Reminder

"Beri aku pelajaran TERSULIT, aku akan BELAJAR" Maryamah Karpov

Wajahku sujud kepada Allah yang menciptakannya, dan yang membuka pendengaran dan penglihatannya

Dengan daya dan kekuatan dari-Nya, maka Maha Suci Allah, Sebaik-baik pencipta

(Tilawah Sajadah)

Sunday, May 11, 2014

Tentang Mengantri

Tentang Mengantri
***

Sebenarnya ini sudah umum dan menjadi sebuah kebiasaan yang membudaya bagi masyarakat Turki "mengantri" dimana saja dan dalam hal apa saja. Contohnya mengantri pembayaran gas, air, listrik, di bank, naik bis, di kantin, dll. Karena dimana-mana mengantri sehingga tampak tidak sebegitu istimewa lagi bagi saya. Sudah sangat umum. 

Namun kejadian sore kemaren, membuat saya menyadari dan memang harus mengakui satu hal. Bahwa mengantri di Turki bukanlah "perkara sederhana" ia seperti sudah menjadi sebuah karakter bangsanya.

Setelah membuat janji pertemuan dengan teman dari teman asrama saya disebuah stasiun, berangkatlah kami berdua mencari sebuah gedung. Rupanya perempuan yang menemani saya kali ini adalah seorang mahasiswi semester 4. Kami baru saja berkenalan, 4 jam yang lalu lewat sms. Dia yang akan menemani mencari sebuah gedung penting. SGK - Saglik Guvenli Kurumu, singkatnya Asuransi Kesehatan.

Sesampai disana di teras gedung masih sepi, hanya ada seorang Bapak tua dan 2 petugas satpam yang tengah menunggu waktu jam kerja beroperasi, pukul 13:30 Turki. Sementara teman yang mengantar saya pamit terlebih dahulu.

Selanjutnya, saya ikut berdiri di samping Bapak tua tersebut. Beberapa menit kemudian keadaan sudah ramai, disamping saya sudah berderet 8-11 orang dan sebagian besar lansia. Apakah saya salah blok gedung. Mungkinkah ini gedung blok asuransi kesehatan bagi pensiunan. Selintas saya bertanya sendiri. Sepertinya tidak.

Sementara menghilangkan kebosanan menunggu saya membolak-balik selebaran seminar, membacanya dengan setengah bosan. keadaan semakin bertambah ramai pengunjung berdatangan. Barisan sedikit berdesakan. Disebelah kiri saya yang semula bapak tua sudah berganti ibu lansia. 

"Siz birincisiniz" Paman antrian yang pertama. Ucap saya kepada Bapak tua yang sudah datang pertama dan barisannya bergeser. Entah kenapa saya menjadi tidak rela jika barisan Bapak tua tersebut disereobot. Kemudian Ibu tua mode eropa yang mengambil barisan saya tadi "Sen birincisin, sen ikincisin, O ucuncu...tamam ben besinciyim" Kamu barisan pertama (bapak tua), kamu kedua (menunjuk saya), dia ketiga (ibu tua yg berdiri disamping kanan saya), oh iya saya yang kelima." Ucapnya dan lalu ia berpindah berdiri dibarisan no 5. Dalam hati, Masha Allah! Kagum. Saya tersadar, belajar satu hal penting tentang -mengantri ini- yang memang bukan perkara remeh temeh "demikianlah cara mereka menghormati hak orang lain. Menomorsekiankan egoistis, tanpa melihat perbedaan usia." 

Sakura RT, Sihhiye 9 Mei 2014
 — di Sıhhiye Sgk.

No comments: