Reminder

"Beri aku pelajaran TERSULIT, aku akan BELAJAR" Maryamah Karpov

Wajahku sujud kepada Allah yang menciptakannya, dan yang membuka pendengaran dan penglihatannya

Dengan daya dan kekuatan dari-Nya, maka Maha Suci Allah, Sebaik-baik pencipta

(Tilawah Sajadah)

Thursday, April 5, 2012

Aku semakin faham

Bismillah...

Dear Bintang, apa kabar...
kali ini aku sedang mengetik dengan senyum-senyum sendiri. Aku menikmati sekali untuk mengetik kali ini, meski pun di pundakku aku punya bnyak amanah. Dari hari kehari, aku semakin belajar, mengapa Allah memilihku untuk menjadi peran ini. Aku belajar, dari waktu ke waktu. Juga hari ini. Dan semua hari-hari yang penuh makna itu. 

Dear Bintang...
Aku mengetik kali ini dengan mata berkaca-kaca. Aku tidak tahu pa itu artinya, tapi getaran yang kurasakan dalam hatiku, adalah bahwa aku merasa jauh bergembira, ada sebuah rasa kelapangan yang aku sulit bahasakan dengan huruf-huruf yang jumlahnya hanya 26 abjad itu. Ini tentang pelajaran Bintang, dan aku merasa ini semua membuatku semakin berfikir dewasa, menempa hatiku semakin kuat, fikirku semakin tajam dan aku merasa menjadi lebih bertanggungjawab akan hidupku.

Dear Bintang...
Kau tahu apa itu definisi bahagia, gembira. Aku tahu...
Dan semakin tahu, tentang semua rasa itu. Keika aku merasakan semuanya hari ini. Ini pencarian yang panjang, dan aku sulit untuk mendefinisikannya. Tapi pelajaran hari ini, membuatku merumuskan sebuah formula sederhana, apa itu definisi gembira.

Bintang, aku merasa lapang sekali. Setidaknya kali ini, ketika aku mengetik dan mengumpulkan barisan huruf ini. Aku tak mau membuat kesempatan ini hilang. Aku ingin tulis, rasa gembira ini. Bintang, ada pepohonan di sana, di mana engkau bisa duduk di atas sampan menyusuri aliran sungai yang tenang, duduk merasakan sepoi  angin sungai, lalu merasakan detik-detik kesiap caya matahari siang, dan engkau duduk di sisi sampan sambil menikmati petani menjemur padi, lalu mendengarkan celoteh teman-temanmu. Dan bintang, itulah formula gembira yang baru bisa aku rangkum kali ini. Karena ketika aku memandang dan lalu duduk dan menyentuh telapak tangan nenek-nenek tua bertangan kasar dan keras, aku menjadi bisa memandang bola matanya. Di sana ada makna gembira yang tiba-tiba masuk dan duduk dengan baik di hatiku, dan aku bisa bercermin dari matanya, bahwa aku juga akan sepertinya, menjemput seperti wajahnya. Dan itu bisa di hitung berapa tahun lagi.

Bintang, ini ruang curhat...
Aku belum hendak beranjak, ini  bukan dan tidak hanya tentang apa, dan mengapa. Tapi ini tentang formula gembira. Sehingga aku hanya menulis apa yang dirasakan oleh hatiku. Ketika semuanya tak bisa aku tahan oleh tangis gembiraku. Ini begitu melankolis kali ya..tapi begitulah...aku semakin faham dan mengerti, seiring dengan semakin bertambahnya usiaku.

Ya Allah...terimakasih...aku sudah dewasa.
Dan aku mengerti dan faham...
Terimakasih ya Allah..

[Sebuah hari, di Desa Padi, kedotan]

No comments: