Reminder

"Beri aku pelajaran TERSULIT, aku akan BELAJAR" Maryamah Karpov

Wajahku sujud kepada Allah yang menciptakannya, dan yang membuka pendengaran dan penglihatannya

Dengan daya dan kekuatan dari-Nya, maka Maha Suci Allah, Sebaik-baik pencipta

(Tilawah Sajadah)

Sunday, March 31, 2013

ABAD JUMANJI di Lorong Beypazari

Ketika engkau berlari menutup mata
Menjejaki ribuan kata,
ada satu yang tak bisa engkau jamah dengan aksara
ialah syukur yang Tak Terbantah
(Ankara, 31 Maret 2013) 

Beypazari dari puncak, sumber foto gugel


“Gunnah!” Bentak suara kakek tua yang tiba-tiba sudah berdiri disisiku. “DOSA!” katanya. Aku kaget dan melemparkan potongan bunga sakura_yang dipetik Fara dari depan Devlet Ogrenci Yurdu Ankara Universitisi Beypazari_ ke tangan Fara.

“Ne yapiyorsun” Tanyanya, “apa yang sedang kamu lakukan” suara lelaku tua berambut putih ketika aku sedang memperhatikan Fira dengan seksama menghitung jumlah kelopak bunga keberuntungan sakura bersama.


“Seviyormu, sevmiyormu, seviyormu sevmiyormu, seviyormu.” Komat-kamit Fira menghitung kelopak keberuntungan. “suka, tidak suka, suka, tidak suka, suka...” Terhenti menutup mulut saat suara lelaki tua yang tiba-tiba berdiri diantara kami itu membentak.

Aku garuk-garuk kepala jilbabku yang ujungnya melenggang terkena angin. Melepas suara-suara udara hangat. Hihi, aku terkikik menutup mulutku dengan kedua kelopak tanganku. Sebenarnya itu hanya mainan anak kecil seperti yang biasa dilakuakan usia anak-anak ketika menghitung kancing keberuntungan ketika ujian untuk menentukan apakah jawabannya A, B, C atau D. Dan siang yang hangat itu Fira sedang mengajakku bermain “keberuntungan” mempraktikkan kenakalannya dimasa kecil. Persis kebodohan yang pernah aku lakukan ketika kecil dulu. Kebodohan yang lugu dan menyenangkan.

***

aku tidak menyangka hari itu akan bertemu dengan kota tua 2 jam perjalanan dari pusat kota Ankara. Sebuah kasaba atau perkampungan kecil yang dipeluk sisi pegunungan berbatu. Bentuk batu itu mirip seperti seekor Iguana raksasa zaman purbakala. Seperti tengah memperlihatkan punggungnya yang kuat dan kekar. Beruntunglah rombongan Tur liburan kelas TOMER Pusat Bahasa  terbesar di Turki memilihku ikut serta dalam rombongan yang berjumlah 30 orang. Itu spesial dan sesuatu bagiku. Secara Bedava alias gratisss. Dan tidak dalam jumlah rombongan yang besar. Itu berarti aku berkesempatan untuk lebih bisa banyak menggali semua hal.

Beypazari dengan dua sisi lereng yang memeluknya

Ada banyak sudut yang bisa aku ceritakan tentang keindahan lereng punggung berbatu yang curam dan membuat hatiku ingin menjerit dan bertakbir girang itu. Tapi ada satu hal penting yang membuatku tidak berhenti bertanya hingga detik ini. Dan kesimpulannya sederhana, aku belum betul-betul puas menghabiskan waktuku di kota kecil bernama Beypazari itu.

