BONGKAR HABIS!!!
Di Balik KURSI MEJA “Tembus WAWANCARA BEASISWA TURKI”
Oleh: Evi Marlina Al-ardvici**
“Ingat musuh terkuatmu adalah dirimu sendiri dan pemberi wawancara atau dewan Juri. Taklukkan keduanya. Maka Engkau akan jadi juara sebelum kejuaraan itu di mulai.”
(Pesan Pak Dede martino, pembimbing penulis )
“jangan mengandalkan pada kemungkinan musuh tidak datang menyerang, tetapi pada kesiapan kita sendiri untuk menghadapinya; tidak pada peluang musuh tidak menyerang, tetapi pada fakta bahwa kita telah membuat posisi kita tidak terkalahkan.” (Strategi Taktik Tsun Zu)
ALARM:
Tulisan saya ini bentuknya NARASI, saya tidak menganjurkan teman-teman untuk membaca langsung pada POIN sasaran. Poin-poin penting justeru terselip diantara narasinya jika di baca secara detail. Kenapa? Ada POIN-POIN penting yang saya tidak bisa jelaskan dengan hitungan angka dan titik POIN. Jika ingin menjadi Tokoh Habibie, maka selamilah sampai bagaimana cara dia memandang dan bahkan cara menggerakkan jari tangannya sekali pun. Meski dalam hal ini saya tidak meminta teman-teman untuk menjadi tokoh saya. Hihi…#Halahhh. Minimal semoga ada energi positif yang bisa di serap selama membaca. Yang pasti saya menuliskan ini di saat FAJAR BUMI TURKI. Dengan semangat FAJAR yang sulit saya tulis. Halah…lebay dah. Hihi
***
TEBRIKLER!!!
Adik-adik, teman-teman, ALHAMDULILLAH SELAMAT telah terpilih untuk berjuang di tahap selanjutnya. Ada satu pesan filem kesukaan saya di layar lebar dari catatan novel “Akeelah and the Bee” James W. Ellison, ketika Akeelah memenangkan Lomba Mengeja Tingkat NASIONAL dan berhak Melenggang ke kancah INTERNASIONAL di Washington DC, sang guru berpesan “Jangan Dahulu MENEPUK DADA, Perjuangan belum lagi usai.”
Intinya “Kerendahan Hati” adalah KUNCI untuk menyelami titik-titik untuk menggabungkannya menjadi garis-garis sejarah. Bagi yang belum mendapat undangan wawancara, berbesarlah HATI. Allah lebih memahami dari apa yang betul-betul kita inginkan dan butuhkan saat ini. Intinya tetap jaga kekuatan hati untuk terus belajar. insya Allah.
***
Banyak teman peserta yang lolos mengikuti gelombang wawancara mengatakan bahwa wawancaranya sangat singkat sekali. Bahkan ada yang kurang dari 5 menit. Bisa kita bayangkan, bagi kita yang datang jauh-jauh dari dusun terpencil mislanya, atau dari kampung antah berantah, dan harus terhantuk-hantuk memikirkan tiket mobil, menghadapi kemacetan jalan Jakarta, memikirkan penginapan mau tidur dimana, dan belum lagi biaya tiket pesawat yang mahal, tentu akan sangat menyayangkan hal ini. “mengapa tidak via telpon saja kalau hanya cuma butuh waktu 5 menit?” mungkin itu yang muncul dibenak kita.
Wawancara bukanlah tentang sekedar menghadiri undangan dan menjawab pertanyaan dari interviewee saja. Atau menghadirkan senyum manis, baju necis, segudang prestasi dan ribuan atribut lainnya. Sementara tanggalkanlah dahulu “perasaan ini.” Bersihkan dan luruskan niat, bahwa kita hadir wawancara semata-mata untuk menuntut ilmu, belajar menghadapi orang dari negara yang berbeda, belajar membawakan diri, belajar memperdalam ilmu, belajar mempresentasikan diri, belajar berkomunikasi, belajar membangun hati, belajar menyampaikan maksud, belajar mengembangkan diri, intinya belajar, belajar, dan belajar karena Allah mencintai hambanya yang gemar belajar “tuntutlah ilmu mulai dari buaian hingga ke liang kubur,” “tuntutlah ilmu meski pun sampai di negeri Cina,” “menuntut ilmu itu kewajiban bagi muslim laki-laki dan perempuan,” begitulah beberapa hadits dan pepatah mengatakan. Kita lakukan karena niat yang bersih dan semata-mata karena Allah suka kita melakukan apa yang Allah sukai.
***
Tidak berbeda jauh dengan peserta wawancara lainnya. Saya juga merasa gembira bak ketiban bulan emas, saat saya membaca email dan mendapat undangan mengikuti tes wawancara beasiswa TURKI. Ketika itu saya hanya punya waktu kurang lebih 7 hari untuk menyiapkannya. Karena saya menerima email pada hari Rabu 04 Juli 2012, dan tes wawancara dilakukan pada tanggal 11 Juli 2012. Terbayang bagaimana kesibukan, kecemasan dan keriangan hati saya saat itu, bermain campur aduk. Karena pada waktu yang sama saya harus mengikuti Pelatihan Technopreneurship Pemuda Ciputra Entrepreneurship, yang kebetulan proposal team saya lolos mengikuti seleksi Nasional. Melengganglah saya dalam keadaan hati dan fikiran yang bertubi-tubi pusingnya, memikirkan harus presentasi proposal, menggarap proposal lomba HIBAH teman-teman PPI Jepang yang kebetulan deadlinenya pada pekan itu juga, plus mengikuti tes undangan wawancara Beasiswa Turki. Saat itu saya memang betul-betul pusing dan waktu saya benar-benar padat, saya merasa stress. #Jiahh sok super sibuk
Hanya dengan berbekal bismillahitawwakaltu ‘alallah, saya berusaha sekuat tenaga mengumpulakn energi persiapan wawancara. Syukurlah saya memiliki adik yang rela siang malam membantu menyiapkan persiapan keberangkatan saya mengikuti tes wawancara dan menyiapkan presentasi proposal Kementrian Riset dan teknologi dan Ciputra Entreperenurship [terimaksih dek cici]. Saat itu saya benar-benar tidak punya waktu yang cukup untuk tidur dengan nyenyak. Kepala saya sudah berat dan penuh, isinya dipenuhi kejar tayang proposal dan membayangkan proses mengikuti tes wawancara yang kata orang mantan peserta ADS Schoolarship sangat menyeramkan. #masak sih saya gak percaya ketika itu sampai saya bisa merasakannya sendiri.
Tidak banyak yang saya lakukan. Saya bahkan tidak bertanya pada senior atau pun teman dalam hal ini. Semua saya browsing dan mengais dari satu blog ke blog yang lain dari internet, puluhan dan deret ratusan pertanyaan saya koleksi dalam file dan saya simpan dalam catatan pribadi leptop, dan lebih banyak tentang wawancara beasiswa Belanda, Australia, Amerika, bahkan wawancara kerja, eh ada satu senior yang saya tanya waktu itu berkaitan dengan wawancara beasiswa Turki, mas Adi Surya Ikhsan satu-satunya referensi berkaitan dengan beasiswa turki dan pengalaman tes wawancara. Lumayan membantu mengurangi rasa cemas dalam menghadapi berbagai pertanyaan yang mungkin muncul.
***
Saya membrowsing semua jenis pengalaman wawancara beasiswa, salah satunya prediksi pertanyaan ADS Schoolarship, yah karena memang tidak banyak atau bahkan saya katakan dengan seadanya saat itu saya belum menemukan mahasiswa yang menuliskan pengalamannya secara detail dan membuat saya merasa puas tentang wawancara LOLOS beasiswa Turki. Mungkin ada meski saya belum menemukan linknya saat itu. Sudah ah, kepanjangan…saya mulai deh dengan kisah saya ya…#jiahh kepanjangan mbak sengaja *biar kalian penasaran
***
TERIK TEPAT DI ATAS UBUN-UBUN tampak dari pintu aula gedung BPPT KEMENRISTEK
Republik Indonesia.
#1. Potongan Penting
Itu adalah hari yang padat. Serampung pembukaan seminar pelatihan Techopreneurship yang di hadiri langsung oleh Pak Ciputra, saya pamit untuk mengikuti tes undangan wawancara. Melupakan sejenak agenda presentasi proposal di depan dewan 6 atau 8 dewan juri Perusahaan Berskala Internasional jika tak lupa, melupakan menggarap Deadline proposal Hibah, dan melupakan segenap kegaduhan yang terjadi di gedung BPPT itu. Kau tahu, untuk sampai ke Jalan Rasuna Said, kuningan Timur, Jakarta itu saya harus menempuh perjalanan dari Serpong dengan kereta api yang super murah dan harus rela duduk berjubelan dengan pedagang kelontong, plus pengamen Ibu kota Jakarta. Menembus keramaian, mengabaikan titik-titik bau hujan keringat jakarta, mengabaikan rawannya tingkat kejahatan Kereta Api serpong. Dan itu kulakukan seorang diri. NEKAD dengan BISMILLAH!
Sebenarnya saya bisa hadir pada tanggal wawancara, akan tetapi karena menghindari dan bermaksud menganalisis tingkat kemacetan dan juga belum tahu lokasi maka saya putuskan berangkat sehari sebelum hari H. Mengecek lokasi, memastikan gedung, menghitung perjalanan dari rumah tempat nginap hingga ke lokasi, memastikan kendaraan yang akan di pakai, dan saat itu saya memilih BUSWAY yang murah dan relatif lebih cepat, plus yang paling Penting MENCIUM AROMA TURKI sebelum aku mencium Tanah TURKI yang sesungguhnya. #Halahhh lebayy dah..kalian juga akan begitu insya Allah. Aamiin insya Allah…
Dan benar, sesampai di sana saya duduk nyaris 7 JAM PULL duduk di belakang TEMBOK SATPAM. Huwah, kalian bisa bayangkan sudah seperti apa wajah saya. Hihi…pokoknya mirip gembel betul dah. Nunggu selama itu? HAH? Buat apakah gerangan? #nah yang ini rahasia dah. Intinya KENALI MEDAN PERTEMPURAN, kalo kata orang bahkan sampai bauk jalannya pun kamu tahu. Nah, kenali GEDUNG RASUNA SAID. Dan katakan di depan pintu GERBANG ketika pertama kali kamu menatapnya, meski itu dari seberang kaca jendela busway. “Bismillah..” Itulah pintu gerbang awal yang akan membawaku TERBANG JAUH Ke tanah IMPIAN, insya Allah. #hee…ini sih karena saya memang aneh, kalian ndak harus mengikutinya. Tapi kalo mau yah sumonggo.
#2. Potongan Lebih Penting
Baiklah. Alhmdulillah saya sudah mengenali medan dengan baik. Itu artinya saya sudah memenangkan setengah persen atau berapa gitu dari peperangan. Hee itu kalo kata Taktik perang Tsun Zu. Mengenali Lokasi, mengenal detail gedung dan bagaimana cara saya berjalan memasuki PINTU “KREEEEK” alias pintu masuk ruang tunggu. Saya pun pulang menuju rumah tempat NEBENG nginep untuk memepersiapkan diri mengikuti wawancara keesokan harinya. Di rumah ini, saya tidak bisa tulis detailnya di sini. Ada ruang khusus insya Allah #Kalian tunggu saja dah…mula dah :d. Malam itu saya belajar berdua dengan seorang teman yang juga sama-sama peserta wawancara beasiswa Turki. Itu malam yang sebenarnya saya ngantuk sekali. Tetapi karena mengingat bahwa besok pagi saya harus mengikuti TES Wawancara, ngantuk saya hilang 55% lumayan dah. Hihi…Malam itu yang saya lakukan adalah. Baiklah akan saya BONGKAR Rahasia Saya. Bismillah.
# Tagar PERTAMA
2 Hari sebelum saya berangkat ke Jakarta saya sudah BROWSING dan mengumpulkan PULUHAN pertanyaan prediksi lolos WAWANCARA Beasiswa ADS, lalu saya print, nah gak nyambung, kok ADS. Iya saya tidak perduli, yang gak nyambung itu UNIK menurut saya, hihi. Saya pelajari semua jenis pertanyaan dengan detail. Saya duduk di depan Cici adik saya dan Rini, plus Santi [adik sekosan] dan meminta mereka menanyakan satu persatu semua pertanyaan. SEMUA PERTANYAAN yang jumlahnya BERTUBI-TUBI itu #hidih lebayyh hihi. Saya rekam dalam HP pertanyaan dan suara mereka dan jawaban saya. Hal ini agar waktu saya efektif, dimanapun saya bisa mendengar dan mengulang pertanyaan tanpa perlu menulis repot dan membaca ulang. Sebelum tidur saya ulang, bangun tidur saya ulang, hingga mimpi saya pun mimpi menjawab pertanyaan tes wawancara #hadeeeh masak sih…hihi. Untuk jenis detail pertanyaa daftar Prediksi Tes Wawancara Beasiswa ADS 2012. Berikut saya copaskan linknya
[http://sakuraromawitimur.blogspot.com/2013/05/prediksi-pertanyaan-wawancara-beasiswa.html]. Saya copas di blog saya, plus referensi dari sumber penulisnya.
#Tagar STRATEGI 1453 kedua
Dari bertubi-tubi pertanyaan yang ada, saya menyortir TITIK BERAT pertanyaan yang saya anggap POIN PALING PENTING yang mewakili “WHO AM I” alias POINT Introduce. Saya teliti dan baca dengan penuh penghayatan pertanyaan itu. Dan saya perjuangkan dengan menghabiskan berdiskusi bersama dosen Pembimbing Kreatifitas dan Inovasi, pak Dede Martino yang membantu mengarahkan kemana saya harus menjawab pertanyaan itu. Saya masih ingat, diskusi malam sebelum berangkat ke jakarta dengan ditemani lagi-lagi olehCici hingga pukul 23:00 WIB di rumah Pak Dede, saya merekam diskusi bersama malam itu. Diskusi hasil dari buah pertanyaan yang saya fikir Bobotnya lebih berat dari PULUHAN DERET Pertanyaan yang ada.
Selama menyusun baju memasukkanknya ke dalam koper saya menyetel ulang hasil diskusi itu. Oh ya, saya hampir lupa. Untuk menjawab latihan tanya jawab, saya belajar dengan PRACTICE MY ENGLISH.
àTagar Strategi 1453 ke Tiga
Bismillah. Saya sudah mantap dengan melayani ratusan pertanyaan apapun yang muncul. Insya Allah. Begitulah keyakinan saya saat itu. Saya membayangkan bahwa tes wawancara akan berlangsung selama SATU JAM. Itu prediksi saya.Oleh sebab itu, saya pelajari detail-detailnya waktu. #Hadeeeh lebayyy dah…hihi.
#TAGAR Strategi 1453 ke empat
Kembali ke POIN malam saya dengan teman seperjuangan seleksi wawancara beasiswa malam itu. Malam itu kami berdua sama-sama belajar. Dia memberi pertanyaan sesuai dengan prediksi dia, dan saya pun memberi pertanyaan sesuai prediksi saya. Saya betul-betul terbantu dengan keberdaan teman asing yang saya kenal via fesbuk itu. Saya tidak merasa atau terbersit bahwa DIA SAINGAN SAYA, saya belajar banyak dari dia, tentang semangat dan kesungguhan. Dan saya mau dia jadi teman saya nanti menghadapi semua kemungkinan. Saya minta dia untuk sama-sama saling mendoakan. Malam itu kami saling mengecek BERKAS. Saling mengevaluasi bahasa Inggris dan mengecek satu sama lain. Teman seperjuangan itu penting.
#Tagar Strategi 1453 ke Lima
Serampung saling bertanya dalam bahasa Inggris dan mengecek BERKAS. Teman saya itu belajar menari tradisional, #hadeeeh kagak tau dah buat apaan. Yang pasti malam itu, saya memilih untuk mendengarkan dan memutar ulang rekaman pertanyaan tanya jawab yang saya siapkan sebelum berangkat dengan bantuan adik-adik kosan dan hasil diskusi dengan pak Dede. Dan POIN PENTING, saya kembali mempelajari Kosa kata Bahasa Turki Sederhana, merekam dan memutarnya berulang-ulang. #meskipun sampai hari H saat TES Wawancara saya lupa meski sekedar mau bilang selamat pagi dalam bahasa TURKI #Hadeeeh, sifat buruk saya.
#Tagar Strategi 1453 ke Enam
2 Malam sebelum saya berangkat menuju gedung Rasuna Said, saya menyempatkan berdiskusi via Fesbuk dengan Pak Dede lagi, menelpon beliau dan berdiskusi via telepon, untuk membantu menguatkan jawaban saya. Dalam hal ini, tujuan saya bukanlah semata bisa menjawab saja. Saya sungguh tidak ingin kata-kata saya tidak bermakna. Saya ingin apa yang keluar adalah kata-kata hasil “Kerja Keras” yang kebetulan beberapa tahun lalu sudah saya perjuangkan. Saya hanya sedikit khawatir apabila karena Ketidak mampuan saya menyampaikan dengan baik, merusak momen penting pada saat 1 JAM Di ruang WAWANCARA itu. Saya ingin pewawancara TERKESAN, mengatakan “Senang BERJUMPA Anda” seperti tips-tips yang kebanyakan di tulis orang, bahwa itu ada tanda-tanda yang bagus. Wallahu ‘alam…Intinya saya hanya INGIN MENJADI BERBEDA.
#Tagar strategi1453 ke Tujuh
Seperti dalam poin-poin yang disampaikan oleh teman-teman tentang pengalaman beasiswa ini. Saya tidak ingin mengulang berapa jumlah total peserta yang LOLOS TES Wawancara. Karena saya tidak kefikiran lagi untuk mengutak-atik hal ini. Hee…jujur. Saya benar-benar sibuk dengan mempersiapkan kondisi waktu saya saat itu. Sehingga saya lupa menanyakan pada teman-teman berapa jumlah yang LOLOS. Tapi yang saya ingat, pada saat wawancara sehari ada sekitar 18-20 orang lebih. Per Hari. Dan wawancara dilaksanakan hingga 4-5 Hari Jam kerja kalo tak salah. Saya lupa percisnya. Pada tagar ini ingin saya titik beratkan, bahwa teman kita BUKAN LAWAN KITA, melainkan TEMAN yang akan banyak memberikan keuntungan bagi kita untuk banyak belajar dari orang lain. Mengapa ini menjadi PENTING dalam hal ini.
Iya, karena banyak yang beranggapan bahwa TEMAN adalah PESAING KITA. Hati-hati jika di hati ada perasaan ini. Segera bersihkan, banyak bersedekah. Jika kita berfikiran bahwa teman kita adalah lawan kita, bersiap-siaplah untuk gelisah, karena setiap kelebihan yang temanmu miliki akan menjadi sumber kegelisahan yang bisa mengurangi “KEKUATAN Energimu” untuk berpostif Thinking. MUSUH TERBESARMU adalah DIRIMU SENDIRI, DAN BUKAN ORANG LAIN. DIRIMU SENDIRI. Orang lain adalah SUMBER yang akan MEMBUATMU Belajar menjadi lebih bijak, lebih bermafaat, dan lebih berkembang. MUSUH TERBESARMU adalah DIRIMU SENDIRI dan Taklukkan si pemberi pertanyaan Beasiswa.
#3. POTONGAN Sangat-sangat Penting
Pagi serampung shalat shubuh dengan temanku itu, kami sarapan bersama serampung shalat dhuha. Berangkat dengan busway dari perumahan apartemen Sumantri, menuju Jalan Rasuna Said. Kami sampai disana masih sangat pagi. Bahkan saya dan temanku itu, sempat banyak berfoto-foto di depan gerbang pintu masuk. Saya juga masih sempat memutar record percakapan bahasa Turki dari suara yang saya rekam sendiri. Sebetulnya saya memaksa masuk di waktu yang masih sangat pagi. Padahal undangan wawancara pukul 11:00 WIB. Saya sampai disana pukul 09:30 WIB. Mungkin karena kasihan melihat wajah saya yang sudah lusuh kusut masai pangkat 1000 akhirnya pintu ruangan tunggu wawancara pun di buka. Dan sebelumnya, semua peralatan saya tanggalkan di ruang jaga satpam, hanya membawa berkas penting ke dalam ruang tunggu. Saya masih ingat BERKAS 2 GEBOK #hadeehh, berat amir
#Tagar strategi 1453 ke delapan
Saya duduk bersama sesama peserta lainnya. Disana saya duduk saling bebagi pengalaman. Wah DAHSYAT, peserta lainnya kebanyakan dari UNIVERSITAS MASHUR, bahkan ada yang sudah keliling berbagai negara. Nah LOHH? Coba kalau saya berfikir bahwa mereka adalah musuh dan PESAING berat saya, belum apa-apa udah di buat KEDER DULUAN deh saya, yang belum pernah barang sekali pun mengikuti tes beasiswa luar negeri apalagi pergi ke luar negeri. Oleh sebab itu, belajar mengolah mental itu POIN PENTING. Ingat ORANG LAIN adalah teman yang akan membantu kita Berkemabang dan melejit Lebih CEPAT. Insya Allah, LAWAN TERBESAR KITA ADALAH…Diri SENDIRI dan YANG MEMBERI WAWANCARA! TITIK! Yang lain, tidak ada urusan. #hee…abaikan
Setelah menunggu giliran, akhirnya nama sya pun dipanggil. Bismillah, INILAH Waktu yang saya tunggu-tunggu ya Allah. Begitu saya ucapkan dalam hati. Bismillah, TURKEY bersabarlah, sebentar lagi aku sampai insya Allah. #Hadeeh lebay, iya tapi saya mendengungkan ini di dalam hati ini kalo gak lupa.
DI BALIK KURSI WAWANCARA
Pertama kali masuk ke ruangan saya membaca bismillah. Lalu masuk menatap ada 3 orang yang duduk disana. Saya masuk menatap satu persatu dari yang kanan menuju kiri. Memberi senyum dan sedikit menganggukkan kepala sembari bilang “Gud morning sir.” Bahasa Inggris saya ya, lumayan kacau sih.
Saya mendekati kursi, dan mereka mempersilahkan duduk. Saya masih menampilkan muka saya seramah-ramah, hehe, intinya ramah dah ya. Saya ingin tuliskan pertanyaannya dalam bahasa inggris, tapi berhubung saya merasa nanti kurang pas menyampaikannya dengan baik, saya tulis intinya dalam B. Indo…
- Dalam wawancara memang tidak terduga, saya nyaris tidak percaya kalo di meja ruang itu saya hanya akan menjawab pertanyaan beberapa saja. #dan dalam durasi waktu…yang saya katakan lumayan panjang. Alhamdulillah, saya bersyukur karena bisa menyampaikan apa yang menjadi unek-unek saya dengan waktu yang cukup. Sebelum pertanyaan muncul. Saya terlebih dahulu menyodorkan 2 GEBOK senjata yang sudah saya siapkan Puluhan Tahun yang lalu. Hihi. Apa isi 2 GEBOK ITU. GEBOK pertama ada satu map khusus yang isinya semua berkas yang kita gunakan untuk mendaftar beasiswa. Plus surat undangan interview. Dan GEBOK ke 2 silahkan ikuti kisah ini. Hehe…saya akan membukanya dengan NARASI.
Dear Sir, I bring some of my documents. One of this document is all of my document when I applied schoolarship, and this document [sambil saya buka] Jreng…isinya Foto-foto. Hihi…this document is about what I have done to contribute in my society. Awalnya mereka Cuma melirik bentar. Ih..nyebelin. Hihi…kayak gak minat gitu dah. Dan situasi berlanjut Pertanyaan pertama yang muncul adalah:
Pertanyaan Pertama: Please Introduce Yourself
Dear Sir, begitu kurang lebih saya mengawali percakapan saya, tentu saja dalam bahasa Inggris. Saya gembira berkesempatan dan bertemu langsung dengan Orang Turki. Saya masih ingat seumur saya, baru sekali bertemu orang Turki, dan ini adalah yang ke dua kalinya. #Hadeeeh saya benar-benar gak nyambung. Hehe, tapi yang saya ingat, Ibu kedutaan yang duduk di sebelah paling ujung senyum mendengar jawaban saya. Termasuk dua interviewee yang satunya itu sangat serius dengan wajah khas Turki yang bermata HIJAU atau BIRU dah, langsung mesem. #aku sendiri inget buah mata kucing waktu itu. Hihi.
Pada poin ini, saya tidak bilang my name is evi marlina, I was graduated from bla…bla..dst. Memang saya sampaikan nama saya dan lulusan, akan tetapi disini lebih saya jelaskan apa yang sudah saya lakukan selama ini. Dalam hal ini saya jelaskan saya terlibat aktif dalam beberapa organisasi mahasiswa di kampus yang di dalamnya saya jelaskan peran saya sebagai apa. Saya jelaskan peran keterlibatan saya di kampus [organisasi kemahasiswaan], di lingkungan [saya contohkan mengajar yayasan sekolah, menjadi relawan, dsb], dan di masyarakat [keterlibatan dan peran dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat].
Dari sini cerita dan diskusi berkembang JAUH. Tidak lagi pada titik poin INTRODUCE YOUR SELF. Melainkan pewawancara kosentrasinya sudah berubah pada Foto-foto yang saya bawa dan siapkan dari Jambi. Foto apakah gerangan? Foto-foto kegiatan saya yang sudah saya lakukan, foto-foto kegiatan pemberdayaan masyarakat dengan Suku Anak Dalam, foto kegiatan dengan anak-anak sekolah, foto kegiatan mengajar di pedalaman. Intinya foto yang sudah kita lakukan. #inget beda dengan Narsis ya..hee, yah separuhnya lah, hee. Dari sini titik fokus pembicraan sudah berbeda. Pewawancara menanyakan kegiatan apa saja yang sudah saya lakukan. Mengapa saya terlibat di dalamnya dsb. Lalu bernjak ke titik Fokus lagi.
Pertanyaan kedua: What kinds of achievements that you have achieved? / Apa saja jenis prestasi yang sudah kamu peroleh
Dalam hal ini saya tidak menyebutkan bla-bla-bla pada awalnya. Akan tetapi saya gunakan GEBOK 2 saya, jadi selain foto-foto kegiatan disana saya sertakan sertifikat-sertifikat saya. #yah meski kata orang sertifikat gak begitu penting. Tapi bagi saya sudah NJEBUR kenapa gak sekalian mancing dan mendayung. Sertifikat dan foto-foto ini justeru energi paling ampuh yang mampu menciptakan suasana di dalam ruangan itu begitu mencair kayak es. Jujur saya benar-benar mendominasi ruangan. Pemberi wawancara mendengarkan dengan mata yang seperti sinar matahari. Ada senyum di ke dua sudut bibirnya.menjelaskan dengan bahasa tubuh adalah penting. Tapi sewajarnya yah.
Oh ya Sir, in this document I bring my sertificate, some of them I became national championships. Saya buka dan tunjukkan sertifikat, dimana disamping sertifikat adalah foto saat menerima hadiah misalnya atau kegiatan yang berkaitan dengan sertifikat. Di sini adalah trik untuk membuat percakapan menjadi lebih luas. Dan benar kami berbincang kembali pada diskusi topik diatas, tentang kegiatan pemberdayaan yang sudah saya lakukan di masyarakat. Hingga ibu pegawai di kedutaan yang awalnya tidak berkata apa pun bertanya demikian:
“Kegiatan kamu ini Jambinya di bagian mana vi?” Akhirnya jawaban pun semakin berkembang. Dan saya perhatikan pewawancara yang ujung paling kanan yang tugasnya memeriksa dokumen kembali membuka foto kegiatan saya. Memperhatikan dan membukanya satu persatu. Berurutan.
Di sini saya berkesempatan menyampaikan beberapa prestasi. Akan tetapi saya lebih menonjolkan yang sifatnya “kontributif” dan bisa dirasakan langsung oleh orang lain. Misalnya “terbaik I Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional bidang Pemberdayaan Masyarakat, terbaik I ini dan ini.” Dst…Dan pertanyaan pun beranjak ke topik berikutnya. Meski saya mananti kapan pertanyaan “mengapa memilih turki” kapan munculnya. Nah yang muncul malah pertanyaan ini. Sukurnya saya prediksikan muncul. Dan alhmdulillah.
Pertanyaan Ketiga: Mengapa memilih jurusan ini? Anda kan latar belakang pendidikannnya B. Inggris mengapa ambil psikologi Pendidikan?
“I love children.” Ini kalimat yang keluar yang tak inget waktu itu. Dalam hal ini saya jelaskan, bahwa saya mengajar anak-anak, baik itu pelajaran B. Inggris mau pun ilmu praktis kemasyarakatan seperti berwirausaha, saya memberikan seminar kewirausahaan, membimbing teman-teman mengembangkan kegiatan kemasyarakatan di kampus, saya berinteraksi dengan aneka ragam orang, mulai dari anak SD hingga masyarakat primitif, dalam hal ini, ilmu Bahasa Inggris saya tidak cukup untuk mengatasi kemungkinan Problem FUTURE yang akan muncul.
Saya butuh ilmu “berkomunikasi” secara mentality dan etika dalam mendidik. Karena pendidikan tidak hanya sekedar transfer GRAMMAR, READING, RUMUS, MATEMATIKA dsb, ada nilai-nilai yang harus saya sampaikan. Ada nilai yang tidak bisa saya sampaikan dengan rumus GRAMMAR. Oleh karena itu saya butuh belajar Karakter manusia, saya butuh belajar secara spesifik etika dalam mendidik, etika dalam berinteraksi dengan “makhluk sosial.” Dan dalam hal ini ilmu Psikology pendidikanlah yang bisa menjembatani kebutuhan dalam menjawab tantangan masa depan pendidikan yang akan saya bangun inisebagai goal utama. #hee, begitu dah kurang lebih. #saya kembali menunjukkan foto anak-anak dan aneka ragam masyarakat dimana saya melakukan interaksi selama ini. Saya bisa membaca sorot mata mereka. Ada sinar dan senyum yang membuat saya merasa sedang presentasi kegiatan pemberdayaan masyarakat di depan juri lomba. Saya lupa bahwa saya sedang wawancara.
Pertanyaan ke empat: Dari mana anda tahu info ini?
Pertanyaan ini memang kelihatannya sederhana sekali. Tinggal sebut dari siapa misalnya. Kakak senior atau dari internet. Tapi saya membutuhkan waktu tiga menit untuk menjelaskannya. Saya memulai dari kisah pencarian dan ketertarikan saya dengan Turki [nah loh, padahal tidak menanyakan tentang ini ya]. Iya saya kisahkan bahwa memang sejak kecil saya mengenal sejarah Turki, lalu saat semester 5 saya mulai mengumpulkan informasi tentang Turki, terbayang betapa sulitnya dulu bagi saya mendapatkan informasi beasiswa Turki, saya sering menghabiskan waktu di depan komputer untuk mencarinya dan tanpa hasil yang memuaskan. Paling-paling saya hanya bisa mendapat informasi 1 paragraf info tentang orang yang pernah belajar di Turki. Saya kisahkan betapa hidup saya saat itu hanya ada TURKI di kepala saya. Dan saya ceritakan ketika saya tidur dan bangun kembali mendapati diri saya di depan leptop dan kembali mencari barangkali ada yang mengaplod info beasiswa Turki di hari yang lain. Itu tahun 2010. Hingga pagi itu saya menemukan sebuah blog, yang isinya tidak pula menginformasikan beasiswa Turki, melainkan pengalaman ia pergi ke Turki dan merekomendasikan sebuah nama tempat yang wajib di kunjungi apabila tiba di Turki. Singkat sekali isinya, blog yang sepertinya sudah tidak di jamah lagi oleh pemiliknya. Tapi blog usang itu sampai saat ini saya tidak pernah melupakan isinya. Meski saya lupa alamat linknya. Kemampuan sang blogger menggambarkan tempat di turki itu benar-benar mampu menyihir energi semangatku untuk sampai di Turki. Nah…eh…kembali ke Topik.
Nah dari blog itu saya ceritakan “After find that blog, I feel get the miracle, day by day information that I need opened, information about Turkish schoolarship open every day, and come to me.” Hihi saya seperti tengah bercerita seperti selayaknya dengan seorang teman dekat. Ekspresif sekali saya menjelaskannya. Saya tidak tahu mereka begitu anteng mendengarkan cerita saya. *Pertolongan Allah itu sungguh dekat. Subhanallah.
Dan saya tutup Finally I got Turkish SCHOOLARSHIP Website by my Self at 2012. Tepat di tahun saya mendaftar. Tidak ada yang saya lihat, tidak terkecuali wajah yang menginterview itu tertawa ketika saya bilang “I have tried to find the information, but nothing. Untill one day I get up from my bed and reopened my leptop and I do really surprised because I find old blog that write a little information about turki. And I said “Oh my God, it is the MIRACLE” Mereka betul-betul tertawa saat aku mengucapkan ini. Dan hening tanpa suara ketika saya menjelaskan bahwa waktu saya benar-benar mendedikasikan diri saya hanya untuk mencari info beasiswa TURKI dalam hitungan tahun yang tidak singkat. Dari hari ke hari. Di samping harus melakukan kegiatan-kegiatan keterlibatan saya di masyarakat.
Pertanyaan ke Lima: Apa rencana yang akan kamu lakukan ketika pulang ke indonesia?
Mulailah saya membuka sebuah foto cantik yang sudah saya print seukuran POST CARD, di bawahnya saya ketik “Indigenous Community Of Suku Anak Dalam, Jambi Indonesia.” Dari foto itu saya bercerita tentang HOPE tentang DREAM dan tentang mengapa saya harus belajar pendidikan psikology. Saya sampaikan rencana saya ketika pulang ke Indonesia dengan menggunakan Foto itu. Saya tidak sampaikan detailnya di sini. Hihi…terlalu panjang. Yang saya sampaikan bahwa saya sudah membersamai mereka [dalam foto anak-anak] itu sejak tahun 2009.
Dan saya sampaikan bahwa orang-orang dalam foto itu “titip salam untuk Anda.” “I say to them that I will leave Indonesia for some years to study [jiahh saya PD banget waktu itu kayak sudah mau keterima]” hihi asli mereka senyum dengar apa yang saya katakan.”Yes, I will go some years, they are really love me actually, and I also really love them. But in this case I need the knowledge how to build the networking between international students. How to build and combine the different psychology that comes from different country, different individual. I believe It will help me to counter and solve the FUTURE PROBLEM.
Yap…tidak terasa waktu terus berjalan. Saya menghabiskan waktu kurang lebih 10-13 menit di dalam ruangan. Tidak seperti yang saya kira ONE HOUR. Tapi waktu ini jauh lebih panjang dari peserta wawancara yang kebanyakan hanya membutuhkan waktu 5 menit, bahkan ada yang kurang dari lima menit.
“Okay, thank you very much.” Sang pewawancara menutupnya dengan senyum. Meski saat itu saya tidak segera beranjak berdiri. Kamu tahu apa yang saya lakukan. Yah inilah yang saya sebut “FINISHING TOUCH” sentuhan akhir yang jika itu diibaratkan KUE TART dan kita letakkan buah murbei diatasnya, maka akan bertambah manislah kue itu.
“Mr. Let me say wheter just one word in Turkish.” Saya bilang sambil mengingat. #hadehh saya lupa lagi. Saya membaca wajah mereka penuh dengan rasa penasaran.
“What is that?” Jawab mereka penasaran.
“tanistigmiz” atau apalah, pokoknya pas saya mengucapkan kata itu. Mereka langsung tertawa. Intinya “saya senang mengenal Anda mr.” Begitu dan akhirnya saya pamit meninggalkan ruangan dengan mata yang tidak bisa saya terjemahkan. Saya hanya merasa TURKI semakin dekat. Insya Allah.
“Nice to see you..” Itulah kalimat terakhir yang saya ingat ketika saya pamit meninggalkan ruangan. Ketiga wajah mereka senyum bersamaan. Ah legaanya, alhmadulillah.
***
Berakhirlah wawancara di balik meja kursi Rasuna said itu. saya masih ingat saat itu memakai Jilbab lebar segi empat berwarna hitam, baju batik panjang, kombinasi warna merah tua dan hitam dan rok coklat. Yah kurang nyambung dah. Yang pasti insya Allah rapi dan syar’i. Membawa 2 GEBOK map dalam tas RANSEL dan sepatu sederhana. Jangan lupa MOHON DOA restu orang tua sebelum dan sesudah berangkat wawancara, PLUS perbanyak sedekah, bismillah insya Allah.
Selamat berjuang. Saya tutup dengan strategi perang TSUN ZU.
“Pertahanan paling baik adalah merencanakan serangan yang baik. Ini adalah doktrin perang Sun Tzu yang mengingatkan kepada setiap komandan agar jangan mengandalkan pada kemungkinan musuh tidak datang menyerang, tetapi pada kesiapan kita sendiri untuk menghadapinya; tidak pada peluang musuh tidak menyerang, tetapi pada fakta bahwa kita telah membuat posisi kita tidak terkalahkan.” (Strategi Tsun Zu)
“Ingat musuh terkuatmu adalah dirimu sendiri dan pemberi wawancara atau dewan Juri. Taklukkan keduanya. Maka Engkau akan jadi juara sebelum kejuaraan itu di mulai.” (Pesan Pak Dede martino)
9 comments:
Evii, nice story. Luar biasa persiapan perangnya :). bbrp Mirip Dengan Saya, Tapi Saat itu blm Ada Internet jadi persiapan menjawab Pertanyaan Hanya Dari mereka2 sendiri. fokus Jawaban Saya Saat Wawancara Adalah Jujur. Mengatakan Apa Adanya Tanpa Dibuat2. Buat Scholarship Hunter...gambatte Kudasai
Masya Allah, Sensei apakabar Sensei, huhu...evi kangen sama Sensei :D
Sensei smga sensei sehat,
Suka sm tulisannya mb... :)
Sedang berjuang jg nih. Mencium aroma Turki. Semoga bisa *(Mupeng
Terimakasih
cerita yang menyenangkan, menggugah, menginspirasi, dan men-men lainnya :)..
Terimakl kasih, Sensei ilmunya. Berguna sekali :') saya masih anak baru. Bener-bener belum tahu apa-apa tentang ini.
Merci, i got a lot of knowladge about the scholarship in your blog. i hope that we can meet latter in our dream town, turki. see u
Wow really informative blog!
Sebenarnya ada kesamaan, saya mencari informasi2 tentang study abroad to turkey bertahun2,tp kalo saya mah sampai skrg belum berhasil study kesana sih, hehe
Tp udah dapat informasi yg lumayan alhamdulillah :)
Mba kalau boleh minta emailnya untuk bercakap2 lebih lanjut? Ada beberapa pertanyaan yg pgn sy tanyain. Makasih sebelumnya :)
kak... dulu ada song background nya kan, di blog ini? Judulnya apa ya kak? hehe. Lagunya enak dan adem..
terima kasih ceritanya mbk.. doakan sy tahun ini berangkat.. dan yg sudah disana, ketika sy sampai turki, jangan lupa untuk traktir makan sy ya.. hahaha
sambil dikasih tau cara makan makanan turki.. hihi
Post a Comment