Reminder

"Beri aku pelajaran TERSULIT, aku akan BELAJAR" Maryamah Karpov

Wajahku sujud kepada Allah yang menciptakannya, dan yang membuka pendengaran dan penglihatannya

Dengan daya dan kekuatan dari-Nya, maka Maha Suci Allah, Sebaik-baik pencipta

(Tilawah Sajadah)

Friday, April 24, 2020

Catatan Misi 3 Membumikan CoC Ibu Profesional


Alhamdulillah tulisan pertama di hari pertama Ramadhan. Selamat datang bulan Ramadhan, malam ke-2 Ramadhan #di rumah saja. Momen yang baik dan tepat untuk beribadah bersama keluarga. Alhamdulillah hari ini bisa menunaikan kewajiban berpuasa dalam masa menyusui Rayyan (15 bulan).

Mencoba mengikuti materi-materi yang disajikan dalam perkuliahan kelas online di komunitas Ibu Profesional. Ada banyak ilmu yang terbentang luas, rendahkanlah diri seperti padi yang semakin berisi semakin merunduk. Menyucikan hati dari sikap sombong dan merasa lebih faham, teruslah belajar dari mana pun, kapan pun dan dimana pun. Ilmu adalah seperti air hujan yang bening di pagi hari, kala engkau menghirup udara ditengah air hujan yang bergemericik. Tidakkah engkau merasakan kesejukan yang sangat saat menghirupnya.

Misi selanjutnya di Komunitas Ibu Profesional kali ini adalah bagaimana setiap individu dalam komunitas tersebut bisa berperan aktif dalam membumikan CoC (Code Of Conduct di IIP). CoC IIP merupakan pedoman perilaku bermartabat dengan aturan-aturan yang telah dibuat, dipahami sehingga menjadi kesepakatan dan komitmen bersama di ruang lingkup Ibu Profesional. 

Komunitas Ibu Profesional menyadari penuh bahwa untuk membangun sebuah komunitas peradaban ini membutuhkan pedoman nilai-nilai yang bisa dijadikan acuan dalam berprilaku bermartabat seluruh komponen anggota yang tergabung dalam komunitas. Cepat atau lambat, kecil atau kelak menjadi besar sebuah komunitas membutuhkan pedoman nilai-nilai yang bisa difahami dan menjadi kesepakatan bersama. Dan dalam hal ini adalah dalam ruang lingkup komunitas IIP yang menekankan  pada penguatan nilai-nilai seorang Ibu sebagai teladan bagi anak-anaknya.


Agak menohon ketika saya sampai pada kalimat nilai-nilai seorang Ibu sebagai teladan bagi anak-anaknya. Menyadari betapa diri masih memiliki samudera kekurangan dalam hal keteladanan kepada anak-anak di rumah, belum lagi peran sebagai seorang isteri kepada suami. Semoga dengan bergabung dalam komunitas ini, bisa minimal menjadi pengingat bagi diri saya secara pribadi, menjadi ruang evaluasi bagaimana hendaknya saya meluruskan hati, memperbaiki diri dalam memberikan keteladanan kepada anak-anak. 

Bagaimana pun, jika engkau tak hendak bergegas dalam memperbaiki atau meningkatkan peran dan tugasmu sebagai seorang Ibu, maka paksalah dirimu untuk bergabung dalam lingkungan yang memaksamu untuk membenahi cita-cita mulia yang tersimpan dalam hati. Bismillah, semoga ini tidak berlebihan. Inilah aksi yang insha Allah bisa saya lakukan dan semoga Allah menolang saya untuk turut serta dalam membumikan CoC, Institut Ibu Profesional

1.      Aksi 1

“Ikhlas dan mau membersihkan jiwa dari hal-hal yang buruk.” (CoC IIP, hal 21)

Meluruskan Niat dengan Ikhlas dalam Menuntut Ilmu

Ya, memasang niat dan mengosongkan gelas adalah syarat utama dalam menuntut ilmu, dimana pun dan kapan pun. Di kampus-kampus, di kelas-kelan non formal, di forum-forum ilmiah, bahkan di forum RT sekali pun. Menyucikan hati, lalu memperbaiki niat menjadi syarat utama yang harus di tempuh bagi para penuntut ilmu. Sehingga membuang semua rasa dan titik kesombongan yang mengotori jiwa adalah sebuah keharusan. Dengan demikian Allah menjadi ridha terhadap apa yang dilakukan dalam perjalanan panjang menempuh ilmu.

Kedudukan niat ini merupakan pokok utama dalam akhlak dan ibadah bagi seorang muslim. Dari Amirul Mukminin, abi Hafs Umar bin Al-Khattab ra. dia berkata, "Aku mendengar Rasulullah SAW Bersabda "Sesungguhnya setiap perbuatan menyertakan niat.” (Riwayat dua Imam Hadits dalam Haidir, hal 15-16). 


Dalam hadits Arba`in bahkan niat merupakan pokok dari semua aspek kehidupan. Bahkan Imam Bukhari dan Imam Nawawi menjadikannya sebagai hadits pertama dalam kitab Shahih Bukhari, Riyadhus Shalihin dan Al-Arbain An NawawiyahHadits tentang niat sangat tinggi nilainya. Imam Ahmad dan Imam Syafi`i berkata “Dalam hadits tentang niat mencakup sepertiga ilmu.” Sebab semua perbuatan manusia terdiri dari perbuatan hati, lisan dan anggota badan (Imam An nawawi dalam Haidir, hal 16).

2.      Aksi 2

“Menghindari sikap yang “merasa” sudah lebih tahu dan lebih paham, ketika suatu ilmu sedang disampaikan.” (CoC IIP, hal 21)

Menyucikan Jiwa dari Sikap Ujub dan Takabbur (sombong)

Sungguh tidaklah berguna titel yang disandang seseorang jika bersarang di dalam hatinya dan menjadikannya takabbur dan durhaka kepada Allah. Sikap takabbur atau sombong dengan berprilaku selalu merasa lebih tahu dan ujub dengan menganggap bahwa apa yang ia raih selama ini adalah karena kerja kerasnya akan menjerumuskan seseorang kepada jurang kehinaan, menyebabkan jiwnya tidak lagi mampu menerima bening dan sejuknya ilmu Allah yang terserak di muka bumi, kecuali ia hanya mendapat kelelahan dan kesia-siaan semata.

وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِي الْأَرْضِ مَرَحًا ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ


"Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri”. (Q.S. Luqman:18)

3.      Aksi 3

“Bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugas yang diberikan setelah ilmu disampaikan. Karena sejatinya tugas itu adalah untuk mengikat sebuah ilmu agar mudah diamalkan.” (CoC IIP, hal 21)

Bersungguh-sungguh dalam Menuntut Ilmu

Bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu merupakan syarat utama bagi seorang penuntut ilmu. Tidak ada pilihan yang harus ditempuh selain berusaha sekuat tenaga ikhlas menjalani masa-masa suka duka dalam menuntut ilmu. Tidaklah seseorang akan meraih akan kelezatan dan nikmatnya menuntut ilmu hingga ia bersungguh-sungguh dan ikhlas dalam menuntut ilmu dengan segala konsekuensi yang harus ditempuhnya.


Dalam Shahih Muslim, dari Yahya bin Abi Katsir, ia berkata 

 لا يستطاع العلم براحة الجسم


"Ilmu tidaklah dicapai dengan badan yang bersantai-santai"


Sebagai bagian dari anggota pemula di komunitas IIP, dalam hal ini mengacu pada pedoman perilaku bermartabat di komunitas IIP maka insha Allah aksi tersebut BENAR, karena sesuai dengan prinsip-prinsip CoC pada poin yang tertuang pada CoC sebagai mahasiswa perkuliahan IIP Perilaku Bermartabat; Memiliki adab yang baik. (CoC IIP, hal 17)

Aksi tersebut insha Allah baik karena sesuai dengan CoC yang menunjukkan PERILAKU BERMARTABAT dengan perannya sebagai seorang mahasiswa perkuliahan IIP

Aksi tesebut insha Allah bermanfaat karena memberikan dampak positif, keberkahan akan ilmu yang bermanfaat. Mendatangkan kebermanfaatan baik sebagai individu yang tergabung dalam komunitas Ibu Profesional mau pun sebagai individu dalam menjalankan perannya yang bila boleh saya meminjam istilah Ibu Septi bahwa Ibu adalah ARSITEK PERADABAN bagi anak-anaknya.

Evi Marlina
Depok, 24 April 2020 pukul 22:55 WIB.


Sumber-sumber :
1. Foto 1, gambar Padi. wallpaperswide.com dalam https://steemit.com/
2. Foto 2, flyer tugas materi Membumikan CoC Matrikulasi kelas IIP
3. Tim Nas Ibu Profesional. (April, 2020). Code of Conduct Institut Ibu Profesional. Bekasi: Institut Ibu Profesional.
4. Haidir, Abdullah. (10 Rajab 1428H). Kajian Hadits Al-Arba`in An-Nawawiyah, Imam Nawawi; terjemah Divisi Dakwah bagi Pendatang Kantor Jaliat Al-Sulay. Riyadh: Kantor Kerjasama  Da`wah, Bimbingan dan Penyuluhan bagi Pendatang, Al-Sulay. 

No comments: