Reminder

"Beri aku pelajaran TERSULIT, aku akan BELAJAR" Maryamah Karpov

Wajahku sujud kepada Allah yang menciptakannya, dan yang membuka pendengaran dan penglihatannya

Dengan daya dan kekuatan dari-Nya, maka Maha Suci Allah, Sebaik-baik pencipta

(Tilawah Sajadah)

Saturday, March 6, 2021

Zona 7. Pendidikan Seksualitas untuk Anak (4)

 Zona 7. Pendidikan Seksualitas untuk Anak (4)

Alhamdulillah, hari ke-4 di zona 7, agenda kami hari ini adalah mereview content materi dan revisi jika dibutuhkan. Waktu cukup strict juga karena hari ini adalah deadline pengumpulan tugas kelompok. Alhamdulillah, saya merasa bahagia sekali sebab kami dapat bekerja sama dengan sangat baik, khususnya saat 1,5 jam saya baru menyadari bahwa terdapat kolom berupa skenario yang harus dipersiapkan. 

Alhamdulillah, teman-teman di grup saling bahu membahu dan bekerja sama sehingga dengan waktu yang ada akhirnya kami dapat mengumpulkan tugas kelompok sekitar pukul 11.30 wib. Alla kulli hal, alhamdulillah atas beberapa hari ini, teman-teman kelompok sangat tertib dan mengumpulkan tugas mengumpulkan dan merangkum materi tepat waktu. 

**

Bagaimana menumbuhkan fitrah seksualitas pada anak pada usia 3-6 tahun?

Judul ini karena mengacu pada usia Rayyan yang saat ini berusia 2 tahun 2 bulan. Rayyan memiliki seorang Kakak yang berusia 5 tahun. Untuk itu kesehariannya adalah bermain bersama Mbak Nana. Namun demikian, sejak kecil keduanya tumbuh lekat bersama saya, sehingga tangki kelekatan kepada ibu terpenuhi. Alhamdulillah.

Pada usia setelah usai masa disapih, Mbak Nana dan Rayyan dapat tinggal bersama Ayah dan saya (karena sebelumnya sempat LDR karena study), sehingga ini adalah fase yang sangat berharga untuk dapat memenuhi dan meumbuhkan fitrah seksualitas pada fase 3-6 tahun. Alhamdulillah. 

Pada usia 3-6 tahun, anak laki-laki dan perempuan harus tumbuh dekat dengan ayah dan ibu, hal ini bertujuan untuk menumbuhkan keseimbangan emosional dan rasional. Pda usia ini anak harus dapat memastikan identitas seksualitasnya. Sehingga ia dapat membedakan laki-laki dan perempuan. 

Alhamdulillah, sejauh pengamatan kepada anak-anak saya mendapati keduanya dapat membedakan antara laki-laki dan perempuan, juga mengidentifikasi bahwa benda/mainan ini untuk Saya atau untuk Ayah.

Orang tua tentu saja memainkan peran yang sangat penting untuk dapat memberikan stimulus dan menumbuhkan fitrah tersebut. Sehingga anak dapat bertindak dan berfikir sebagai laki-laki/sebagai perenpuan sebagaimana fitrah penciptaannya.

Evi Marlina

Depok, 06032021

#harike
#tantangan15hari
#zona7pendidikanseksualitas
#pantaibentangpetualang
#kuliahbundasayang
#institutibuprofesional


No comments: