Reminder

"Beri aku pelajaran TERSULIT, aku akan BELAJAR" Maryamah Karpov

Wajahku sujud kepada Allah yang menciptakannya, dan yang membuka pendengaran dan penglihatannya

Dengan daya dan kekuatan dari-Nya, maka Maha Suci Allah, Sebaik-baik pencipta

(Tilawah Sajadah)

Thursday, June 18, 2020

Tentang Surga yang berisi Permen-Permen

Tentang Surga yang berisi Permen-Permen



Anne duduk dilantai, dengan perasaan dan fikiran yang memburu waktu. Sebentar-sebentar melihat jarum jam yang terus berputar dan terasa semakin cepat. Lalu tangan ini kembali sibuk membungkus tumpukan buku-buku yang menggunung di meja tengah. Buku-buku itu adalah buku pesanan dari tetangga komplek dan teman-teman sejawat dari berbagai daerah.

Tampak pula Mbak Nana, seorang gadis kecil berusia 4 tahun yang asyik mashuk duduk di sisi Anne. Tangan mungilnya yang lentik sibuk menarik solasiban, sibuk pula mengguntingnya. Anne tak sempat memperhatikan dengan detail apa yang tengah dilakukan oleh bocah kecil yang hidungnya seperti buah jambu itu.

“Mbak Nana kan mau bantuin Anne.” Katanya kemudian diantara deru suara kipas angin ruangan yang berputar kekanan dan kekiri. Anne masih diam dengan wajah yang serius, sebab mengejar beberapa buku pesanan yang belum siap dipacking, sore ini semua daftar pesanan itu harus siap diantar ke kantor ekspedisi. 

Teringat pula fikiran Anne dengan sederet agenda yang harus dituntaskan hari ini. Ditahan-tahanlah rasa kantuk yang mendera sebab beberapa hari kurang cukup tidur ditambah pula harus sudah bangun pagi-pagi untuk urusan ini dan itu. Namun demi dilihatnya si sulung Rayyan (17 bulan) sudah lelap dalam tidur menjelang siang, maka legalah hati Anne. Satu dua jam selagi bayi gembul itu tidur, akan sangat berguna untuk menuntaskan banyak pekerjaan.

“Mbak, Anne mau pake guntingnya ya Nak.” Beberapa kali suara Anne meminta gunting yang tengah berada ditangan Mbak Nana dengan suara sedikit menggesa.

“Mbak Nana bantuin deh Anne.” Kata Mbak Nana menawarkan bantuan, terdengar tarikan suara terasa berat meski akhirnya dilepaskan gunting itu dari tangannya. 

“Terimakasih Mbak. Kenapa sih, Mbak Nana kok mau bantuin Anne bungkusin pesanan orang, kan ini semua bukan bukunya Mbak Nana?” Tanya Anne sejurus kemudian. Mengingat betapa kerasnya ia menolak tidur siang dan memilih duduk menemani Annenya, meski didapati Annenya sangat sibuk dengan urusan membungkus buku-buku.

“Iyalah Mbak Nana kan senang bantuin Anne. Nanti kan kalo Mbak Nana baik, bisa dapat surganya Allah.” Jawab Mbak Nana sumringah.
Anne sontak saja kaget demi mendengar jawaban ini. Lalu mengamati kedua matanya dengan perasaan yang seperti digelitik. “Hmm, memangnya Mbak Nana tahu surga itu apa?” Anne menyelidik, penuh rasa ingin tahu apa yang tersimpan di dalam imajinasinya tentang surga.

“Surga itu kan rumahnya Allah Anne.” Jawabnya ringan, sama persis dengan jawaban yang pernah Anne berikan saat ia bertanya tentang apa itu surga. Sementara kedua tangan mungilnya masih berusaha keras membuka solasiban. Dengan sekuat tenaga jemarinya yang kecil-kecil itu berusaha menemukan bagian tepinya. "Ini gimna sih Anne bukanya." Suaranya beranjak mulai kesal, sebab tidak menemukan dimana letak tepi solasiban.

“Memangnya Mbak Nana pernah main ke surganya Allah?” Anne masih bertanya. Memburunya dengan pertanyaan pancingan.

“Iyalah, Mbak Nana kan pernah main ke surganya Allah, sama adek juga.” Jawab Mbak Nana.

 “Hmm…memangnya surganya Allah itu gimAna Mbak?” Tanya Anne lagi.

“Surganya Allah itukan bagus banget Anne.” Kata Mbak Nana.

“Ada apa gitu di dalam surga?” Anne masih terus memburu. Rasa tak hendak kehilangan momen dengan tema perbincangan yang berharga ini.

“Di surga kan ada permen, es krim, air susu, sungai, semua ada di surga.” Jawabnya polos menjelaskan tentang isi surga. Kepolosan yang terdengar sangat jernih dan perlahan menyesap ke dalam hati.

Sejenak Anne terdiam, dengan perasaan yang bercampur, mungkin seperti rasa permen di surga yang beraneka rupa dan rasanya. Haru, syukur dan gembira merebak ke dalam jiwa, demi mendengar jawaban yang bersih dan jujur dari bidadari kecil ini. 

Cerita tentang indahnya surga ternyata tersimpan sangat kuat dan rapi dalam perbendaharaan imajinasinya. Tentang lezatnya mana kala bisa menikmati permen dan es krim surga yang ia lihat di ilustrasi buku. Buku cerita tentang Al-Quran yang berkisah tentang surga. Meski ia tahu bahwa ia tidak akan makan permen kecuali setelah meminta izin pada Annenya.

Padahal buku cerita tentang surga itu sudah lama sekali Anne bacakan, kala Mbak Nana berusia 2 tahun 8 bulan, satu tahun setengah yang lalu. Namun tampaknya sepotong cerita itu telah menawan hatinya hingga menancap kuatlah ia di memori dan jiwanya. Bahwa surga itu adalah hadiah spesial Allah untuk orang yang berbakti kepada Allah dan kedua orang tuanya.

رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ

“Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang yang shalih.” (Q.S. Ash-Shaffat (37): 100)


Evi Marlina
Depok, 18 Juni 2020

#OWOW #oneweekonewriting
#ibuprofesionalDepok #rumbelmenulis
#makdepokGEULIS #IPDepok





No comments: