#Edisi NOPEL
Dan siang itu, aku tak lagi cemas menanti otobus dalam minus, karena pemilik langit di ujung sana memberiku lebih dari sepuluh ribu warna. Waiting otobus happiliy "Ramadhan" I'm waiting for you faithfully here
in sha Allah...#Edisi -KUL- AGEN 120 - 110 [Ankara, 26 Desember 2013]
Sepasang wajah kul itu duduk dengan tenang; gaya khas yang tetap menyebalkan. Sementara aku tetap ceriwis ngalor ngidul mengisahkan sebuah perkampungan yang kataku itu ndesit namun selalu mampu membuatku setia merindukannya. Sama persis dengan pemilik langit KUL di ujung sana, yang selalu mampu membuatku berguling-guling memejamkan mata dan lari bersembunyi di balik mamang supir yang keren dan baik hati itu untuk berlindung. High high..."coba saja lapor sini kalau berani." Pemilik suara yang aku gelari si manusia sok KUL itu membuatku semakin ingin berlindung di balik tembok, menutup mata sekuat mungkin. Merah kuning hijau wajahku dibuatnya. Ingin berteriak dan memanggil sang the -haramain- buku diaryku- sekuat mungkin. Sebenarnya, saat suara itu menambahkan dengan dehemnya "hemm Summer noted!" Ah...benar-benar, desing suara isyarat hemm-nya itu selalu berhasil membuatku semakin merindukan perkampunganku yang jauhnya di ufuk mil-mil ujung perkotaan sana. Hemm...yang selalu membuatku mampu ber-sya la la di tepi hari-hariku yang melelahkan dan meriangkan ini. Cling- rasanya aku ingin semuanya terjadi dengan CLING begitu saja, qiqi...Apa pun pada akhirnya nanti, semoga baik in sha Allah. Aamiin **Bersambung dulu yaks...gak konsen, inget nyetor :p
=====
Keterangan foto: dokuemen pribadi, Belgrade-
No comments:
Post a Comment