak tulus...
**meski sebenarnya cita-cita sederhana "Penulis novel dan Profesor muslimah yang hafidzah yang memiliki 7 orang anak -yang semuanya hafidz- yang memiliki sekolah PAUD dan Sekolah SDIT berbasis Qur'an dan SKILL 4 Bahasa Asing. Aamiin ya Allah. Sekali lagi ini sekedar LUAPAN hatiku ya Allah. Maafkan aku jika ini terkesan sangat LEBAY. Apa pun ketentuan Mu kelak, apa pun itu hamba berdo'a dan berserah diri yang TERBAIK saja menurut Mu ya Allah. Aamiin...
No comments:
Post a Comment