Jangan suka menunda kebaikan, nanti Allah juga akan menunda memberikan yang baik untukmu- [Sakura RT] - Nasehat kepada diri sendiri @Sepotong Roti di atas Jembatan — di Diskapida. [24 September 2013]
sumber foto : gugel
Bukan apa-apa. Tapi saya sedang tidak ingin banyak bicara. Setelah melepas kerinduan bercakap di telepon dengan mak, si mbah putri dan mak de beberapa hari lalu. Beberapa hari ini pulang ke asrama selalu larut malam. Bukan apa-apa. Saya sedang tidak ingin berbanyak kata. Apa mungkin saya sedang marah? Entahlah...tapi tidak semestinya begitu. Hehe...entahlah. In sha Allah semuanya baik-baik saja di sini. Tapi saya sedang tidak bisa mendefinisikan keadaan. Saya hanya sedang bertanya mengapa ada banyak kemiskinan di muka bumi ini. Saya tidak menyukai melihatnya ya Rabb. Bukan tak mau. Tapi hati saya selalu menolak melihat kemiskinan. Saya tahu itu perih. Saya tahu miskin itu perih. Apa saya takut miskin?
Miskin bukan ukuran kebahagian. Iya benar. Saya memahami konteks itu. Tapi saya selalu tidak bisa menyembunyikan rasa perih ketika melihat kakek tua harus jualan di tengah dinginnya malam kota Ankara. Malam? Iya, beberapa bulan ini saya lebih sering pulang larut malam. Sampai di asrama pukul 22:00. Ngapain? Banyak hal yang tidak bisa saya sampaikan secara detail di halaman ini. Sudahlah. Kali ini saya hanya sedang ingin membicarakan topik kemiskinan. Saya sepakat. Saya tidak menyukai kata "itu." Apa karena saya takut miskin? Saya sudah terbiasa hidup miskin. Hidup dalam keluarga "kaya" yang miskin. Seingat saya, selama dulu sekolah SD-SMA emak dan Bapak hanya sekali membelikan seragam sekolah. Selebihnya baju bekas turun temurun dari si mbak dan sepupu. Selama kuliah membayar SPP sendiri setelah resmi naik semester 3, jarang mendapat kiriman, dan saya sudah lupa, Kapan terakhir kali pakai baju baru lebaran. Kamu tentu faham "miskin" yang tidak saya sukai dalam konteks tulisan saya ini.
BOROS dan BERMEWAHAN!
Dua kata ini lebih tidak saya sukai dari pada kata "miskin." Saya tidak menyukai dua hal ini. Saya membenci dua kata ini. Sama seperti tidak sukanya saya kala perih melihat "miskin." Saya sangat tidak menyukai 2 sifat yang berlebihan. BOROS dan BERMEWAH-MEWAHAN. Saya betul-betul tidak menyukai dua hal ini. Dan saya benar-benar tidak suka dengan ini. Lalu kenapa? Entahlah...
No comments:
Post a Comment