Kakek dan Hujan..
***
"Kakek mengapa engkau mencintai hujan?" Tanyaku pada kakek di suatu sore.
Kakek yang berwajah putih bersih, dengan baju dan peci putih kesukaannya itu menatap wajahku. "Kakekku tampan." Kagumku dalam hati.
"Kamu tahu mengapa kakek mencintai hujan?" Kakek berbalik bertanya padaku. Aku masih dengan diam memandang kakek dengan ketakjubanku pada wajahnya yang teduh, tenang, bersahaja. Aku menggeleng.
***
"Kakek mengapa engkau mencintai hujan?" Tanyaku pada kakek di suatu sore.
Kakek yang berwajah putih bersih, dengan baju dan peci putih kesukaannya itu menatap wajahku. "Kakekku tampan." Kagumku dalam hati.
"Kamu tahu mengapa kakek mencintai hujan?" Kakek berbalik bertanya padaku. Aku masih dengan diam memandang kakek dengan ketakjubanku pada wajahnya yang teduh, tenang, bersahaja. Aku menggeleng.
"Hujan selalu mengingatkan kakek pada air dikedua matamu. Matamu berbinar teduh, seperti air hujan yang mengalir. Meneduhkan, berlari cepat, secepat tumit dikedua kakimu." Ucap kakek padaku.
Aku tidak tahu apa artinya itu. Tapi kalimat kakek indah sekali. Hatiku juga dipenuhi hujan, sejuk dan riang sekali mendengarnya. Sore itu aku memeluk kakek untuk yang terakhir kalinya disepanjang hidupku.
Sakura Romawi Timur, Ankara 3 Maret 2014
(TePaR) #LifeIsJourney #Notes for alm. eyang kakung
**Ket Foto : Kakek tua penjual tisu yang tidak bisa melihat, berjualan ditengah hujan. Sore tadi.."Kakek HEBAT!"
Aku tidak tahu apa artinya itu. Tapi kalimat kakek indah sekali. Hatiku juga dipenuhi hujan, sejuk dan riang sekali mendengarnya. Sore itu aku memeluk kakek untuk yang terakhir kalinya disepanjang hidupku.
Sakura Romawi Timur, Ankara 3 Maret 2014
(TePaR) #LifeIsJourney #Notes for alm. eyang kakung
**Ket Foto : Kakek tua penjual tisu yang tidak bisa melihat, berjualan ditengah hujan. Sore tadi.."Kakek HEBAT!"
No comments:
Post a Comment