Reminder

"Beri aku pelajaran TERSULIT, aku akan BELAJAR" Maryamah Karpov

Wajahku sujud kepada Allah yang menciptakannya, dan yang membuka pendengaran dan penglihatannya

Dengan daya dan kekuatan dari-Nya, maka Maha Suci Allah, Sebaik-baik pencipta

(Tilawah Sajadah)

Thursday, April 30, 2020

Mengikat Rasa dengan Ilmu; Aliran Rasa Perjalanan Belajar #KelasMatrikulasi di IIP

Malam Ramadan ke-7

Ada banyak kenangan selama menjalani proses belajar di kelas matrikulasi bersama kaum dan calon Ibu di sini. Ada nilai-nilai kebaikan, dorongan saling menguatkan tekad, saling bergegas dalam menggali ilmu dan banyak hal lainnya. Khususnya bagi saya secara pribadi adalah belajar mengelola diri menjadi penyimak dan menjadi peserta dengan tertib mengikuti rules yang telah ditetapkan oleh komunitas.

Sebuah Kenangan

Jauh sebelum memutuskan untuk ikut bergabung dengan cara mendaftar di IIP, kala itu sekitar tahun 2018 akhir saya gencar berselancar dan mencari info tentang komunitas di daerah Depok. Maklumlah, sebab usai merampungkan studi S2 suami resmi memboyong saya ke kota Belimbing ini, tak hanya resmi secara fisik berdomisili, namun juga secara administrasi; KTP yang juga resmi pindah sebagai warga Depok.
Sejak saat itu, mulai aktif mencari informasi tentang komunitas apa yang cocok bagi saya bergabung disana. Setelah proses pencarian yang cukup panjang akhirnya, salah satunya bertemu jualah dengan komunitas IIP ini (yang kebetulan juga, sudah lama cukup akrab mendengar nama Ibu Septi semasa studi S1). Sebelum akhirnya menemukan IG IIP, saya sempat mengisi form sign up lewat WEB, hanya saja tidak ada feedback dan respon informasi apa pun sebagai balasan dari form yang saya isi. Karenanya saya berasumsi mungkin web tidak aktif lagi.
Tapi begitulah awal mulanya, sampai akhirnya bertemu jualah akun IG IIP, dan dari sanalah terbuka jalan hingga akhirnya bisa bergabung hingga sampai pada hari ini. Alhamdulillah, ala kulli hal, mencoba istiqomah mengikuti proses yang ada didalamnya dengan berupaya merampungkan tiap misi tugas yang diberikan oleh pengurus dalam proses memahami IIP sebelum resmi bergabung yang disebut dengan kelas Matrikulasi untuk kelas Institut dan Orientasi untuk kelas Kampung Komunitas, meski belum bisa optimal mengikuti forum diskusi via FB Group, karena keterbatasan satu dan lain hal.

Dukungan dari Suami

Hal penting yang menjadi dorongan penting, atas keputusan ikut bergabung tidak lain adalah karena dukungan suami, bagi isterinya untuk belajar dan berkembang. Mas Faris memberikan izin bagi saya untuk bergabung dalam komunitas ini, memberikan dukungan dana pendaftaran, memberikan ruang bagi saya untuk menyelesaikan misi-misi yang ada, berlapang dada mencarikan bahan yang saya butuhkan kala menyelesaikan misi, membantu menjaga anak-anak kala saya tengah menyelesaikan tugas mengetik diantara keramaian anak-anak. 

Melihat keseriusan dan dukungan suami, saya merasa bahwa apa yang tengah saya lakukan ini bukanlah hal sederhana, bukan pula perkara remeh temeh, meski ini bukan belajar formal sebagaimana yang saya tempuh sebelumnya. Saya melihat bahwa suami menghargai apa yang tengah dijalani oleh isterinya. Izin suami adalah modal dan dorongan terbesar bagi saya untuk berusaha istiqomah menjalani proses belajar di kelas non formal IIP di tengah tugas-tugas pokok keluarga dan forum-forum pengembangan diri. Semoga Allah menolong saya untuk beristiqomah belajar di ruang komunitas ini.

