Ya Allah, aku sungguh sayang sekali, pada seorang
adik kecil, yang membuatku menyayanginya karena-Mu insha Allah, Fajri namanya. Adik kecil itu usianya sekitar 9 tahun. Baru saja
merampungkan ujian akhir nasional tingkat Dasar. Masih kecil sekali. Parasnya
putih bersih. Pendiam dan halus budi pekertinya. Tidak banyak bicara. Aku sudah
sering melihatnya sekitar sebulan yang lalu. Saat aku mengikuti traning
musabaqah di asrama haji. Kami bertemu di sana. Dia adalah peserta tartil anak-anak.
Kalau tersenyum giginya cantik sekali. Tapi bukan itu yang membuatku jatuh hati
pada adik kecil itu.
3 Kali pemusatan musabaqah. Namun aku tidak begitu perhatian pada bocah kecil itu. Selain karena kesibukanku pada training m2kq, aku juga sangat sibuk dengan adik kecil yang sekamar denganku, bocah berusia 6 tahun yang tiba-tiba lengket padaku seperti permen karet. Aku pun sangat menyayangi perempuan kecil berambut lurus sebahu itu. Ya Allah, aku merindukannya. Yang selalu memelukku saat aku latihan dan berdiskusi panjang saat TC. Namanya Dini. Namun, hampir 8 hari penuh aku tinggal dipemondokan musabaqah provinsi, ternyata aku tinggal di pemondokan yang berbeda dengan Dini. Tentu aku akan kesepian, karena biasanya ada yang menggangguku kala aku sedang menekuri leptopku. Adikku sayang….
3 Kali pemusatan musabaqah. Namun aku tidak begitu perhatian pada bocah kecil itu. Selain karena kesibukanku pada training m2kq, aku juga sangat sibuk dengan adik kecil yang sekamar denganku, bocah berusia 6 tahun yang tiba-tiba lengket padaku seperti permen karet. Aku pun sangat menyayangi perempuan kecil berambut lurus sebahu itu. Ya Allah, aku merindukannya. Yang selalu memelukku saat aku latihan dan berdiskusi panjang saat TC. Namanya Dini. Namun, hampir 8 hari penuh aku tinggal dipemondokan musabaqah provinsi, ternyata aku tinggal di pemondokan yang berbeda dengan Dini. Tentu aku akan kesepian, karena biasanya ada yang menggangguku kala aku sedang menekuri leptopku. Adikku sayang….
Aku tinggal bersama rekanku di pemondokan, M2KQ ada ustad Ridwan pelatihku, dan cabang Tartil Anak-anak putra dan putri dari beserta pelatih masing-masing. Dan awalnya aku kurang begitu perhatian, karena selama di sana aku sudah sangat sibuk dengan kesibukannku menyiapkan persiapan lomba mengetik itu…Hehehe…Aku benar-benar tenggelam dengan kesibukanku sendiri. Hingga singkat cerita, setelah Ella, peserta tartil putri anak-anak yang usianya sekitar 12 tahun, yang tinggal sekamar denganku itu pamit siang hari, 2 hari sebelum malam penutupan acara dia pamit pulang dahulu, karena Bapaknya harus mengikuti penataran. Saat itu aku mulai sendiri, karena peserta putri hanya aku berdua dengan ella kecil yang tingga di pemondokan bu Yas. Selebihnya berstatus male (pelatih, peserta dan official).
Dan dari sana bermula aku mulai mengenal sang adik kecil. Fajri. Suaranya indah mengalun-ngalun membacakan tartil. Subhanaallah, hatiku merinding dan bergetar-getar mendengar Fajri kecil berlatih. Tahun lalu, ia adalah peraih juara pertama provinsi tartil anak-anak. Berhak memperoleh hadiah umroh ke Mekkahh. Saat aku Tanya apakah dia mengambil hadiah umroh itu? Dia bilang, uangnya di tabung kakak, buat sekolah fajri. Subhanaalah Adik kecil sayang…
Siang itu, aku bosan karena sudah merampungkan amanahku mengetik sepanjang hari. Dan aku iseng mengajak sang adik kecil fajri kecil menemaniku bersilaturahim ke rumah guru tsaniwayahku yang tinggal di bangko, lalu berkeliling bazar. Dan semua bermula dari sana ya Allah. Aku mulai menyayangi adik kecil itu dengan segenap rasa sayang. Seperti aku menyayangi si Dini kecil, seperti aku menyayangi adik-adikku di pedalaman, juga anak-anak di RCQ. Fajri adikku sayang…
Awalnya aku hanya mengajaknya berkeliling bazar, mengajaknya bercerita, menemaniku nonton si kecil Delisa, dan menjawab semua pertanyaan-pertanyaanku yang tidak penting. Tapi ternyata dari sana semua bermula, kami menjadi begitu dekat, menonton lomba ngaji di arena bersama. Aku masih sangat ingat sekali, malam itu aku memberi hadiah sepotong coklat buat sang adik kecil Fajri, karena dia berhasil masuk final tartil anak-anak. Dan malam kami nonton tilawah dewasa, kami duduk berdesakan bersama peserta lainnya. Duduk tepat di bawah pohon beringin yang berhiaskan lampu, sambil makan coklat. Aku melihat bening binar mata Fajri. Ya Allah, aku sayang sekali padanya. Malam itu sang adik kecil Fajri bercerita, dan aku mendengarkan suaranya yang empuk itu. Saat aku Tanya apa cita-citanya, dia bilang mau Jadi Syekh siapa, aku lupa, dari Mesir. Cita-citanya menjadi pembaca tilawah Al-qur’an belajar di Mesir. Aku sungguh tidak tahan ingin memeluknya karena haru.
***
Malam penutupan aku mengajak sang adik kecil fajri menikmati pertunjukan tari tradisional. Kami hujan-hujan malam itu. Dan Fajri kali ini ia juara 2, selamat adek sayang. Tidak apa. Ya, Fajri terpeleset membaca harakat, yang seharusnya Fathah, dan terbaca kasroh. meski pun suaranya merdu dan mengayun-ayun setiap yang mendengarnya. Dan aku lahir juara harapan satu, lomba ngetik pake mesin ketik era 60 an itu. Huehehe…aku tidak cukup mahir memainkan mesin-mesin itu karena serampung acara selama 9 jam mengetik, terbukti aku benar-benar pucat pasi menghadapinya.
Malam penutupan aku mengajak sang adik kecil fajri menikmati pertunjukan tari tradisional. Kami hujan-hujan malam itu. Dan Fajri kali ini ia juara 2, selamat adek sayang. Tidak apa. Ya, Fajri terpeleset membaca harakat, yang seharusnya Fathah, dan terbaca kasroh. meski pun suaranya merdu dan mengayun-ayun setiap yang mendengarnya. Dan aku lahir juara harapan satu, lomba ngetik pake mesin ketik era 60 an itu. Huehehe…aku tidak cukup mahir memainkan mesin-mesin itu karena serampung acara selama 9 jam mengetik, terbukti aku benar-benar pucat pasi menghadapinya.
Malam penutupan.
Kami serombongan pulang malam itu, tapi aku tidak semobil
dengan fajri, dia pulang ke kerinci malam itu bersama ayahnya. Karena malam
penutupan itu hujan, meski sudah lumayan rintiknya, becek luar biasa, dan aku
tertinggal oleh rombongan, kami tak sempat saling berpamitan. Dan aku juga lupa
untuk sekedar menyalami Fajri, karena hiruk pikuk kekacauan malam itu. Terlebih
aku terpisah dari kafilah yang sudah jauh di depan menuju kota Jambi. Syukurlah, mereka masih menunggu di pom bensin. Dan aku
benar-benar terlelap sesampai di bus. Hufftt. Zzz jengkling! Suara handphoneku bergetar. Mulanya aku acuh tak acuh.
Membiarkannya tergeletak. Aku mengintip sedikit, dan ternyata tercantum sebuah
nama “MTQ Fajri” Degh, hatiku bergetar. Masya Allah adikku sayang, ohh aku hampir saja melupakannya..
“Kakak selamat jalan
ya kak, Semoga selamat
sampai tujuan, AMIN…”
Allahu Akbar. Fajri adikku sayang. Ya Allah dia mengingatku
saat aku benar-benar melupakannya. Dan ini lah percakapan singkat malam itu,
yang membuat aku benar-benar menangis karena haru membaca pesannya yang tulus.
Aku: “Halo Fajri, selamat
ya sudah jadi juara. Empat Jempol buat
Fajri, semoga kita bias bertemu lain kesempatan dek ya. Salam sayang kakak
buat Fajri J”
Fajri: “Ya Kak…Salam juga
sayang fajri ke kakak…” (17052012 12:19)
Allahu Akbar! SubhanAllah. Aku tidak menyangka
Fajri kecil akan menulis dan membalas pesanku dengan bahasa yang setulus itu. Hugs, aku menangis
malam itu.
Aku: “Iya Fajri,
subhanallah…terimakasih Fajri ya. Salam sayang fajri
sudah kakak simpan dalam hati kakak. Sekarang istirahat
dek ya, biar besok Fajri bias bangun pagi..”
Fajri : “Iya kak…”
***
Tiba di
jambi, aku seperti biasa, sudah sangat sibuk dengan aktifitasku yang menumpuk.
