Malam
Ramadan ke-7
Ada
banyak kenangan selama menjalani proses belajar di kelas matrikulasi bersama
kaum dan calon Ibu di sini. Ada nilai-nilai kebaikan, dorongan saling menguatkan
tekad, saling bergegas dalam menggali ilmu dan banyak hal lainnya. Khususnya bagi saya
secara pribadi adalah belajar mengelola diri menjadi penyimak dan menjadi
peserta dengan tertib mengikuti rules yang telah ditetapkan oleh komunitas.
Sebuah
Kenangan
Jauh
sebelum memutuskan untuk ikut bergabung dengan cara mendaftar di IIP, kala itu sekitar tahun 2018 akhir saya gencar berselancar dan mencari info tentang komunitas di daerah Depok. Maklumlah, sebab
usai merampungkan studi S2 suami resmi memboyong saya ke kota Belimbing ini, tak
hanya resmi secara fisik berdomisili, namun juga secara administrasi; KTP yang
juga resmi pindah sebagai warga Depok.
Sejak
saat itu, mulai aktif mencari informasi tentang komunitas apa yang cocok bagi
saya bergabung disana. Setelah proses pencarian yang cukup panjang akhirnya, salah satunya bertemu jualah dengan komunitas IIP ini (yang kebetulan
juga, sudah lama cukup akrab mendengar nama Ibu Septi semasa studi S1). Sebelum
akhirnya menemukan IG IIP, saya sempat mengisi form sign up lewat WEB, hanya
saja tidak ada feedback dan respon informasi apa pun sebagai balasan dari form yang saya
isi. Karenanya saya berasumsi mungkin web tidak aktif lagi.
Tapi begitulah awal mulanya, sampai akhirnya bertemu jualah akun IG IIP, dan dari sanalah
terbuka jalan hingga akhirnya bisa bergabung hingga sampai pada hari ini. Alhamdulillah, ala kulli hal,
mencoba istiqomah mengikuti proses yang ada didalamnya dengan berupaya
merampungkan tiap misi tugas yang diberikan oleh pengurus dalam proses memahami
IIP sebelum resmi bergabung yang disebut dengan kelas Matrikulasi untuk
kelas Institut dan Orientasi untuk kelas Kampung Komunitas, meski belum
bisa optimal mengikuti forum diskusi via FB Group, karena keterbatasan satu dan
lain hal.
Dukungan
dari Suami
Hal
penting yang menjadi dorongan penting, atas keputusan ikut bergabung tidak lain
adalah karena dukungan suami, bagi isterinya untuk belajar dan berkembang. Mas
Faris memberikan izin bagi saya untuk bergabung dalam komunitas ini, memberikan
dukungan dana pendaftaran, memberikan ruang bagi saya untuk menyelesaikan
misi-misi yang ada, berlapang dada mencarikan bahan yang saya butuhkan kala
menyelesaikan misi, membantu menjaga anak-anak kala saya tengah menyelesaikan
tugas mengetik diantara keramaian anak-anak.
Melihat keseriusan dan dukungan suami, saya merasa bahwa apa yang tengah saya lakukan ini bukanlah hal sederhana, bukan pula perkara remeh temeh, meski ini bukan belajar formal sebagaimana yang saya tempuh sebelumnya. Saya melihat bahwa suami menghargai apa yang tengah dijalani oleh isterinya. Izin suami adalah modal dan dorongan terbesar bagi saya untuk berusaha istiqomah menjalani proses belajar di kelas non formal IIP di tengah tugas-tugas pokok keluarga dan forum-forum pengembangan diri. Semoga Allah menolong saya untuk beristiqomah belajar di ruang komunitas ini.
Melihat keseriusan dan dukungan suami, saya merasa bahwa apa yang tengah saya lakukan ini bukanlah hal sederhana, bukan pula perkara remeh temeh, meski ini bukan belajar formal sebagaimana yang saya tempuh sebelumnya. Saya melihat bahwa suami menghargai apa yang tengah dijalani oleh isterinya. Izin suami adalah modal dan dorongan terbesar bagi saya untuk berusaha istiqomah menjalani proses belajar di kelas non formal IIP di tengah tugas-tugas pokok keluarga dan forum-forum pengembangan diri. Semoga Allah menolong saya untuk beristiqomah belajar di ruang komunitas ini.
WelcomeBack
My Blog; Bersiap Mengarungi Pelayaran
Ada banyak kejutan yang disajkan oleh teman-teman
pengurus. Alhamdulillah, saya merasa gembira menjalani proses pelayaran ini.
