Marmara, Istanbul
Sebaris matahari datang lebih pagi. Dan aku menikmati terbangun dalam gelap. Menjejaki ribuan kata dalam tumpukan buku. Penat! Tentu saja...Tapi untuk saat ini apakah yang bisa aku pilih selain menikmati dan menyusuri ribuan pages buku-bukuku. Kepada camar Marmara, sampaikan maafku pada langit di benua sana ya, jika letupan barisan huruf yang membanjiri dinding kotak kecil benua itu selalu membuat ribut dan krusuk-krusuk ndak karuan.
Pagi ini sepaket rindu menuangkan semua dalam catatan harianku ini tumpah bersama riuh kota. Gegap waktu bersamaan dengan lingkaran waktu yang aku tidak bisa lagi berkompromi dengan coklat. Aku kembali menjenjaki duniaku, dalam rimbunan buku-buku kuliah yang selalu mampu membuatku bergembira. Membawa terbang fikiran, membayangkan menjadi sosok profesor muslimah masa depan, aamiin in sha Allah. ** lebay, geje, hee... Meski tidaklah berlebihan dengan cita-cita itu. Ini bukan tentang sepotong hasrat yang singgah sebentar. Seperti kata jendela benuaku di ujung negeri sana itu, aku yang banyak maunya, banyak ini dan itu. ndak jelas dan ndak pula menentu. Bersemangat satu dua tiga dan hilang, clingsssz :p. Sepertinya ini baru satu halaman betapa hidup memang bak berselancar di atas ketidak pastian. Merengkuh satu matahari, sementara di tangan kanan menggengam bara api. Paling tidak ada catatan yang aku tidak bisa sampaikan di halaman lembaran catatan harianku ini. Cukuplah Allah yang tahu. **seriuss amats, uhuks.
Dear catatan harianku,
Lihatlah Sakura bermekaran di kotaku. Aku tahu semua keluarga dan saudara di kampung halaman akan gembira menyimak kisahku. Menjadi pendengar yang setia. Itu selalu menyenangkan. Pagi ini dengan selaksa cita aku songsong matahari waktuku. Untuk Bapak dan Emakku. Yang sekali lagi, sosok yang telah membuatku berdiri dan sampai hingga hari ini. Untuk keluargaku, sanak saudaraku. Semoga semangat yang terpendar dari energi terbaik ini sampai pada kalian di sana. Sampai kepada murid-murid rimbaku di pedalaman. Sampai kepada teman-temanku di tanah air, sampai kepada adik-adik kecilku di kampus dan asrama, dan sampai pula kepada siapa pun yang memiliki semangat yang hidup dan cita-cita yang terus menyala...Lihatlah, matahari kotaku berpendar warnanya. Luas dan memenuhi semua sudut kota. Pendar hangatnya adalah energi cita-cita yang tak akan pernah pudar. Energi dari Yang Maha Pemberi Kehidupan...
Bismillah. ALLAHU AKBAR!!!
Bismillah. ALLAHU AKBAR!!!
Sakura RT, Ankara 20 Maret 2014
No comments:
Post a Comment