WelcomeBack My Blog; Bersiap Mengarungi Pelayaran


Ada banyak kejutan yang disajkan oleh teman-teman pengurus. Alhamdulillah, saya merasa gembira menjalani proses pelayaran ini. Kesan pertama adalah bahwa blog saya menjadi aktif kembali :D, sebab saya memutuskan memilih platform berupa blog untuk menyelesaikan tugas misi-misi pelayaran yang diberikan. Sejak saat itu pun blog ini rutin terisi berupa tulisan-tulisan tugas belajar. Alhamdulillah, ala kulli hal.

Setelah beberapa kali mempost tugas, saya jadi berfikir ulang mengapa tidak sekaligus memanfaatkan momen ini dengan mengembangkan ketrampilan menulis kembali di blog. 

Adapun alasan saya memilih platform blog adalah ketersediaan ruang yang cukup untuk mengalirkan ragam rasa tanpa harus terganggu oleh keterbatasan kata, space, dan ramainya audience. Berbeda dengan platform FB dan IG yang memang lebih terbuka luas.

Pencarian Kerang Istimewa 3B; Baik, Benar dan Bermanfaat

Misi ke-1 di kelas matrikulasi IIP adalah pencarian kerang istimewa. Memahami dengan sepenuh hati mengapa memutuskan bergabung dalam komuitas ini. Merenungkan kembali terhadap keputusan yang telah diambil dengan menjawab 3 pertanyaan pokok: Mengapa IIP adalah tempat yang baik, benar dan bermanfaat.

Kerang Mutiara IIP; 5 Prinsip Berkomunitas #yangtidakboleh di IIP

Demi tercapai sebuah misi pelayaran, tentulah membutuhkan peta dan kompas untuk tercapainya sebuah tujuan. Misi ke-2 kita diperkenalkan secara lebih spesifik tentang prinsip-prinsip berkomunitas di IIP. Prinsip ini disusun tentulah bertujuan agar tercapai keseimbangan berkomunitas yang harmoni. Menghindari gesekan-gesekan pada saat mengarungi bahtera pelayaran. Menghindari munculnya konflik kepentingan yang berpotensi muncul di kemudian hari dalam pelayaran panjang samudera.

5 prinsip #yangtidakboleh tersebut adalah “SEMUA BOLEH KECUALI YANG TIDAK BOLEH; Kritik tanpa solusi, Ghibah dan fitnah, Sarat, Khilafiyah, dan Kepentingan.”

Usai menyelesaikan misi yang dikemas dalam bentuk permainan teka-teki silang, teman-teman panitia memberikan penghargaan bagi yang telah menyelesaikannya berupa kerang mutiara. Seruu bukan :)
            
Membumikan C0C (Code of Conduct)

Misi ke-3 adalah upaya apa yang dilakukan untuk membumikan CoC yang menjadi pedoman perilaku bermartabat dengan aturan-aturan yang telah dibuat, dipahami sehingga menjadi kesepakatan dan komitmen bersama di ruang lingkup Ibu Profesional. 

Tema ini sekaligus menjadi pengingat diri untuk terus memperbaharui niat dalam belajar dan menggali ilmu, dimana pun dan kapan pun. Menghargai proses panjang yang ditempuh, serta berupaya berkomitmen dan bersungguh-sungguh menjalani tiap proses yang ditempuh tersebut.


Kompas Peradaban; Sebuah Penutup untuk Memulai Pelayaran Panjang

Kompas peradaban ini semacam penghargaan untuk merayakan apa yang telah dicapai oleh para member kaum Ibu yang telah bersusah payah mengikuti pelayaran bahtera matrikulasi. Untuk kemudian menggunakan kompas peradaban ini dalam mengarungi pelayaran dalam kehidupan nyata yang sesungguhnya. 

Penghargaan terhadap diri memberikan efek yang positif, menghargai upaya dan kerja keras yang telah dilakukan selama menjalani proses tersebut. 

Sekecil apa pun proses yang telah di tempuh, luangkanlah sejenak waktu untuk mensyukuri setiap tahapan yang telah ditempuh sebagai rasa bentuk syukur karena Allah telah menuntut setidaknya kita telah sampai pada pintu pelabuhan pelayaran, menuju pelayaran selanjutnya. Kembali bersihkan hati dan perbaharui niat, sebab niat merupakan sepertiga dari ilmu.

Evi Marlina,
Depok, Kamis 30 April 2020

Sumber foto: 
Materi kelas FB Group matrikulasi IIP Batch #8



No comments: