Reminder

"Beri aku pelajaran TERSULIT, aku akan BELAJAR" Maryamah Karpov

Wajahku sujud kepada Allah yang menciptakannya, dan yang membuka pendengaran dan penglihatannya

Dengan daya dan kekuatan dari-Nya, maka Maha Suci Allah, Sebaik-baik pencipta

(Tilawah Sajadah)

Sunday, February 26, 2012

Kaki-kaki Langit #2

Kami berlari mengejar angin pagi itu. Pecah suara awan semalam. Hujan sudah reda. Terang embun pagi nan gemilang. 8 pasang kaki langit memecah pagi sejuk. Kami menggigil dalam tawa yang renyah. Tidak mau kalah dengan embun yang basah, merayap menuju pengeringan surya. 

"Kak, jadi kito beli ayam beberapa ekor." Suara dengan tawa yang mengakak-ngakak itu menembus kegaduhan cerita ngalor-ngidul Andespen dan Ulya. Aku terdiam tak bersuara, perutku sakit sekali sejak subuh tadi. Menceret-menceret. Aku menahan perutku dan berlari duduk di depan warung kelontong Yuk Dedet. Meminta segelas jamu gendong kesukaanku. "Sama Kak Ulya, Jung." Jawabku, sambil meringis. Menahan ngilu perutku.

Kali ini aku memang sangat berhasrat sekali untuk bertemu dengan bocah-bocah dekil pedalaman itu. Aku sudah minta izin pada guru mengaji jauh-jauh hari untuk keberangkatan kali ini. Syukurnya agenda mengaji pekanan digantikan dengan ta'limat khusus, sehingga satu pesan masuk dari guru mengajiku "boleh izin Hanifa." Dan aku berseru..."Alhamdulillah..."

Perutku mulai normal. Segelas jamu wedang jahe hangat itu ternyata mampu meredam rasa sakit perutku. Ini pasti gara-gara makan sambal kemaren sore di RCQ bareng anak-anak piatu itu. Kemaren aku masak bareng-bareng sama mereka di sana. Mereka semua doyan sambel, dan aku ikut-ikutan. Namun pagi harinya, ternyata aku tak bisa mengendalikan perutku, yang terpaksa harus bolak-balik keluar masuk toilet.

Riuh celoteh bergemuruh didepan wisma tua. Aku tenggelam dengan imajinasiku. Memikirkan bagaimana mengemas minuman jamu gendong ini menjadi produk yang elegant, dan tetap sehat alami. Hingga akhirnya kami memutuskan untuk berangkat ke Senami, menyongsong tugas suci pekan ini "LOMBA MENGGAMBAR SUKU ANAK DALAM."

***
Yihuuuuuuuuiii....
Kami berseluncur menuki-nukik di jalan raya. lengan menyepi sepanjang perjalanan. No truk no sedan. lenggang melenggang sepanjang mata memandang. Kami mengusai kendali jalan. Saling berkejaran, mirip seperti lomba naik sepeda, menjungkal pelan, mengerm perlahan, menambah gas, memacu starter, memicu angin dan wuuuusssss, yihuuuuiiiii. Matahari menggelegar angkuh menerobos waktu, kami meringis, satu sama lain.

*Bersambung

No comments: