Sumber Foto : google.com
Kita pun menghabiskan hampir disepanjang malam dengan gemuruh Nil yang hadir dalam deru barisan keypad yang bergerak-gerak pada nut skype kita. Membicarakan Nil, membicarakan Eufrat, membicarakan Rabiah...Malam-malam menjadi sedemikian panjang. Aku tidak tahu ini berharga apa tidak. Tapi hanya dengan membicarakannya hatiku serasa dekat dan buncah rasa cintaku pada ukhuwah ini, meski bila gelap menjemput mataku benar-benar resah tidak bisa rendah terpejam. Seperti sebuah rasa kecemasan saat pagi hari kita kehilangan leptop yang tertinggal di bis dan kita tersesat mencari terminal menuju stasiun kereta keberangkatan, Belgrade. Tanpa ada satu pun orang sekitar yang tahu, bagaimana cara berbahasa Inggris. Dan kita tidak pernah takut meski kita tersenyum "geli" melihat kantung dinar terakhir kita.
Dear ukhtiku, cabik cakrawala boleh gelap. Satu sayap boleh meregang dan patah. Sepuluh ribu pun... Bukankah kita sudah pernah bilang, seribu sayap yang patah akan Allah gantikan dengan Janji-Nya. Dan itu PASTI! insya Allah. Esok bersama kita akan mencengkeram cakrawala nun gelap, membuatnya menjadi kilau-kilau terang. Yang tidak akan pernah habis di bincang dan di teladan. Menyejarah...
#aku tulis ini dalam dinding catatanku,
untuk para Syuhada dan syahidah IM Al-Misr #SaveEgypt #EgyptMassacre
Ankara, 21 Agustus 2013
No comments:
Post a Comment