Reminder

"Beri aku pelajaran TERSULIT, aku akan BELAJAR" Maryamah Karpov

Wajahku sujud kepada Allah yang menciptakannya, dan yang membuka pendengaran dan penglihatannya

Dengan daya dan kekuatan dari-Nya, maka Maha Suci Allah, Sebaik-baik pencipta

(Tilawah Sajadah)

Thursday, May 15, 2014

ya Allah, Aku belajar di sarang komunis

Siang ini pukul 13:30 aku sudah siap menanti bis. Seperti biasa, perkuliahan kelas siang pukul 14:30. Kampus yang cukup jauh membuatku harus bersiap lebih lama untuk menempuhnya. 4 buah buku pinjaman perpustakaan 2 minggu yang lalu terpaksa kugendong tanpa kantong. Hari ini sudah harus aku kembalikan. Baru saja sampai dipersimpangan bis lewat dan berhenti di durak. Terpaksa berlari agar tidak tertinggal. Syukurlah masih ada beberapa detik menjelang bis melaju. Aku duduk di kursi tengah. Kepalaku terbang entah dimana. Memikirkan hitungan hari menjelang ujian akhir dan rencana kepulangan ke tanah air. 

***

Sesampai di kampus. Sepi...
Mengapa kelas sepi. Aku mengetuk pintu sekretaris jurusan. 
"Hocam, selamat sore." Sapaku.
"Oh Hanifah, masuklah." Sambutnya ramah.
"Apakah sore ini tidak ada kelas" Tanyaku.
"Dengan siapa?" Jawabnya.
"dengan hoca Eyle." Jawabku.
"Oh..sayang sekali. Hari ini ada demo. dan Hoca eyle akan ikut serta dalam demo."
Haa, ikut demo juga, antara kaget dan oh...senang karena bisa pulang cepat campur aneh bagaimana gitu. :P

***
Aku memutuskan ke Perpustakaan, mengembalikan 3 buah buku dan memperpanjang salah satunya, menarik. Fikirku. Sepertinya cocok untuk mengisi kajian diskusi bersama ibu-ibu Turki 2 mingguan "Family Therapy" sesuai dengan beberapa materi perkuliahan beberapa pekan terakhir ini. Serampung mengembalikan buku aku memutuskan untuk membacanya di dalam kelas. Duduk seorang diri. Lalu menelpon sahabatku, Nida. 

Suara di seberang. "Hanifah, maafkan aku baru mengabari. Hari ini kelas di boikot. Aku juga baru tahu siang ini."
"Oh problem degil, tidak apa Nida. Aku hanya ingin memastikan bahwa kelas ditutup hari ini."
Beberapa menit perbincangan kami, membahas PR dalam telepon dan lalu saling menutup salam.

***
Aku tidak jadi membaca buku. Di pintu luar Hoca Eyle berdiri memperhatikanku. "Oh Hocam." Sedikit kaget.
"Ozur dlerim Hanifa, maafkan Hanifah, hari ini kita tidak ada kelas." Jawabnya. Lalu aku memutuskan pamit pulang.

Sesampai pintu luar Fakultas. Suara ribut. Benar dugaanku. Demo baru saja dimulai. Serombongan mahasiswa berjalan beriringan dengan suara yang mereka teriakkan menuju fakultasku. Sepertinya tengah mengumpulan masa. Aku menyempatkan mengambil foto mereka dan lalu memutuskan pulang. Bermaksud belajar lebih cepat hari ini. Diperjalanan menuju durak bertemu teman Afrikaku, kami mengobrol sejenak. 

***
Di dalam bis
Teringat perbincangan 3 hari yang lalu brsama Ayca. 
"Kamu beruntung Hanifah." Kata Ayca.
"Kenapa." Tanyaku penasaran.
"Dua tahun yang lalu, semua yang bekerja dan terlibat dalam pemerintahan dilarang berjilbab. jika ingin bersekolah dan berpendidikan tinggi tidak boleh berjilbab.
Aku menyimak.
"Semua mahasiswa putri yang berjilbab, dari rumah mereka berjilbab rapi, akan tetapi ketika sampai di depan pintu gerbang kampus, mereka tidak memiliki pilihan selain harus membuka jilbabnya. Aku tidak bisa gambarkan bagaimana rasanya."

Hening...

"Alhamdulillah, saat kedatanganku sudah bisa bejilbab leluasa. Maha Besar Allah." Syukur yang dalam pada Allah.

***
di dalam lift asrama. 8 orang. Sesak penuh.
"Hai Hanifah, kamu baru pulang dari kampuskah?" Tanya salah seorang teman asramaku.
"Iya sayang sekali jam belajar di tutup, karena ada demo." Jawabku sembari susah bernafas.
"Oh ya, kampusmu dimana?" Tanyanya lagi.
"Ankara Univ." Jawabku singkat.
Serentak suara koor panjang dari dalam lift.
"waaa, kereen sekali. Tapi memang Ankara Univ sangat sering menggelar demo. Kamu beruntung sekali. Aku juga berharap dikampusku ada demo. tapi tidak pernah ada." Kata temanku.

Haha...di dalam lift serentak kami tertawa bersama. :D

Sakura RT, Ankara 15May2014







1 comment:

Anonymous said...

afwan ukhti..
beberapa akhir ini saya slalu bermimpi ingin menuntut ilmu di turki, tapi ada satu hal yang lebih menyesakkan dada saya,, "mahasiswa dilarang memakai jilban" dan Alhamdulillah stelah mmbaca cerita ukhti di atas mmbuat saya sedikit lebih lega :) *jadi curhat*
intinya, saya ingin berterima kasih karena tulisan ukhti yg sangat berharga di atas.. Terima kasih