Yang menarik hatiku adalah, sungai rimbun yang melingkari sisi lereng berbatuan. Rumah-rumah berbentuk bak dadu-dadu itu kelihatan sudah sangat kuno. Dengan warna cat yang sama. Tidak ada warna merah, orange, hijau apalagi warna pink kesukaanku. Aku benar-benar merasa sedang berada di dunia abad masa 1000 tahun silam. Seperti tengah memasuki abad sinema Robbin Williams dalam filem mashur JUMANJI negeri Adikuasa. Masih ingat kan filem yang mengisahkan sebuah permainan lempar dadu dan ketika mata dadu di lempar maka lihatlah nasib apa yang akan membawamu terbang ke sebuah lorong waktu masa silam. Aku masih ingat kapan aku menonton filem itu, semasa tsanawiyah sepertinya.

Dan, 29 Maret 2013, alias dua hari yang lalu aku merasa sedang melempar dadu di kelas besar Pusat Bahasa Turki Terbesar di Turki. Ankara. Melempar nomor keberuntungan dan menyusuri menggantikan peran Robbin dalam sinema Jumanji, menelusuri lorong waktu seribu abad silam. Menikmati lereng-lereng batu dari puncak tertinggi Beypazari, melongok rumah penduduk yang di lingkari sungai-sungai yang aku tidak bisa menyentuhnya meski dengan ujung jari-jariku karena waktu yang terbatas. Pun memotret pohon sakura yang mengepakkan singgasana "Kemegahannya" di sisi Lereng tertinggi itu. Aku sungguh ingin kembali kesana dan mengambil foto pohon sakura yang melambai disisi sungai di pinggir lereng berbatu bak iguana masa purba itu.


sakura di puncak tertinggi Beypazari

Dan tentu saja seharian ini aku menghabiskan waktuku didepan notebuk buat menulis. Yang membuatku tidak berhenti mengagumi kota kecil yang mereka sebut Halk Evleri atau rumah masyarakat adalah adanya sistem penghubung suara adzan yang membuatku aku penasaran setengah hidupdan mati #lebai dah. Sayangnya aku belum sempat menanyakan perihal tiang berjajar itu. Suara adzan di satu mushola kecil membumbung mendekap siapapun yang berdiri di tengah Kasaba atau desa kecil itu.

4 tiang besar yang mirip Galata Saray itu bukan tiang l tepatnya Menara l desainnya mirip Galata Saray. Menara ini berjajar sebaris dengan jarak sekitar setangah kilo l di pucuknya ada 2 corong pengeras suara Sehingga suara adzan mmbumbung memenuhi seluruh sudut penjuru kota tua itu l tepat pada pukul 12:00 l menerobos seluruh sel-sel darahku. Suaranya itu "penuh" aku merasa seperti sedang berada di dalam ruangan ASKI Pusat Sirkus Terbesar di kota Ankara.

Aku termenung memandang ujung menara mushola di depan maagza (toko) kecil yang tutup di depn mushola l mengapa Allah memilih ROMAWI TIMUR sebagai pusat peradaban Islam dengan di TAKLUKKANNYA Kekuasaan Byzantium pada zamannya? Dan mengapa kelak menyusul PENAKLUKAN IMPERIUM ROMAWI BARAT di atas kekuasaan PAUS? Apa mungkin PAUS akan jadi orang ORANG PERTAMA ROMAWI BARAT yang akn BERSYAHADAT dan menjadi orang yang paling mendukung Islam? Berdesirrr..

Ahh...aku selalu tidak pernah percaya dengan teori kata mustahil? Bukankah Allah juga yang telah membalikkan hati UMAR menjadi orang yang paling mendukung Islam. Aku juga masih ingat betul gegernya berita kunjungan PAUS ke Blue Mosque Masjid SULTAN MAHMED II dari berita yang sempat aku baca di BBC. Kesimpulan Telak: seperti apapun bentuk dan kelakuan seseorang MUDAH bagi ALLAH membalikkn hatinya menjadi pendukung Islam di Garda TERDEPAN.

"Evi hadiii gidelim" suara Asko mndorong angin masuk menerobos telingaku, "evi ayoo kita pergi" l astaghfirullah aku kaget. "devam edelim" ayo lanjut jalan l ditariknya lengan tanganku l menjejaki tanah berbatu rata mendaki l

#bersambung di my note buuk :)

No comments: