MISI 8
Aliran Rasa; Kreatifitas & Inovasi Mencapai Visi
Menjadi Ibu “profesional” adalah sebuah proses panjang yang harus terus menerus diupayakan oleh seorang Ibu. Tidak ada kata selesai selama hayat di kandung badan, meski anak-anak kelak sudah tumbuh dewasa dan mandiri, tugas seorang Ibu untuk mendidik anak-anaknya akan terus berkelanjutan. Namun, tentu saja tidaklah mudah dan sederhana dalam melewati dan menjalani proses yang membutuhkan nafas yang panjang ini. Maka setiap Ibu idealnya membutuhkan bekal yang akan membantunya dalam menyeleami samudera kehidupan bernama dunia “Ibu” dengan segala ragam tantangan dan peluang yang ada di dalamnya.
Tantangan ini, bila mana seorang ibu memiliki ketahanan yang kokoh
maka akan dapatlah ia melewati tantangan demi tantangan meski harus dengan bersusah payah,
sebaliknya bila tidak memiliki cukup bekal atau dengan bekal yang seadanya,
maka akan bertambah berat pulalah tanggung jawab dan tantangan yang sebenarnya
akan dihadapi oleh kaum Ibu. Untuk itulah, kaum Ibu butuh untuk terus belajar
dan mengembangkan diri.
Salah satu upaya agar Ibu tetap memiliki imunitas yang
bagus untuk melewati tantangan ini adalah bergabung bersama komunitas Ibu yang
mau belajar. Ibu yang memiliki harapan, cita-cita dan visi yang beriringan.
Visi yang senada meski tak harus sama persis. Institut Ibu Profesional menjadi
salah satu wadah bagi kaum Ibu untuk terus menjaga semangatnya dalam proses
belajar yang panjang ini, tidak perduli dari mana asal kita, status social kita,
latar belakang pendidikan kita, selama kita memiliki niat dan visi yang sama
maka ini adalah saat yang tepat untuk berlayar bersama mengarungi bahtera
bernama Ibu dan keluarga.
Setidaknya inilah yang menjadi basis utama mengapa saya memutuskan
untuk ikut bergabung dalam komunitas Ibu belajar ini. Menjaga atmosfer dan
semangat untuk terus belajar, berkembang, berkarya dan berdampak dimana pun. Baik diranah
domestic mau pun di ranah social masyarakat. Khususnya adalah apabila saat ini
kita tengah menjalani peran di ranah domestic, dimana tidak ada yang mengikat
ruang dan waktu.
Maka seorang Ibu membutuhkan senjata utama dalam melewati fase
ini, fase yang kerap kali bisa membuat seorang Ibu akan mengalami titik
kejenuhan karena menghabiskan waktunya di dalam rumah bersama anak-anak dengan
segala pernak-pernik keramainnya, Ibu akan bisa mengalami perasaan merasa tidak
berguna karena tidak berkontribusi kecuali hanya di dalam rumah, bahkan bisa
menyebabkan stress dan depresi, merasa kesepian dan sedih karena hanya melewati
hari-harinya di rumah; dapur, Kasur, sumur. Tentu saja, tidaklah ada diantara
kita yang menginginkan hal ini terjadi pada diri bernama kaum Ibu. Sebab sosok
Ibu semestinya menjadi “rumah” bagi anak-anaknya bernaung. Menjadi oase bagi
suami dan keluarganya.
Oleh sebab itu penting baginya menyadari konsep dasar dari
perannya sebagai seorang ibu terhadap tanggung jawabnya sebagai seorang Ibu
bagi buah hatinya, dan sebagai isteri dari suaminya. Tak hanya sebatas memahami
betapa besarnya peran yang ia emban, namun juga menyadari sepenuh hati bahwa betapa
besarnya pengaruh yang akan ia tanamkan ke dalam jiwa anak-anaknya mana kala
seorang Ibu mampu meletakkan visi utamanya mengapa Allah menciptakan dan
menakdirkan ia menjadi seorang Ibu.
Visi yang Kokoh
Kreatifitas & Inovasi dalam Mencapai Visi
Dalam upaya mencapai VISI YANG KOKOH tersebut agar seorang
Ibu tidak akan pernah habis dalam jiwanya rasa optimisme, semangat juang,
berfikir positif, berkata dan bertindak positif maka ia membutuhkan senjata
yang sama tajamnya pula untuk mencapai visi tersebut. Dan senjata utama
tersebut tidaklah akan diperoleh dengan serta merta akan diperoleh, melainkan
harus ditempuh dengan terus berproses belajar dari waktu ke waktu, tiada jemu.
Senjata itu bernama Kreatifitas dan Inovasi dalam menjalani perannya
dalam keluarga.
Kreatifitas dan inovasilah yang akan mampu menjaga dan melawan
berbagai serangan rasa jenuh, rasa capai, rasa lelah, rasa bosan dan semua
fikiran negative yang terbentuk akibat adanya perubahan peran dari yang lajang
menjadi Ibu dengan semua tanggung jawab yang melekat padanya; khsusunya apabila
seorang Ibu berkutat dengan perannya didalam rumah saja atau pun bila ia bekerja
namun, tiada menetapkan visi yang kokoh.
Visi dan Misi yang dibangun dengan nilai-nilai yang kuat inilah
yang dibangun di Ibu Profesional, sehingga menguatkan tekad saya untuk menyelam
bersama Ibu Profesional, menjadikannya sebagai bagian tools perjalanan saya
dalam menjalankan peran sebagai seorang Ibu. Menjadi bagian dari program pengembangan
belajar “sekolah kaum Ibu” di dalam ruang lingkup bernama komunitas. Komunitas
ini akan menjadi imun tambahan yang akan semakin mengokohkan langkah dalam
tujuan utama mencapai visi seorang Ibu di dalam singgasana bernama keluarga.
Saya merasa apa yang saya yakini, saya perjuangkan dalam
perjalanan panjang mencapi visi itu sejalan dengan apa yang ada di dalam Ibu professional;
Piramida, Visi dan Misi, Core Values, Prinsip Berkomunitas serta Karakter Moral
yang tercantum dalam butir-butir pedoman Ibu Profesional.
Dengan demikian, Ibu professional bisa menjadi tempat dimana saya
tak hanya bisa belajar dalam ruang bernama komunitas, namun juga sebagai ruang
mengembangkan diri, berkarya dan memberikan dampak manfaat; khususnya bagi
diri, anak-anak dan keluarga, pun kepada bangsa dan agama ini dengan membangun
kekuatan dari dalam seorang Ibu. Kekuatan inilah yang kemudian akan muncul dan
memberikan dampak terhadap keluarganya. Dengan demikian maka seorang Ibu akan
mampu membangun peradaban itu dari dalam rumah. Menjadi madrasah yang mencetak
generasi rabbani yang memiliki kekuatan karakter dan moral yang unggul (akhlak
mulia). Aamiin insha Allah.
Evi Marlina
Depok, 25 Juni 2020
No comments:
Post a Comment