Dear Bintang, aku bisa mengobok-obok kamu siang ini. Meski segebok judul belum aku garap. Aku baru saja merampungkan satu bab judul. Alhamdulillah...dan masih satu judul lagi yang harus aku garap. Tapi aku rinduk untuk menulis di ruang ini. Aku mengganti tema yang awalnya "Teruslah Berlayar, Bermakna, untukmu Bintang Fajar" menjadi Cathar Tentang Pelayaran & Penaklukan." Itu tidak lebih karena aku ingin suatu saat nanti jika aku telah berkeluarga, jika aku telah memiliki banyak anak, cucu, atau jika aku telah meninggal ada yang aku tinggalkan tentang sejarah hidupku, untuk orang-orang tercintaku. Bahwa aku pernah menjadi penakluk yang gila. :D
Siang ini, rampung mengetik, aku rehat di asrama bersama peserta karantina lainnya. Aku sekamar dengan Yuk Dini, seorang netra yang menghafal Al-Qur'an yang suaranya sangat merdu sekali. Aku senang mendengar beliau mengaji. Semangatku berkecambuk-cambuk. Aku ingin segera berangkat ke negeri impian dan segera menggenapi impian dengan memegang hafalan yang baik. Dung...dung..dung...yupi. Palu di pukul. Hehehe, aku benar-benar stress kali ini. Maka biarlah siang ini aku menulis dengan tertawa-tawa yang tak menentu. Aku tidak perduli apa kata orang.
Arai bilang
"Aku ingin hidup yang penuh dengan
penaklukan…
Aku ingin merasakan
sari pati hidup--edensor"
dan sepertinya kami memiliki kesamaan karakter yang kurang lebih sama. Keras kepala dan tidak menentu. Biarlah! Entahlah...apa yang terjadi, terjadilah. Yang pasti aku tidak akan pernah menyerah. Tidak akan. Selama kapal ini masih berlayar, meski koyak dan terhempas lautan, aku akan terus kayuh, lewati lautan yang curam itu. Hiks..hiks..hiks...:d
Bismillah, ya Allah, ridhai semua yang hamba lakukan. Izinkan ya Rabb..izinkan...Allahu AKBAR!
No comments:
Post a Comment