Challange
Of the Week #2 Sayur Mayur
Assalamualaykum,
Gunaydin emak pembelajar semuanya,
alhamdulillah selamat datang kembali di blog Sakura Romawi Timur. Gimana nih
Mak dengan tugas COTW #2 kali ini, yang pasti makin seruh ya sebab temanya
adalah tema pokok yang dibutuhkan oleh kaum Ibu di bengkel kreatifitasnya
“dapur.”Senang rasanya bisa menulis di blog tiap pekannya meski harus dipaksa
dulu, wkwk. Kadang memang harus dipaksain untuk membentuk habit tertentu,
apalagi kalau habit itu sebenarnya adalah hal yang kita senangi.
Oke,
kali ini saya akan kembali mengajak emak pembelajar untuk kembali bertamasya di
pekarangan rumah saya melihat beberapa jenis tanaman sayur yang tumbuh cukup
subur. Meski tidak banyak, tapi lumayan cukup memenuhi kebutuhan menu sarapan tiap
2-3 hari setiap pagi, lumayan kan bisa menghemat pengeluaran uang belanja
sayur, huehehe. Oke, sesuai dengan tema COTW KIP pekan ke-2 #Depok kali ini
adalah tentang tanaman sayur mayur. Kebetulan sekali saya menanam sayur-sayur
berikut dipekarangn rumah.
Tanaman katuk dari sisi tangkai sayur yang tumbuh subur
Seiring
dengan berjalannya waktu, tanaman ini semakin tumbuh subur. Daunnya lebat dan
batangnya melengkung kemana-mana mencari matahari, karena agak tertutup pagar,
maka saya menebang beberapa batangnya. Lalu menanamnya dengan cara menancapkan
batangnya di sepanjang sisi pekarangan rumah belakang. Alhamdulillah, atas
karunia Allah akhirnya tanaman katuk ini tumbuh dengan riang gembira. Jadilah
ini sebagai menu asi booster yang bisa saya nikmati bersama anak-anak dan suami
di rumah. Jadi alokasi belanja sayur katuk di mamang sayur bisa dimanfaatkan
untuk membeli kebutuhan yang lain.
Manfaat
Sayur Katuk
Nah.
Soal manfaat sayur katuk ini Emak pembelajar pasti sudah sangat familir banget
ya akan manfaat utamanya, iyaps salah satu manfaat utamanya adalah melancarkan
produksi asi. Alhamdulillah, selama masa menyusui anak ke-2 stok sayur katuk
melimpah ruah, kebetulan saat usai melahirkan anak pertama (saat si Mbak
berusia 2 bulan) saya juga menanam katuk di rumah Ibu mertua, jadi saat lahiran
anak ke-2 (kebetulan saat itu masih tinggal di rumah belakang Ibu) sayur katuk
yang saya tanam tepat di samping kamar Ibu tumbuh subur dan melimpah ruah. Nah
akhirnya hasilnya bisa dinikmati oleh anak yang ke-2. Padahal bibitnya saya peroleh dari sisa tangkai sayur katuk yang saya beli dari tukang sayur, alhamdulillah. Segala puji hanya bagi Allah yang Maha menumbuhkan.
Sayur
katuk juga sangat baik sekali di konsumi oleh ibu hamil, mengatasi anemia,
meningkatkan daya tahan, menjaga ostoreoporosis dan menjaga kesehatan tulang.
Dan masih banyak segudang manfaat lainnya, Allah sungguh Maha penyayang, hanya
bermodal nancepin batang sayur katuk untuk ditanam namun manfaat yang bisa kita
ambil melebihi dari hal kecil dan sederhana yang kita lakukan bukan.
2. Daun Singkong (Manihot Esculenta)
Foto: Tanaman pucuk daun singkong, dari sisa tangkai sayur,
yang tumbuh disepanjang pekarangan belakang
Nah soal
tanaman singkong ini yang paling seru. Iya sebab saya sangat doyan sekali
dengan pucuk daun singkong, agak berbeda dengan tanaman katuk yang saya sukai
sebab ingin mengambil manfaat tertentu, kalau daun singkong ini sebab memang
saya doyan sekali olahan daun singkong.
Tanaman
singkong di pekarangan rumah belakang memiliki kisah yang unik. Pertama sudah lama
sekali saya menginginkan bisa menanam singkong sendiri, namun belum juga
kesampaian, hingga akhirnya beberapa bulan yang lalu sebelum masa pandemic corona, Bapak dan Emak datang
dari kampung halaman, Sarolangun - Jambi untuk menjenguk cucunya yang telah lahir sejak hampir setahun yang lalu. Selama sepekan Bapak dan Emak menghabiskan waktu bersama cucu. Untuk mengobati rasa kangen dengan masakan desa, saya pun menyajikan masakan yang biasa disantap dan digemari
oleh Emak dan Bapak di kampung halaman, salah satunya sayur pucuk daun Singkong ini.
Setelah di olah, akhirnya sisa batang singkongnya saya simpan dengan niat akan saya tanam. Lagi-lagi sifat saya yang satu ini muncul secara otomatis. Suka eman kalau buang sesuatu yang masih bisa dimanfaatkan. Akhirnya sisa tangkai daun singkong yang didapat dari tukang sayur itu diambil oleh Bapak, dan dengan bantuan Bapak akhirnya tangkai-tangkai itu di tancapkan di pekarangan rumah belakang "nanti kan lumayan bisa jadi semangkok sayur kalo pagi" kata Emak saat menemani Bapak menancapkan tangkai-tangkai kecil sisa tangkai sayur pucuk daun singkong . Alhamdulillah, alla kulli hal 2 minggu setelah Bapak dan emak pulang ke Jambi, tanaman singkong mulai tumbuh subur, perlahan semakin tumbuh lebat. Bahkan telah beberapa kali dipanen sebagai menu sayur tambahan.
Setelah di olah, akhirnya sisa batang singkongnya saya simpan dengan niat akan saya tanam. Lagi-lagi sifat saya yang satu ini muncul secara otomatis. Suka eman kalau buang sesuatu yang masih bisa dimanfaatkan. Akhirnya sisa tangkai daun singkong yang didapat dari tukang sayur itu diambil oleh Bapak, dan dengan bantuan Bapak akhirnya tangkai-tangkai itu di tancapkan di pekarangan rumah belakang "nanti kan lumayan bisa jadi semangkok sayur kalo pagi" kata Emak saat menemani Bapak menancapkan tangkai-tangkai kecil sisa tangkai sayur pucuk daun singkong . Alhamdulillah, alla kulli hal 2 minggu setelah Bapak dan emak pulang ke Jambi, tanaman singkong mulai tumbuh subur, perlahan semakin tumbuh lebat. Bahkan telah beberapa kali dipanen sebagai menu sayur tambahan.
Kemudian
tanaman singkong di sepanjang sisi pagar pekarangan depan, bibitnya saya
peroleh dari Bapak tukang yang bekerja di komplek perumahan, Bapak Misnan namanya. Satu waktu saya dan
suami meminta jasa Bapak Misnan ini untuk membantu membuat lubang yang akan digunakan untuk
mengumpulkan daun-daun pohon mangga yang berjatuhan. Daun-daun
itu sayang untuk dibakar, alhasil saya dan suami sepakat untuk membuat lubang penyimpanan daun, agar nantinya daun-daun itu bisa dimanfaatkan sebagai pupuk kompos.
Saat itu pula, tanpa sengaja saya bercerita betapa pengennya memiliki kebun singkong. Namun sayang, dimana harus mencari batang singkong sebagai bibit. Sore harinya Pak Misnan datang ke rumah membawakan seikat batang singkong yang sudah dipotong-potong dan siap ditanam. Masha Allah, alhamdulillah! Riang sekali hati saya menyambut kebaikan Bapak yang sudah berusia sepuh itu.
Berkat bantuan Bapak tukang kebun inilah akhirnya saya bisa memiliki sepetak kebun tanaman singkong di sepanjang pagar pekarangan rumah bagian depan. Tanaman ini kami tanam saat bulan puasa, dan saat ini sudah tumbuh sangat subur dan bahkan telah dipanen. Alhamdulillah.
Saat itu pula, tanpa sengaja saya bercerita betapa pengennya memiliki kebun singkong. Namun sayang, dimana harus mencari batang singkong sebagai bibit. Sore harinya Pak Misnan datang ke rumah membawakan seikat batang singkong yang sudah dipotong-potong dan siap ditanam. Masha Allah, alhamdulillah! Riang sekali hati saya menyambut kebaikan Bapak yang sudah berusia sepuh itu.
Berkat bantuan Bapak tukang kebun inilah akhirnya saya bisa memiliki sepetak kebun tanaman singkong di sepanjang pagar pekarangan rumah bagian depan. Tanaman ini kami tanam saat bulan puasa, dan saat ini sudah tumbuh sangat subur dan bahkan telah dipanen. Alhamdulillah.
Berbagai
Olahan Daun Singkong
Daun
singkong memiliki banyak varian resep masakan, mulai dari hanya sekedar direbus
sebagai lalapan, di tumis dengan campuran ikan teri, di gulai masak kuning, di
santan putih, sebagai campuran sayur jantung pisang, dibuat keripik daun
singkong, rendang, masak bobor, bahkan daun singkong ceprot olahan khas Jawa
dan macam-macam aneka olahan lainnya dari daun singkong ini. Hasilnya, saya
tetap sangat merasa nikmat makan olahan ini, alhamdulillah. Rasanya lezat
sekali, mungkin karena sejak kecil di desa terbiasa makan sayur daun singkong,
jadi sudah sangat akrab dengan rasa tanaman sayur ini.
Manfaat
Daun Singkong
Soal
manfaat daun singkong ini sebenarnya saya tidak begitu tahu mulanya, sebab memang tidak
menyempatkan waktu mencari tahu, wkwk. Sependek yang saya ketahui daun singkong
ini banyak mengandung serat, sehingga sangat baik dalam membantu melancarkan
proses pencernaan. Dengan demikian dapat membantu menyehatkan usus besar. Nah,
melalu tulisan ini mendorong saya untuk minimal searching ringkas melalui mesin
pencarian google. Nah, berikut ini ternyata kekayaan manfaat dari daun singkong
(https://hellosehat.com):
“Daun
singkong mengandung banyak protein dan kaya akan sumber protein nabati. Protein
nabati yang di dalamnya banyak mengandung vitamin B ini dibutuhkan tubuh untuk
membentuk sel-sel tubuh. Sel-sel tubuh akan membentuk enzim-enzim yang
membantu proses
metabolisme dalam tubuh manusia.”
Selain
itu sebagai sumber antioksidan. Juga asam amino yang terkandung didalam daun
singkong dapat membantu meregenerasi sel-sel tubuh. Wow, emejing banget gak sih
Mak, itu artinya bisa membantu kulit kita awet muda. Wah jadi makin bersemangat
nih makan menu daun singkong, wkwk.
3. Daun Pepaya
Daun
papaya meski rasanya pahit namun ini adalah sayur favorit saya, sama favoritnya
dengan daun singkong. Mungkin karena sejak kecil dibiasakan makan sayur oleh
orang tua, jadi hampir menyukai olahan sayur jenis apa pun, salah satunya menu
olahan daun papaya ini.
Tanaman
papaya di belakang rumah saya peroleh bibitnya dari bijih buah papaya hasil membeli
dari pedagang buah. Lagi-lagi karena sayang membuang bijihnya, saya
mengumpulkan biji tersebut kemudian menyebarkannya di sudut halaman rumah
belakang. Qodarullah, bijih-bijih itu tumbuh dengan sangat subur dan lebat,
hingga bisa saya panen daunnya dalam waktu yang tidak begitu lama. Alhamdulillah, dengan demikian saya bisa berhemat barang satu dua ikat daun
papaya di tukang sayur, sehingga dana daun papaya pun bisa saya alokasikan
untuk membeli bawang merah. Hoho…
Ada pun dari bibit yang sudah tumbuh ini, saya mencabut satu bibit dan saya pindahkan di sudut pekarangan depan rumah, memanfaatkan lahan yang masih cukup luas. Berharap dan berdoa semoga suatu saat bisa tumbuh subur dan berbuah pula. Sebab saya dan anak-anak menyukai buah papaya.
Ada pun dari bibit yang sudah tumbuh ini, saya mencabut satu bibit dan saya pindahkan di sudut pekarangan depan rumah, memanfaatkan lahan yang masih cukup luas. Berharap dan berdoa semoga suatu saat bisa tumbuh subur dan berbuah pula. Sebab saya dan anak-anak menyukai buah papaya.
Olahan
daun papaya
Untuk
olahan daun papaya ini saya tidak memiliki banyak sumber referensi yang
berbentuk pengalaman, melainkan apa yang sudah saya lihat dari orang tua dan
masyarakat sekitar secara turun temurun. Berbeda dengan daun singkong, dimana
bisa diolah dalam beragam resep. Daun papaya yang selama ini saya praktikkan
adalah sebagai lalapan, di tumis dengan teri, masak bening/santan putih dengan
daun singkong, masak gulai dengan daun singkong, atau di sayur urap. Menu
olahan ini adalah menu andalan saya tiap kali memasak daun papaya, apalagi jika
di urap.
4. Belimbing Wuluh
Wow, ada
yang spesial dengan tanaman belimbing wuluh yang sudah ada sejak sebelum saya
menempati rumah ini. Belimbing wuluh ini tumbuh subur tepat disisi jendela
kamar setrika. Mulanya saya merasa nyaman dengan adanya belimbing wuluh ini
meski belum pernah mengambil manfaat secara langsung dari tanaman ini, sebab
memang tidak tahu mau diapakan selain dibuat jamu. Ya, dulu alm Nenek, ketika
saya masih kecil, alm. Nenek gemar sekali merebus kembang belimbing wuluh dan
kemudian di minum airnya sebagai obat.
Saya senang
melihat tanaman yang akrab saya lihat sejak kecil ini tumbuh lebat, meski
lama-lama daunnya pun sangat rimbun, hingga saya merasa mungkin tampaknya butuh
untuk dipangkas. Saya sempat berfikir apa ditebang saja ya, sebab sangat rimbun
tepat disisi jendela kamar. Hingga satu waktu ada tetangga yang sedang mencari
belimbing wuluh untuk obat, dan di satu waktu lainnya ada tetangga yang lain
juga mencri belimbing wuluh untuk percobaann di sekolah anaknya, saya pun
kembali berfikir ulang bahwa tumbuhan ini sebaiknya tetap tumbuh sebab banyak
yang membutuhkan, hanya butuh dirapikan saja .
Namun,
saat lebaran dalam satu perbincangan ibu mertua memberi satu resep makanan
kesukaan alm. Bapak Mertua, senang rasanya sebab akhirnya saya menemukan satu
alasan kuat agar pohon belimbing wuluh ini tetap bertahan. Ya, ternyata buahnya
bisa diolah sebagai bahan memasak Ayam Garang Asem, masha Allah. Akhirnya saya
pun memasak menu tersebut, dan terbukti semua suka olahan belimbing wuluh
tersebut. Rasanya seger sekali, tidak semasam jika masih mentah.
Manfaat
Belimbing Wuluh
Belimbing wuluh
ternyata banyak mmiliki kandungan gizi berupa protein, serat, vitamin A, C, B
komplek, dan mineral. Berdasarkan dari bacaan ringkas ternyata Belimbing Wuluh
ini bisa membantu meredakan batuk,
pilek, demam dan flu. Membantu mengatasi alergi dengan cara dibuat jus dan
diminum secara teratur. Selain itu daun dan batangnya ternyata juga bisa
membantu meredakan pembengkakan pada sakit gonodong. Belimbing wuluh
juga dapat membantu menurunkan tekanan darah tinggi.
“Konsumsilah
belimbing wuluh yang telah direbus bersama sisa air rebusan. Anda bisa
mengonsumsinya pada pagi hari di saat tubuh telah cukup beristirahat.
Lakukanlah secara teratur hingga tekanan darah normal kembali.” (https://doktersehat.com/manfaat-belimbing-wuluh/). Dan
yang paling seru ternyata buah belimbing wuluh bisa dimanfaatkan sebagai maskar
wajah untuk membantu mengobati jerawat. Huehehe
5. Pepaya Jepang; Chaya (Cnidoscolus aconitifolius)
Ada pun
cara mengolah tanaman ini adalah dengan cara direbus dahulu kurang lebih 15-20
menit sebelum di olah dengan berbagai resep. Hal ini bertujuan untuk
menghilangkan rasa pahit, dan ternyata dengan merebusnya terlebih dahulu
membuat daun papaya Jepang ini menjadi
aman untuk dikonsumsi.
Selama ini saya merebus dahulu karena hanya dengan maksud untuk menghilagkan rasa pahit. Namun ternyata setelah saya mencari tahu bahwa daun papaya Jepang ini mengandung HCN (hydrogen cyanide) yang adalah senyawa beracun (toksik). Apabila dikonsumsi dalam keadaan segar/mentah dalam dosis tertentu bisa memberikan efek yang berbahaya bagi tubuh.
Selama ini saya merebus dahulu karena hanya dengan maksud untuk menghilagkan rasa pahit. Namun ternyata setelah saya mencari tahu bahwa daun papaya Jepang ini mengandung HCN (hydrogen cyanide) yang adalah senyawa beracun (toksik). Apabila dikonsumsi dalam keadaan segar/mentah dalam dosis tertentu bisa memberikan efek yang berbahaya bagi tubuh.
Tetapi kadar HCN bisa dengan mudah diminimalkan jika daun
pepaya jepang dimasak. Laporan dari Ross-Ibarra dan Molina-Cruz juga
menyebutkan waktu yang dibutuhkan untuk menurunkan HCN ke kadar aman yaitu
dengan merebusnya selama sedikitnya 15 menit.
(https://www.deherba.com)
6. Kangkung
Nah
khusus tanaman kangkung ini, sebanarnya juga sama. Saya hanya memanfaatkan
sisa-sisa potongan sayur kangkung yang masih ada akarnya dari pedagang sayur. Lalu menanamnya di
pekarangan rumah, hehehe. Sebab dahulu semasa kuliah S1 saya melakukan hal ini
dan menanamnya di belakang rumah kos, qodarullah kangkung itu tumbuh sangat
subur dan lebat. Sehingga bisa saya nikmati bersama teman-teman di kos.
Potongan
batang kangkung ini saya tanaman hari Sabtu yang lalu, hampir genap satu pekan. Saat kebetulan belanja
sayur kangkung dan mendapati bahwa terdapat akar pada kangkung tersebut.
Sesampai di rumah saya menyisihkan bagian yang ada akarnya dan menanamnya di
pekarangan. Sudah 5 hari dari sejak hari pertama saya menanamnya, saya
mengeceknya secara rutin apakah terjadi pembusukan pada batang. Namun sejauh
ini saya belum menemukan tanda-tanda tanaman akan busuk. Semoga Allah
menumbuhkan tanaman ini tumbuh subur, sehingga bisa menambah daftar menu sayur
yang bisa saya manfaatkan dari pekarangan rumah.
Tanaman
Percobaan bersama anak-anak: Pokcoy
& Wortel
Setelah
beberapa hari pengamatan saya melihat bahwa pada bagian kepala wortel mulai
tumbuh tunas-tunas tipis. Demikian pula Pokcoy. Namun terdapat hal yang
menyedihkan. Satu hari saya meletakkan media tanam ini dengan maksud agar
terkena sinar matahari, sempat dua hari saya tidak memindahkannya. Hingga satu
malam hari saya lupa memindahkan di tempat yang aman. Keesokan harinya bibit
ini sudah mengapung, dan bahkan wortel dan beberapa bonggol wortel menjadi
busuk. Ada rasa sedih saat mengamatinya, sebab saya sedang menunggu-nunggu bagaimana bentuknya ketika
tumbuh.
Barangkali saya perlu mencobanya lagi.
Merawat dan Memanen
Hasil Kebun bersama Anak-anak
Anak-anak menanti-nanti kegiatan menyiram tanaman
Akhirnya jadilah satu panci kecil bening pucuk
daun singkong yang masih muda. Mbak Nana makan sayur ini dengan sangat-sangat lahap,
sementara si Adek lebih gemar menyantap kuahnya. Benarlah kata peribahasa من يزرع يحصد
“Barang siapa yang menanam, pasti akan memetik
(mengetam).”
Alhamdulillah…
Wassalamulaykumwrwb.
Evi Marlina
Depok, 25 Juni 2020
Sumber referensi
Foto : Dokumen Pribadi
https://www.bola.com/ragam/read/4141798/20-manfaat-daun-katuk-untuk-kesehatan-ketahui-efek-sampingnya
(diakases pada tanggal 22 Juni 2020, pukul 07.00 WIB)
https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/manfaat-daun-singkong/
(diakases pada tanggal 22 Juni 2020, pukul 07.40 WIB)
https://doktersehat.com/manfaat-belimbing-wuluh/
(diakses pada tanggal 24 Juni 2020 Pukul 02.30 WIB)
https://www.deherba.com/daun-pepaya-jepang-bukan-penyebab-kanker.html
(diakses pada tanggal 24 Juni 2020 Pukul 03.00 WIB)
#pekan2
#challangeoftheweek
#ketahanankeluarga
#ketahananpangan
#kampungkipdepok
#ibuprofesionaldepok
#challangeoftheweek
#ketahanankeluarga
#ketahananpangan
#kampungkipdepok
#ibuprofesionaldepok
No comments:
Post a Comment