MISI 7
Connecting the Dots
Pagi yang indah, seperti kicau suara burung di ranting pepohonan
buah mangga di sisi rumah. Seperti daun-daun tumbuhan singkong yang tumbuh
subur di sepanjang sisi pagar pekarangan rumah, seperti kembang tanaman
pisangan yang mekar di samping jendela dimana saya sedang duduk saat ini.
Inilah hari dari penghulu hari, Hari Jum`at. Saya duduk menghadap leptop,
kembali menekuni tantangan yang diberikan di kelas matrikulasi batch 8 Institut
Ibu Profesional. Tidak terasa sudah sampai pula di misi 7, ya meski tertatih
dan mengerjakan tugas di sela-sela waktu, bersyukur Allah mampukan sampai pula
di Misi yang ke-7 ini. Semoga tetap istiqomah tak hanya sebatas merampungkan
misi. Ya misi seorang Ibu sejatinya tidak mengenal kata usai. Pun bahkan hingga
anak-anaknya tumbuh dewasa, maka misi pendidikan seorang Ibu untuk terus
belajar dan mendidik semestinya terus menyala.
Oke, misi kali ini adalah connecting the dots. Berdasarkan bacaan
ringkas yang saya peroleh dari Wikipedia tentang definisi dari connecting the
dots adalah sebagai berikut:
In adult discourse the phrase "connect the dots" can be used as a metaphor to illustrate an ability (or inability) to associate one idea with another, to find the "big picture", or salient feature, in a mass of data.”
Adalah titik-titik
yang saling menghubungkan satu ide dengan ide yang lain hingga kita bisa
menemukan gambaran besar dari sebuah ide. Atau pun jika ia adalah sebuah
refleski diri maka diri kita pun akan mengenal diri secara utuh. Kali ini
adalah tugas connecting the dots yang diberikan oleh IIP, mecoba menggali apa
yang ada di dalam diri, kelemahan dan kekuatan yang bisa bersinergi membangun
kekuatan dalam pencarian makna seorang Ibu yang professional.
Saya memiliki kelemahan yang acap kali muncul, yakni senang melakukan sesuatu menjelang deadline, meski tidak selalu dominan. Namun tampaknya kebiasaan yang “cukup mengganggu ini” mestilah di ubah dengan komitmen serta terus berupaya disiplin segera menyelesaikan tugas-tugas dan tanggung jawab, agar tercipta keseimbangan yang ideal.
Namun demikian saya seorang dengan tipikal pembelajar, menyukai hal-hal baru dan unik, senang dan menjadi nyaman berdiskusi dengan orang-orang yang
memiliki kemiripan dalam visi secara umum dan spesifik. Menyukai tantangan dan
tidak mudah pula menyerah. Berkemauan keras jika memiliki tujuan dan cita-cita,
berupaya mewujudkan meski menempuh kepayahan.
Apa yang membuatku unik?
Senang bekerja sama dalam tim, senang berkreasi dengan hal-hal
baru. Mudah beradaptasi dengan lingkungan baru. Memiliki daya juang yang teguh
dalam hal-hal yang menjadi tujuan dan cita-cita.
Nilai-nilai apa yang aku miliki?
Visi yang selaras dengan suami dalam hal pendidikan anak.
Ketrampilan mendidik anak yang didukung dengan bekal yang cukup matang dalam
memulai proses mendidik.
Apa yang aku perjuangkan?
Konsistensi terhadap nilai-nilai yang diyakini, mendidik anak
dengan kasih sayang, menanamkan nilai-nilai pendidikan agama Islam terhadap
anak. Memberikan manfaat yang seluasnya bagi keluarga, masyarakat dan agama.
Apa kesamaanku dengan Institut Ibu Profesional?
Selaras dengan core values yang terdapat di Ibu Profesional;
semangat belajar, aktif berkarya, selalu berbagi dan berdampak.
Evi Marlina
Depok, 19 Juni 2020
Sumber foto :
2. Dokumen foto pribadi merujuk pada dokumen ebook Ibu Profesional dan tugas matrikulasi Batch #8 Connecting The Dots
No comments:
Post a Comment