Mulai dari menemani rombongan anak-anak sekolah Tour Wisata keliling kota
Jambi, seharian. Meski pukul 06.00 pagi aku baru saja tiba di ma. Jambi, dan
ternyata aku harus berkeliling menemani rombongan berwisata hingga pukul 21.00 wib. Malam
itu aku benar-benar terkaparrr...Dan keesokan harinya aku
sudah harus kembali berjibaku di RCQ. Tuing..tuing…aku seperti mau pingsan. hehe..Cemungudhh eah kakak. Dan seperti
biasa aku hampir saja melupakan kisah ku dengan sang adik kecil Fajri sampai akhirnya sebuah
pesan masuk di layar handphoneku. Dan sore
tadi aku menangis tersedu-sedu membaca pesan dari adikku sayang…Fajri…J
“assalamulaikum Kakak…”
Pesan dari Fajri. Aku
terbangun membaca pesan itu serampung mengjajar anak-anakku di RCQ. Aku belum
bisa menjawab. Karena pulsaku pas habis.
“Kak Evi maaf ya, Fajri nya sms terus. Habis…Fajri ini ya lagi shalat
teringat kakak terus, fajri doain kakak Semoga kakak bisa dapat biaya maha
siswa ke luar negeri…amin..”
SubhanAllah. adikku
sayang. Kakak sayang
Fajri karena Allah. Sepulang
dari RCQ, aku mengisi pulsa hp ku. Dan aku
menuliskan percakapan kami sore tadi.
Aku: Alaikumsalam, Fajri adik kakak sayang, subhanallah.
Terimakasih dek ya buat doanya. Kakak juga selalu teringat fajri, tadi kaka
masih tidur Hihi, kakak tidur terus ya, sedang
apa fajri sekarang
Fajri: Tadi fajri baru udah ngaji kak. Kakaknya lagi ngapain” (18052012)
Aku: Kakak baru pulang dari sekolah, tadi ngajar
murid kakak di sekolah, Subhanallah, rajin2 latihan mengajinya
dek ya, biar besok bisa terbang keliling dunia dengan mengaji…
Fajri: Amin…tapi kakak harus juga pintar biar bisa ngikut fajri nya ke Mesir
Sreph! Terkesiap darahku. Allahu Akbar.
Sejauh itu Fajri kecil memandang masa depan.
Fajri: kakak, kalau ganti nomor kasih tau Fajri
ya
Aku: Fajri adik kk syang, iya ayo kita semangat belajar ya, supaya
kita bias keliling dunia bersama2, iya insha Allah kk kasih tahu ya. doakan kk
lulus beasiswa S2 dek ya
Fajri: ya kak…Fajri doakan sampai S3 juga…
SREP! Untuk yang ke dua kalinya. sampai
disini. Aku tergugu. Tak tahan menahan tangisku. Subahnallah, cara berfikirnya Jauh
Tinggi melambung ke depan. Adzan magrib tiba.
aku: amin insha Allah, Kita shalat dulu dek
ya, alamat Fajri dimana dek?
Fajri: ya kak, kakak solat duluan aja di sini
blm adzan kak. udah ini alamatnya kak, semerap desa koto patah kec. Keliling
danau kerinci pos no 16
fajri: kakak salah bilang kak. kode posnya dak tau, tapi itu no rumah nya rt 03 no 16 maaf ya kak. kak, emang kak evi mau ke kerinci ya
Aku: Kakak mau kash hadiah bt adik kk yang
sholih. Insha Allah. Kapan pengumuman ujiannya Dek?
Fajri: belum dikasih tahu juga kak tapi perpisahannya hari senin, fajri
tukang ngaji
Aku: Subhanallah, pinternya adik kk ya. Nanti direkam ya pas ngaji, buatt belajar…
Terhenti, cukup lama..
Aku: Kalo fajri teringat dan rindu sama kk,
fajri sms kk ya, Insha allah kalo kk sedang tidak ada
kegiatan kita cerita-cerita ya, salam sayang kk bt fajri J
Fajri: ya kak, kalau fajri kangen sama kakak. fajri sms kakak. fajri simpan salam sayang kakak buat
fajri
fajri juga salam sayang fajri ke kakak.
Aku: Subhanallah. Terimakasih dek ya. O ya, siapa dek, nama adek fajri, kk
lupa…
Fajri: Anisfa yusriani nama adek fajri
Aku: terus semangat belajar dek sholih ya. Kk juga sedang belajar sekarang biar
bias segera terbang ke luar negeri.insha Allah. Salam kk buat ibu dan Bapak…
Fajri: Ya kak…selamat tidur kakak…
Dan itulah percakapanku dengan adikku
sayang. Semangat adik kecil Fajri. kejar citamu semoga
kelak kita jumpa disebuah tempat terbaik amin insha Allah. Sungguh, Kakak sayang dek Fajri karena Allah.
Jambi, 22 Mei 2012
Jambi, 22 Mei 2012
No comments:
Post a Comment