Aku fikir aku hanya akan bisa melihat indahnya putih dan biru awan hanya ketika aku berada di dalam pesawat terbang. Mungkin kalo suatu saat aku bisa naik pesawat aku pasti bisa melihat indahnya bermain bersama awan. Namun kenyatannya tidak selalu begitu, bahkan aku hampir tidak menikmati indahnya awan yang kufikir terhampar lepas, karena ternyata aku hanya bisa menikmati awan kebiru-biruan itu sebatas jendela kabin pesawat. Bahkan aku terkadang tidak menikmatinya sama sekali, karena lebih sering ketiduran atau sengaja menggunnakan waktuku dalam pesawat untuk beristirahat sebelum sampai di kota A, B, C dst...hidupku benar-benar diudara dan awan.
Hingga akhirnya aku baru bisa menikmati, seperti apa menari bersama awan sesungguhnya itu. Dan itu hanya terjadi 2 hari yang lalu saja dalam hidupku. Ketika aku memutuskan untuk tidak mengikuti taklim rutin RCQ, karena aku memilih untuk tidur di asrama bersama bocah-bocah asrama dan menguntit mereka naik menyusuri pagar di samping asrama. Meski aku ragu dan berulangkali bertanya kepada bocah-bocah itu. "Uda minta izin ustadzah?" Tanyaku menggantung. Mereka serentak mengangguk dan tersenyum cerah padaku. Aku akhirnya tetap menguntit mereka.
***
Subhanallah.....................................
Tasbihku memanjang di balik pagar nan tinggi itu. Disamping gedung asrama RCQ. Aku berlari di hamparan rumput hijau. Aku belum pernah melihat ini sebelumnya. Sungguh. Sebuah hamparan rumput hijau yang menghampar luas dengan teduh pepohonan pinus yang cantik. Lalu sungai mengalir tenang dengan rumput perdu berderet di sisi sungai.
Aku berlari bersama ke empat gadis piatu yang menakjubkan itu. Juga si kecil Qayyis, Arif dan Ihsan. Kami berlari menginjak rumput yang halus dan rapi. Lelah kami berlomba lari, lalu berbaring direrumputan nan hijau. Dan disaat itulah, mataku berpendar....ALLAHUKABAR!!! Inikah langit yang biru dan putih itu ya Rabb...inikah langit yang terhampar itu ya Rabb, inikah langit yang aku impikan bisa melihat, merasakan, menikmati, menari di bawah awan nan biru-biru itu...
Ya Allah......................
Inilah langit dan putih awan biru yang aku cari selama ini
Aku menemukan damainya sore itu,
bersama 4 gadis kecil yatim piatu...
di samping pagar tinggi di seberang wisma Rumah Cerdas Qur'ani kami...
Hatiku benar-benar menari sore itu, tidak lagi di bawah awan
namun di atas awan, bersama awan putih biru
No comments:
Post a Comment