Sumber foto : gugel, keadaan seorang kakek miskin di ciamis
JUST A Question-
I just ask to my self why there is poor an rich people in this creation? Sudah berapa tumpuk tisu di kotak lemari? Sudah berapa pena dan pensil di kotak pensil? Aku tidak bisa mendefinisikan seperti apa arti kemiskinan. Ketika kakek berkaca mata yang sebelahnya di tambal kertas karena tidak ada kacanya, apa lagi lensanya menjajakan tisu di depan sisi gerbang kampus. @ah...di jakarta mah banyak yang pura-pura miskin! Okelah sya tidak tahu bagaimana merumuskan kata miskin.
Tapi paman yang tidak bisa melihat yang duduk di sisi metro beberapa meter dari asramaku itu selalu giat menjual tisunya dari pagi-pagi aku mrmulai berangkat sekolah hingga petang aku tunai belajar. @ah...di jambi juga banyak orang yang pura-pura tidak melihat.
Aku semakin tidak mengerti bagaimana mendefinisikan kemiskinan. Kakek yang jualan pensil atau kakek yang menunduk saat ku tanya apakah piring bekas itu ia jual. @aku sungguh tidak tahu bagaimana mendefinisikan kemiskinan. Hanya sebuah tanya mengapa ada 2 hal yang Allah padu dalam kehidupan ini. Jika pun suatu waktu Allah kasih amanah pada kita menjadi pemegang kekayaan apa cukup harta buat menghilangkan kata miskin. @aku sungguh tidak tahu bagaimana mendefinisikannya.
Tapi aku juga tidak mau melihat adik kecil yang senyumnya manis itu menjadi kumal dan tidak bersisir rambutnya hingga menggeribal. Tamam, mungkin harta bukan jawaban yang tepat dalam hal ini...@aku ingin jawaban ya Rabb, jawaban saat di sisi lain ada ratusan sepatu cantik di pakai oleh gadis-gadis cantik. Sepatu yang saat berjalan berbunyi ketuk sepatunya. Yang bunyinya di dengarkab oleh adik-adik berambut gimbal. @Entahlah...it just a question... — di hacı sabanci kız öğrenci yurdu.
No comments:
Post a Comment