Reminder

"Beri aku pelajaran TERSULIT, aku akan BELAJAR" Maryamah Karpov

Wajahku sujud kepada Allah yang menciptakannya, dan yang membuka pendengaran dan penglihatannya

Dengan daya dan kekuatan dari-Nya, maka Maha Suci Allah, Sebaik-baik pencipta

(Tilawah Sajadah)

Thursday, June 25, 2020

MISI 8 Aliran Rasa; Kreatifitas & Inovasi Mencapai Visi

MISI 8
Aliran Rasa; Kreatifitas & Inovasi Mencapai Visi



Menjadi Ibu “profesional” adalah sebuah proses panjang yang harus terus menerus diupayakan oleh seorang Ibu. Tidak ada kata selesai selama hayat di kandung badan, meski anak-anak kelak sudah tumbuh dewasa dan mandiri, tugas seorang Ibu untuk mendidik anak-anaknya akan terus berkelanjutan. Namun, tentu saja tidaklah mudah dan sederhana dalam melewati dan menjalani proses yang membutuhkan nafas yang panjang ini. Maka setiap Ibu idealnya membutuhkan bekal yang akan membantunya dalam menyeleami samudera kehidupan bernama dunia “Ibu” dengan segala ragam tantangan dan peluang yang ada di dalamnya.

Tantangan ini, bila mana seorang ibu memiliki ketahanan yang kokoh maka akan dapatlah ia melewati tantangan demi tantangan meski harus dengan bersusah payah, sebaliknya bila tidak memiliki cukup bekal atau dengan bekal yang seadanya, maka akan bertambah berat pulalah tanggung jawab dan tantangan yang sebenarnya akan dihadapi oleh kaum Ibu. Untuk itulah, kaum Ibu butuh untuk terus belajar dan mengembangkan diri. 


Salah satu upaya agar Ibu tetap memiliki imunitas yang bagus untuk melewati tantangan ini adalah bergabung bersama komunitas Ibu yang mau belajar. Ibu yang memiliki harapan, cita-cita dan visi yang beriringan. Visi yang senada meski tak harus sama persis. Institut Ibu Profesional menjadi salah satu wadah bagi kaum Ibu untuk terus menjaga semangatnya dalam proses belajar yang panjang ini, tidak perduli dari mana asal kita, status social kita, latar belakang pendidikan kita, selama kita memiliki niat dan visi yang sama maka ini adalah saat yang tepat untuk berlayar bersama mengarungi bahtera bernama Ibu dan keluarga.

Setidaknya inilah yang menjadi basis utama mengapa saya memutuskan untuk ikut bergabung dalam komunitas Ibu belajar ini. Menjaga atmosfer dan semangat untuk terus belajar, berkembang, berkarya dan berdampak dimana pun. Baik diranah domestic mau pun di ranah social masyarakat. Khususnya adalah apabila saat ini kita tengah menjalani peran di ranah domestic, dimana tidak ada yang mengikat ruang dan waktu. 

Maka seorang Ibu membutuhkan senjata utama dalam melewati fase ini, fase yang kerap kali bisa membuat seorang Ibu akan mengalami titik kejenuhan karena menghabiskan waktunya di dalam rumah bersama anak-anak dengan segala pernak-pernik keramainnya, Ibu akan bisa mengalami perasaan merasa tidak berguna karena tidak berkontribusi kecuali hanya di dalam rumah, bahkan bisa menyebabkan stress dan depresi, merasa kesepian dan sedih karena hanya melewati hari-harinya di rumah; dapur, Kasur, sumur. Tentu saja, tidaklah ada diantara kita yang menginginkan hal ini terjadi pada diri bernama kaum Ibu. Sebab sosok Ibu semestinya menjadi “rumah” bagi anak-anaknya bernaung. Menjadi oase bagi suami dan keluarganya.

Oleh sebab itu penting baginya menyadari konsep dasar dari perannya sebagai seorang ibu terhadap tanggung jawabnya sebagai seorang Ibu bagi buah hatinya, dan sebagai isteri dari suaminya. Tak hanya sebatas memahami betapa besarnya peran yang ia emban, namun juga menyadari sepenuh hati bahwa betapa besarnya pengaruh yang akan ia tanamkan ke dalam jiwa anak-anaknya mana kala seorang Ibu mampu meletakkan visi utamanya mengapa Allah menciptakan dan menakdirkan ia menjadi seorang Ibu.


Visi yang Kokoh 
Kreatifitas & Inovasi dalam Mencapai Visi


Visi inilah yang menjadi basis kekuatan utama seorang Ibu dalam menapaki perannya sebagai seorang Ibu. Seorang Ibu perlu menetapkan visi utama yang disepakati secara bersama dengan suami, visi yang kemudian diturunkan dalam butiran misi yang bisa dijalani dalam menyelami kehidupan berkeluarga. Sehingga mana kala tantangan itu datang silih berganti, seorang Ibu dengan visi yang telah menancap dalam dadanya tidak sedikit pun ragu terhadap jalan yang telah ia pilih dan harus ia tempuh. Meski di tengah jalan ia akan dilanda tantangan atau bahkan ancaman kelelahan, ketakutan, kejenuhan, namun visi yang kokoh akan menjadi senjata utama untuk mampu melepaskan diri dari tantangan yang panjang tersebut.

Dalam upaya mencapai VISI YANG KOKOH tersebut agar seorang Ibu tidak akan pernah habis dalam jiwanya rasa optimisme, semangat juang, berfikir positif, berkata dan bertindak positif maka ia membutuhkan senjata yang sama tajamnya pula untuk mencapai visi tersebut. Dan senjata utama tersebut tidaklah akan diperoleh dengan serta merta akan diperoleh, melainkan harus ditempuh dengan terus berproses belajar dari waktu ke waktu, tiada jemu. Senjata itu bernama Kreatifitas dan Inovasi dalam menjalani perannya dalam keluarga.

Kreatifitas dan inovasilah yang akan mampu menjaga dan melawan berbagai serangan rasa jenuh, rasa capai, rasa lelah, rasa bosan dan semua fikiran negative yang terbentuk akibat adanya perubahan peran dari yang lajang menjadi Ibu dengan semua tanggung jawab yang melekat padanya; khsusunya apabila seorang Ibu berkutat dengan perannya didalam rumah saja atau pun bila ia bekerja namun, tiada menetapkan visi yang kokoh.

Visi dan Misi yang dibangun dengan nilai-nilai yang kuat inilah yang dibangun di Ibu Profesional, sehingga menguatkan tekad saya untuk menyelam bersama Ibu Profesional, menjadikannya sebagai bagian tools perjalanan saya dalam menjalankan peran sebagai seorang Ibu. Menjadi bagian dari program pengembangan belajar “sekolah kaum Ibu” di dalam ruang lingkup bernama komunitas. Komunitas ini akan menjadi imun tambahan yang akan semakin mengokohkan langkah dalam tujuan utama mencapai visi seorang Ibu di dalam singgasana bernama keluarga.

Saya merasa apa yang saya yakini, saya perjuangkan dalam perjalanan panjang mencapi visi itu sejalan dengan apa yang ada di dalam Ibu professional; Piramida, Visi dan Misi, Core Values, Prinsip Berkomunitas serta Karakter Moral yang tercantum dalam butir-butir pedoman Ibu Profesional.

Dengan demikian, Ibu professional bisa menjadi tempat dimana saya tak hanya bisa belajar dalam ruang bernama komunitas, namun juga sebagai ruang mengembangkan diri, berkarya dan memberikan dampak manfaat; khususnya bagi diri, anak-anak dan keluarga, pun kepada bangsa dan agama ini dengan membangun kekuatan dari dalam seorang Ibu. Kekuatan inilah yang kemudian akan muncul dan memberikan dampak terhadap keluarganya. Dengan demikian maka seorang Ibu akan mampu membangun peradaban itu dari dalam rumah. Menjadi madrasah yang mencetak generasi rabbani yang memiliki kekuatan karakter dan moral yang unggul (akhlak mulia). Aamiin insha Allah.

Evi Marlina
Depok, 25 Juni 2020









No comments: