Alhamdulillah, sebagaimana matahari yang naik perlahan dan membentangkan
riak cahaya keemasan dan seperti itulah hendaknya setiap jiwa bangkit dan
menyambut harinya. Pagi ini juga demikian, saya melihat matahari memancar
benderang dan menunjukkan tanda panas. Senang rasanya tanah ini disiram dengan
hangat cahaya matahari. Semua pekerjaan rumah sudah usai sejak sepagian, Mas
Faris banyak membantu meringankan pekerjaan rumah dan menghandle anak-anak, alhamdulillah pekerjaan rumah menjadi jauh lebih ringan.
Saya berfokus menyiapkan menu sarapan pagi, sementara suami
menyiapkan anak-anak. Sebelum pada akhirnya kami menikmati sarapan pagi dengan
menu Jagung pipil, sayur buncis orek telor, juga Tumis tahu tomat siram saori.
Adik suka dengan menu jagung, ayah nya juga demikian. Setelah usai dengan
urusan rumah dan anak-anak, saya meminta izin suami untuk menyelesaikan tugas
di komunitas. Alhamdulillah, sejauh ini suami tampak mendukung pada apa yang
tengah saya tempuh. Ini menjadi poin penting, ya sebab saya menyadari bahwa
diri ini telah di ikat dalam pernikahan. Maka sehebat dan sebesar apa pun
keputusan dan cita-cita jika tanpa ridha dan hasil musyawarah dalam keluarga
tentulah menjadi tidak bermakna.
Kali ini saya ingin menuliskan apa yang say abaca beberapa hari
lalu di grup FB kelas matrikulasi IP yang sangat ramai itu. Ya ada ratusan atau
mungkin ribuan kaum ibu yang hadir dan belajar di kelas bernama komunitas Ibu
Profesional, tentulah ini menjadi tempat dimana kaum ibu tak hanya bisa belajar
bersama, namun lebih jauh dari itu mereka bisa saling bergandengan tangan
belajar bersama-sama dengan berbagai latar belakang. Dan ini menjadi menarik
bagi saya secara pribadi, karena IP memberikan materi berkomunitas secara
perlahan sesuai dengan kemampuan dan segudang kesibukan yang dimiliki oleh kaum
Ibu. Ada pun materi matrikulasi tersebut kali ini adalah sebuah materi yang
disajikan dalam bentuk games. Teman-teman pengurus yang kreatif, dan saya tahu
mereka juga sama-sama memiliki kesibukan. Terimakasih ya kawan-kawan pengurus.
Beberapa pekan yang lalu di #MISI1 kelas Matrikulasi teman-teman
pengurus meluncurkan panduan yang kalau boleh saya meringkas dengan bahasa lain
adalah “Memancangkan Niat,” bagaimana kita bisa memahami tentang untuk apa kita
memutuskan begabung dalam komunitas ini, memahami dan menyadari keputusan yang
sudah diambil. Dan itu berarti bergembira menjalankan konsekuansi dengan
tugas-tugas menyenangkan yang ada didalamnya.
Maka di #MISI2 ini teman-teman pengurus memandu peserta melalui
games menarik yang bisa diakses oleh kaum ibu, menyampaikan dengan cara yang
bisa dan mungkin diterima oleh peserta termasuk saya pun menikmati keseruan
ini. MISI 2 ini kami dipandu untuk memahami apa dan bagaimana prinsip
berkomunitas di Ibu Profesional. Berikut yang bisa coba saya bagikan dlam ruang
blog ini, sebagai jejak kebersamaan. Karena sejujurnya, dengan bergabung di IIP
ini blog saya kembali hidup dengan tulisan-tulisan. Xixi…
SEMUA BOLEH KECUALI YANG TIDAK BOLEH
Ini adalah semboyan prinsip yang
disampaikan oleh teman-teman pengurus di rumah Ibu Profesional. “Semua boleh
kecuali yang tidak boleh.” Menyamakan suhu dan persepsi adalah pondasi penting
dalam sebuah organisasi, atau komunitas apa pun itu. Dan di Ibu Profesional
teman-teman pengurus mengarahkan penumpang kapal dan memandunya dengan kerja
yang sangat rapid dan teratur. Ya prinsip di IP adalah “Semua Boleh kecuali
yang tidak boleh:”
1.
KRITIK
“Tidak
membicarakan kritik pemerintah, harus fokus pada solusi”
Pada dasarnya kritik itu baik, namun kritik hendaknya dibarengi
dengan solusi dan upaya-upaya yang bisa ditawarkan dalam menyelesaikan sebuah
masalah yang dkritisi. Oleh sebab itu maka akan lebih baik jika berfokus pada
bagaimana menyelesaikan masalah, tidak berputar pada masalah.
2.1. GHIBAH & 2.2. FITNAH
“Tidak membicarakan orang yang tidak
ada di depan kita (ghibah) dan tidak
membicarakan apa yang tidak dikerjakan orang lain (fitnah).”
Ghibah adalah perbuatan tercela,
sesuatu yang tidak disukai oleh Allah. Alangkah
tercelanya sifat Ghibah ini, tak hanya cela sifatnya namun juga menjadikan
orang yang gemar berghibah merusak kehormatan yang sudah Allah karuniakan
padanya. Ghibah tak hanya mencabik kehormatan orang yang dighibahkan, namun lebih buruk juga menjatuhkan
kehormatan diri sendiri. Jika di dunia ia bisa lari dan berdusta maka tidak
demikian dihadapan Allah. Ghibah amat buruk, sebagaimana Allah firmankan
“Dan
janganlah kalian saling menggunjing. Adakah seorang diantara kamu yang suka
memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik
kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima
Taubat lagi Maha Penyayang” (QS. Al-Hujurat: 12)
Demikian pula
dengan FITNAH, fitnah merupakan dosa besar. Menyebarkan dusta dan kebohongan
yang bisa menjatuhkan kehormatan saudaranya. Betapa Allah sangat marah dan
murka terhadap orang yang gemar menebar fitnah. Tidakkah kita takut akan
ancaman Allah terhadap orang yang gemar melakukan Fitnah.
Sesungguhnya orang-orang yang
memfitnah kepada orang-orang yang mukmin laki-laki dan perempuan kemudian
mereka tidak bertaubat, maka bagi mereka azab Jahannam dan bagi mereka azab
(neraka) yang membakar. (QS Al Buruj ayat 10)
3. SARAT (SUKU, RAS, AGAMA & ANGGOTA TUBUH)
“Tidak membicarakan hal-hal yang
mempertajam perbedaan SARAT (Suku, Agama,
Ras, dan Anggota Tubuh).”
Dalam berkomunitas kita bertemu
dengan banyak perbedaan latar belakang; suku, ras, agama pun bahkan perbedaan
warna kulit, rupa rambut dan bentuk mata. Maka sungguh tidak patut jika
perbedaan ini menjadikan adanya celah perpecahan dalam berkeluarga, sebaliknya
menjadi jalan betapa Allah menjadikan indah pada semua perbedaan ini.
4. KHILAFIYAH
“Tidak membicarakan perbedaan paham
yang tidak berujung (khilafiyah).”
Perbedaan adalah rahmat, merupakan
karunia Allah. Pun perbedaan dalam pemikiran, pemahaman, atau prinsip dalam
kehidupan beragama dan bermasyarakat. Kita bisa belajar dari banyak para Ulama
dan generasi salafus shalih bagaimana merekan menempatkan perbedaan itu menjadi
sesuatu yang indah. Saling menghargai dan menghormati perbedaan satu sama lain.
5. KEPENTINGAN
“Tidak ada konflik kepentingan.”
Berkomunitas dalam rumah yang sama,
menyamakan visi misi dan berjuang bersama mencapai tujuan yang dicitakan. Oleh
sebab itu, hendaknya kepentingan personal tidak ditempatkan di atas kepentingan
bersama. Letakkanlah sesuai dengan porsi dan wadahnya masing-masing. Sehingga
bisa tercapai tujuan dan cita-cita bersama.
DEPOK, 16 April 2020
Evi Marlina
Sumber foto : 1. Google engine
2. Fb group Kelas Matrikulasi Ibu Profesional
No comments:
Post a Comment