Kesan pertama adalah bahwa blog saya menjadi aktif kembali :D, sebab saya
memutuskan memilih platform berupa blog untuk menyelesaikan tugas misi-misi pelayaran
yang diberikan. Sejak saat itu pun blog ini rutin terisi berupa tulisan-tulisan
tugas belajar. Alhamdulillah, ala kulli hal.
Setelah beberapa kali mempost tugas, saya jadi berfikir
ulang mengapa tidak sekaligus memanfaatkan momen ini dengan mengembangkan
ketrampilan menulis kembali di blog.
Adapun alasan saya memilih platform blog adalah
ketersediaan ruang yang cukup untuk mengalirkan ragam rasa tanpa harus terganggu
oleh keterbatasan kata, space, dan ramainya audience. Berbeda dengan platform
FB dan IG yang memang lebih terbuka luas.
Pencarian
Kerang Istimewa 3B; Baik, Benar dan Bermanfaat
Misi
ke-1 di kelas matrikulasi IIP adalah pencarian kerang istimewa. Memahami dengan
sepenuh hati mengapa memutuskan bergabung dalam komuitas ini. Merenungkan kembali terhadap keputusan
yang telah diambil dengan menjawab 3 pertanyaan pokok: Mengapa IIP adalah
tempat yang baik, benar dan bermanfaat.
Kerang Mutiara IIP; 5 Prinsip
Berkomunitas #yangtidakboleh di IIP
Demi tercapai sebuah misi pelayaran, tentulah membutuhkan peta dan kompas untuk tercapainya sebuah tujuan. Misi ke-2 kita diperkenalkan secara lebih
spesifik tentang prinsip-prinsip berkomunitas di IIP. Prinsip ini disusun tentulah
bertujuan agar tercapai keseimbangan berkomunitas yang harmoni. Menghindari
gesekan-gesekan pada saat mengarungi bahtera pelayaran. Menghindari munculnya konflik kepentingan yang berpotensi muncul di kemudian hari dalam pelayaran panjang samudera.
5 prinsip #yangtidakboleh tersebut adalah “SEMUA
BOLEH KECUALI YANG TIDAK BOLEH; Kritik tanpa solusi, Ghibah dan fitnah, Sarat,
Khilafiyah, dan Kepentingan.”
Usai menyelesaikan misi yang dikemas dalam bentuk permainan teka-teki silang, teman-teman panitia memberikan penghargaan bagi yang telah menyelesaikannya berupa kerang mutiara. Seruu bukan :)
Membumikan
C0C (Code of Conduct)
Misi ke-3 adalah upaya apa yang dilakukan
untuk membumikan CoC yang menjadi pedoman perilaku bermartabat dengan
aturan-aturan yang telah dibuat, dipahami sehingga menjadi kesepakatan dan
komitmen bersama di ruang lingkup Ibu Profesional.
Tema ini sekaligus menjadi
pengingat diri untuk terus memperbaharui niat dalam belajar dan menggali ilmu,
dimana pun dan kapan pun. Menghargai proses panjang yang ditempuh, serta
berupaya berkomitmen dan bersungguh-sungguh menjalani tiap proses yang ditempuh tersebut.
Kompas Peradaban; Sebuah Penutup untuk Memulai
Pelayaran Panjang
Kompas peradaban
ini semacam penghargaan untuk merayakan apa yang telah dicapai oleh para member
kaum Ibu yang telah bersusah payah mengikuti pelayaran bahtera matrikulasi. Untuk kemudian menggunakan kompas peradaban ini dalam mengarungi pelayaran dalam kehidupan nyata yang
sesungguhnya.
Penghargaan terhadap diri memberikan efek yang positif, menghargai upaya dan kerja keras yang telah dilakukan selama menjalani proses tersebut.
Penghargaan terhadap diri memberikan efek yang positif, menghargai upaya dan kerja keras yang telah dilakukan selama menjalani proses tersebut.
Sekecil apa pun proses yang telah di tempuh, luangkanlah sejenak waktu untuk
mensyukuri setiap tahapan yang telah ditempuh sebagai rasa bentuk syukur karena
Allah telah menuntut setidaknya kita telah sampai pada pintu pelabuhan
pelayaran, menuju pelayaran selanjutnya. Kembali bersihkan hati dan perbaharui
niat, sebab niat merupakan sepertiga dari ilmu.
Evi Marlina,
Depok, Kamis 30 April 2020
Sumber foto:
Buah Belimbing https://www.idntimes.com/food/dining-guide
Materi kelas FB Group matrikulasi IIP Batch #8
No comments:
Post a Comment