Hihi, sore ini saya iseng...
ngetik artikel, eh ketemu artikel tulisan sendiri di blog orang, hihi...
#terimkasih bt penulis, sudah menyertakan sumbernya dengan baik, jadi saya copas di blog saya ya, artikel ini juga di posting sama Mr. sinyo penulis buku Di Balik Wajah Rembulan, di blog pribadi beliau. Tak copas di blog saya pribadi biar ndak lupa.
===================
ngetik artikel, eh ketemu artikel tulisan sendiri di blog orang, hihi...
#terimkasih bt penulis, sudah menyertakan sumbernya dengan baik, jadi saya copas di blog saya ya, artikel ini juga di posting sama Mr. sinyo penulis buku Di Balik Wajah Rembulan, di blog pribadi beliau. Tak copas di blog saya pribadi biar ndak lupa.
===================
Melihat pertumbuhan ekonomi nasional yang terus positif di atas 6 persen per tahun, bukan hal yang mustahil Indonesia dapat disejajarkan dengan ekonomi negara-negara maju dalam beberapa tahun ke depan. Saya ini tergolong telat, karena memulai usaha pada usia 30 tahun. Saya yakin jika Anda memulai pada usia 25 tahun, kelak Anda akan lebih hebat dari saya.” (Dahlan Iskan, dalam Antara – 20 Januari 2012)
Sepuluh tahun lagi, bakal ada revolusi di bidang ekonomi kita. Bagi mereka yang saat ini mempersiapkan diri sebagai pengusaha tentu akan menikmati hal itu. Mereka yang menjadi motor dalam revolusi tersebut adalah ANAK MUDA dan kaum wanita. Kehadiran wanita akan mengubah social capital.” (30 November 2011, Hotel JW Merriot Jakarta)
Mengutip dua pernyataan pak Dahlan Iskan tersebut di atas, merupakan sebuah harapan besar bahwa kejayaan Indonesia khususnya Islam adalah sebuah hope yang harus di sambut dengan sikap optimisme yang tinggi. Sebuah hope yang harus disongsong dengan semangat kesungguhan dan spirit kemandirian sedini mungkin.
Gilang gemilang. Bertolak dari sejarah. Adalah hal yang tidak terbantahkan! Kelahiran Islam di muka bumi, telah memberikan dampak perubahan yang sangat besar bagi masyarakat jahiliyah Mekkah. Mereka tumbuh menjadi masyarakat yang maju, berperadaban, berwibawa, dan bahkan menjadi negara yang berpengaruh besar di mata dunia hingga saat ini. Peradaban Islam adalah peradaban emas yang mencerahkan dunia. Oleh sebab itu menurut Montgomery, tanpa dukungan peradaban Islam yang menjadi ‘dinamo’nya, barat bukanlah apa-apa. Maka sudah sewajarnya jika dunia Barat sejatinya berhutang budi pada Islam.[1]
Semenjak kelahirannya, Islam telah mencapai kejayaan sains dan teknologi selama kurun waktu 13 abad kepemimpinan khilafah. Konsistensi dan efektifitas bangun perekonomian yang diteladankan oleh Nabi Muhammad SAW maupun pada masa-masa puncak keemasan dunia Islam membuktikan bahwa tumbuh kembangnya ekonomi Islam bukan sekedar trend.
Sebuah keteladanan yang tidak pernah mengandung keraguan, Muhammad SAW, seorang pemimpin besar Islam dengan kesempurnaan pribadi yang cerah gemilang[2]. Mengkaji ketangguhan beliau kita akan mendapatkan jiwa entrepreneurship yang sudah dilatih sejak kecil. Sejak usia 12 tahun sang paman Abu Thalib telah mengajak perjalanan ke negera-negara besar seperti Syam, bahkan pada usia 17 tahun Nabi Muhammad telah diserahi wewenang penuh untuk mengurus bisnis pamannya.
Pada usia 17-20 tahun tersebut adalah masa tersulit dalam perjalanan bisnis Muhammad, karena harus belajar mandiri dan bersaing dengan pemain bisnis senior dalam perdagangan regional. Sebaliknya pada masa usia 20 hingga 25 adalah titik keemasan. Pada usia yang sedemikian muda beliau telah mampu menembus pasar kelas dunia, membangun jaringan kerjasama strategis dengan mitra-mitra potensial.
Nilai-nilai spirit dalam entrepreneurship ini membangun kematangan jiwa beliau tidak hanya dalam manajemen bisnis akan tetapi dalam seluruh aspek kehidupan, sehingga memberikan dampak yang besar bagi tercatatnya kejayaan sejarah peradaban Islam yang gemilang.
Nilai-nilai yang terkandung dalam entrepreneurship tersebut seperti, integritas kejujuran yang mengikat utuh seluruh karakter-karakter yang positif, dan Muhammad adalah pemilik sifat terjujur sepanjang zaman; kemudian sikap loyalitas, dalam hal ini beliau memberikan kesetiaan terbaik terhadap kepercayaan paman beliau. Kemudian, professionalitas yakni kapasitas dalam menjalankan profesi dengan ukuran-ukuran standar dan kualitas terbaik serta nilai spiritualitas, dalam hal ini beliau sangat perduli dengan masalah character building sehingga memberikan kesan yang sangat mendalam dan menembus hati pebisnis dan masyarakat dunia.
Nilai-nilai yang tercermin dalam jiwa entreprenurship rasul ini selaras dengan definisi “usaha” dalam KBBI bahwa entrepreneur atau pengusaha berasal dari akar kata usaha, yang bermakna: 1. Kegiatan dengan mengarahkan tenaga, fikiran atau badan untuk suatu maksud; 2. Kegiatan di bidang perdagangan (dengan maksud mencari untung), dengan demikian maka jelaslah bahwa seorang entrepreneur atau pengusaha adalah orang-orang pekerja keras yang penuh inisiatif serta memiliki kejelasan dan kemantapan cita-cita atau tujuan.
Keberadaan dan gerak nilai-nilai yang terkandung dalam spirit entrepreneurship merupakan pola utuh dari tiga prinsip dasar, yakni fikir, myelin[3] dan hati. Tiga prinsip dasar inilah yang menjadi basis mengapa nilai-nilai entrepreneurship merupakan sebuah power yang tidak terbantahkan sebagai pemegang kendali kejayaan sebuah bangsa masa depan. Dan usia muda adalah usia produktif yang memiliki peranan jitu dalam membentuk ketahanan karakter pribadi baja dalam kerangka proses menyiapkan kematangan diri di masa mendatang.
Mengapa kaum dan sejak muda? Bercermin dari keteladanan Nabi Muhammad SAW yang telah dididik kemandirian sejak kecil, serta dampaknya bagi pembangunan peradaban Islam, hal ini senada pula dengan apa yang pernah disampaikan oleh Dahlan Iskan, bahwa berusaha saat usia muda merupakan masa ideal untuk mencapai kesuksesan dalam berbisnis, dengan tiga kunci utama berupa nilai-nilai kejujuran, kreatif dan inovatif. Lebih jauh dari itu, pada saat usia 25 tahun merupakan usia dimana seseorang merasa bahagia. Dalam sepuluh tahun yang akan datang kaum muda akan mencapai usia yang produktif, yakni saat mereka berusia 32-35 tahun terdapat kombinasi kekuatan dari sisi fisik dan intelektual atau pengalaman (kematangan dalam berfikir dan mengambil keputusan).
Proses pembentukan mentalitas dari aktifitas entrepreneur ini akan melatih kekuatan dan ketangguhan mental dan fisik pribadi-pribadi muda yang pada akhirnya akan mendorong dan memberikan pengaruh yang besar bagi kejayaan Islam masa depan. Mengingat pelaku usaha muda merupakan harapan bagi tumbuhnya struktur sosial menengah yang kuat. Selain itu, entrepreneur muda juga memiliki beragam potensi, karakter, dan intelektualitas yang tinggi. Kolaborasi dari 3 komponen ini akan mendorong daya kekuatan dan menambah percepatan yang dahsyat bagi kemajuan Islam masa depan.
Oleh sebab itu adalah sebuah sikap optimisme yang tinggi bahwa pengusaha muda muslim dengan jiwa dan spirit berentrepreneur yang ada saat ini, seperti Elang Gumilang, Shofwan Al-Banna Choiruzzad, Goris Mustaqim dan berderet ribuan nama pemuda muslim Indonesia lainnya telah memberikan dampak gelombang perubahan yang dahsyat bagi kemajuan Islam. Peran aksi nyata dalam spirit entrepereneur tersebut telah menjadi bagian satu kesatuan yang utuh dalam mengepakkan sayap semangat berentrepreneur bagi kaum muda Indonesia dan Islam.
Hal ini merupakan bukti peran konkrit sekaligus cermin kegemilangan wajah kejayaan Islam masa depan. Dan tentu saja kita sangat optimis bahwa peran-peran pengusaha muda muslim ini layak menjadi cermin bagi sebuah hope; yakni kejayaan Islam di masa depan. Yang gilang gemilang.
Note: Artikel ini diikutsertakan dalam lomba MYMC-AC2012
[1] dalam http://www.al-shia.org
[2] Aisyah mengatakan bahwa “akhlak rasul adalah Al-Qur’an”
[3] Di tulis dalam buku Prof. Rhenald Kasali, P.Hd dalam Myelin bahwa Intangibles menjadi kekuaan perubahan
Oleh: Evi Marlina, S.Pd
E-mail: imaexist@yahoo.com, Jambi
Founder Al-Ardvici Suku Anak Dalam Jambi (Rengke-rengke)
E-mail: imaexist@yahoo.com, Jambi
Founder Al-Ardvici Suku Anak Dalam Jambi (Rengke-rengke)
Mr. Sinyo penulis buku Di balik Wajah Rembulan:
terimaksih arif, yang sudah menuliskan sumbernya dengan baik
No comments:
Post a Comment