Reminder

"Beri aku pelajaran TERSULIT, aku akan BELAJAR" Maryamah Karpov

Wajahku sujud kepada Allah yang menciptakannya, dan yang membuka pendengaran dan penglihatannya

Dengan daya dan kekuatan dari-Nya, maka Maha Suci Allah, Sebaik-baik pencipta

(Tilawah Sajadah)

Friday, August 21, 2020

Aku Akan Bersabar Menunggu

Aku Akan Bersabar Menunggu#3

Catatan #JurnalSyukur3 #EviMarlina 


"Apa nggak sebaiknya kalau kita cari hari lain Ayah?" tanya saya pada suami, saat suami menawarkan untuk ke pasar siang kemaren.

"Tapi ayah sudah terlanjur bilang ke Mbak Nana, ke pasar siang ini," jawab Ayah dengan suara penuh rasa bersalah.

"Iya, tapi apa nggk sebaiknya kalau hari ini kita full istirahat dulu di rumah. Kita ke pasar pas weekend aja gimana?" Jawab Anne masih kekeuh. Sebab saya tahu betul, suami dan anak-anak sebenarnya masih kecapean. Insting isteri dan Ibu insha Allah nggk salah, huehehe.

"Anne aja yang jelaskan ke Mbak Nana ya," kata suami lagi. 

Hmm...Anne mafhum, dimana-mana sepertinya memang tiada seorang Ayah pun di dunia ini yang tega mengecewakan perasaan anaknya. Apalagi anak perempuan.

"Oke..." jawab Anne menyanggupi.

***

"Kalau kita ke pasarnya hari Sabtu/Minggu aja gimana Mbak?" tanya Anne saat Mbak Nana berdiri menanti di sisi pintu. Menunggu-nunggu Ayah mengajaknya ke toko sepeda yang lokasinya di kawasan pasar.

"Karena apa?" kata Mbak Nana dengan nada tanya yang menggantung.

Anne garuk-garuk kepala, eng ing...mencari jawaban yang pas.

"Karena, tubuh kita kan masih kecapean. Jadi hari ini masih butuh istirahat, agar pas besok ke pasar tubuh kita sudah segar bugar."

"Oke, Mbak Nana akan bersabar menunggu hadiah sepedanya kok Anne," jawab Mbak Nana singkat, tanpa beban.

Deg! Hati saya mendadak kelu.

"Mbak Nana kan dah lulus Iqra` dua," katanyaa tertawa merdeka.

***

Mbak Nana (4th 5 bulan), 
baru saja menyelesaikan setoran bacaan Iqra` 2 nya

Alhamdulillah. Ini adalah penantian "hadiah" panjang yang juga sudah lama saya dan suami nantikan. Membelikan sebuah sepeda kepada Mbak Nana. Mbak Nana usianya sudah 4 tahun 5 bulan, teman-teman sebayanya, sepupunya semuanya sudah punya sepeda. Bahkan yang usianya lebih kecil pun sudah punya sepeda. Hanya saja Mbak Nana yang tampaknya memang belum kami belikan.

Sudah lama Anne menahan keinginan membelikan sepeda. Ayah sudah lama pula menawarkan bagaimana kalau membelikan sepeda untuk Mbak Nana.

Hampir setiap hari, Mbak Nana juga memasukkan koin-koin receh ke dalam tabungannya. Sekarang tabungan itu sudah bertambah berat. Pernah sekali kami iseng membuka gemboknya, mencoba menghitung. Sudah ada terkumpul kira-kira 300 ribuan. Masha Allah "Mau dipake apa sih Mbak uangnya?" tanya saya satu dua kali kesempatan.

"Kan buat beli sepeda Anne, nanti kalo uangnya sudah banyak bisa dipake buat beli sepeda," jawab Mbak Nana panjang lebar.

Deg! Hati saya mendadak kelu.

***

Penantian panjang hingga akhirnya saya menemukan satu alasan yang pas mengapa harus memberi hadiah kepada sulung kami. Saya ingin memberi puteri kami hadiah sepeda ya Allah, tapi saya ingin ada satu alasan kuat mengapa Mbak Nana layak mendapatkannya.

Qodarullah, alasan itu pada akhirnya terjawab 3 hari lalu. Setelah penantian panjang dan basahnya lidah kami menyemangati Mbak Nana agar terus bersemangat menyelesaikan Iqra` 2. Kami bertiga; saya, suami dan Mbak Nana sepakat bahwa Mbak Nana berhak mendapatkan sepeda apabila ia telah menyelesaikan setoran Iqra` 2. 

***

Segala puji bagi Mu ya Rabb...perjalanan bulan-bulan yang panjang hingga akhirnya terlewati tantangan menahan diri dari membelikan sepeda. Mbak Nana juga terlihat begitu berjuang dengan tekun mengaji meski hanya menambah sebaris dua baris tiap usai magrib. 

Iqra 1-2 yang terdiri dari 52 halaman itu akhirnya sampai pula pada halaman akhir setelah sekian lamanya. 

Alangkah semangatnya Mbak Nana saat tahu bahwa malam itu adalah halaman terakhirnya. Tidak berhenti menyetorkan bacaanya hanya 1-2 baris saja seperti malam-malam sebelumnya. 

Ia habiskan 1 halaman full demi menuntaskan halaman terakhir Iqra` 2. Begitu telah sampai di penghujung huruf "Yeay, alhamdulillah Mbak Nana sudah sampai Iqra` 3," suaranya berteriak nyaring penuh suka cita.

Ia berlari menuju Ayah yang sedang membaca kitab di kamar. "Ayah, Mbak Nana sudah sampai Iqra` 3, artinya Mbak Nana akan dapat hadiah sepeda kan?" tanya Mbak Nana menagih hadiah yang dijanjikan.

"Masya Allah, barakallah anak Ayah," terdengar suara suami merespon gadis kecilnya, seraya menggendongnya penuh gembira.

"Oke, insha Allah besok siang kita ke toko sepeda ya," kata Ayah.

***

Alhamdulillah ya Allah...jika bukan karena rahmat-Mu sudah putus pulalah mungkin kesabaran kami dalam mendampingi proses belajar membaca Al-Quran yang "memeras rasa kesabaran ini." Perjalanan panjang belum lagi usai. Ampunilah hamba ya Allah...

Teguhkanlah kami dalam mendidik anak-anak untuk tumbuh mencintai ayat-ayat-Mu, melebihi rasa cintanya kepada sepeda baru.

Demikianlah anakku, mengutip pesan Imam Asy Syafi'i "berlelah-lelahlah, manisnya hidup baru terasa setelah lelah berjuang." 

Bukankah demikian pula tak ubahnya seperti rasa bahwa manisnya hadiah, baru terasa setelah lelah berjuang bukan...Selamat mengayuh perjalanan yang jauh lebih panjang lagi malaikat kecilku. Semoga Allah menjagamu dengan bacaan huruf hijaiyah yang engkau kumpulkan dengan susah payah.

Alhamdulillahirabbil `alamin ya Rabb, untuk semua rizki Mu atas hari ini...

Evi Marlina

Depok, 21/8/20

#tantangansyukurIPDepok #selfhealingwriting 

#ibuprofesionaldepok #rumbelmenulisIPDepok





















 

No comments: