Reminder

"Beri aku pelajaran TERSULIT, aku akan BELAJAR" Maryamah Karpov

Wajahku sujud kepada Allah yang menciptakannya, dan yang membuka pendengaran dan penglihatannya

Dengan daya dan kekuatan dari-Nya, maka Maha Suci Allah, Sebaik-baik pencipta

(Tilawah Sajadah)

Thursday, May 21, 2015

Teşekkür ederim herşey için #Evi Marlina in International Congress On Education (ICEFIC 2015)


Teşekkür ederim herşey için
Terimakasih untuk semuanya
====================


Foto : Mbak Evi Marlina yang presentasi tentang suku anak dalam (SAD) 
dalam kongres pendidikan internasional  di Ankara University (14 May 2015)


ANKARA. 13-14 Mei 2015. Alhamdulillah akhirnya berkesempatan memenangkan paper yang aku garap sejak Februari akhir seminggu tepat setelah pulang dari Indonesia. Paper tersebut setelah melalui proses perjuangan dan revisi yang panjang akhirnya lolos menembus meja rieviewer dan berhak untuk di presentasikan di even International Congress Education, yang di selenggarakan di Ankara Univ, kota Ankara. Bersama 300 presenter lainnya yang berasal dari para peneliti berbagai belahan negara. 

Disana hadir dan berkumpul para guru-guru besar. Beberapa diantaranya aku bertemu peserta mulai dari Mesir, Iran, Azerbeijan, Ukraina dan beberapa negara lainnya. Hampir rata-rata peserta conference adalah para doktoral student, peneliti dan berbagai kalangan akademisi dengan gelar Profesor. Segala puji hanya bagi Allah yang telah mengkaruniakan kesempaan ini untuk mempresentasikan paper di hadapan para doktoral dan guru besar.

Paperku membahasa tentang aktifitas yang kami lakukan selama di tanah air. sebuah program pemberdayaan komunıtas terasing Jambi, Suku Anak Dalam. Presentasi berdurasi 20 menit itu ramai mendapat sambutan dari berbagai kalangan. Semua sunyi menyimak setiap slide yang aku jelaskan. Entahlah, aku pun merinding sendiri dengan apa yang aku sampaikan pada kesempatan itu. Mengingat apa yang aku sampaıkan adalah sebuah tanggung jawab, bukan perkara sebar angket dan terima hasil analisis data. Akan tetapi sebuah aktifitas yang lahir dari sebuah proses yang panjang. Bukan jangka hıtungan bulan dan apa lagi hari. 



Terimakasih kepada tim AL-ARDVİCİ yang selalu siap dalam suka dan duka. Menjadi teman perjuangan meski berbeda benua, berbeda waktu dan keadaan. Kepada Bapak dan Emak yang selalu menjadi orang pertama yang selalu mendukung semua cita-citaku. Terimakasih telah menjaga dan memberiku kesempatan untuk mengenyam pendidikan.



Terimakasih Pak Dede Martino, guru kehidupan yang selalu menguatkan dalam detik akhir menjelang presentasi. Beliau yang telah menguatkan "kami doakan dari sini." Pesan pak Dede beberapa menit menjelang presentasi. Persis seperti saat aku lolos memperleh undangan wawancara beasiswa, beliaulah yang membimbing hingga menuju meja wawancara. Terimakasih Pak Dede, yang telah membangun cita-cita tanpa batas dalam jiwaku.

Kepada suamiku, Mas Faris Jihady. Yang menjadi sumber energi nafasku. Cinta dan ketulusanmu yang menjadikan hatiku dipenuhi getar-getar aneh yang ındah aku rasakan. Kasih sayangmu dan ketegasanmu mencintaiku membuatku selalu percaya bahwa aku tidak perlu takut melangkah lebih jauh meski sulit dan tinggi jalan yang harus ditempuh. Nasıhatmu yang membuatku hatiku menjadi tentram dalam perlindungan. Aku mencintaimu...

****


Terimakasih ya buat adik-adik Mbak Al FaridAini PutriDea Audia Kurşunbeserta suami (Mustafa Kursun), sudah hadir menemani Mbak Evi. Terimakasih buat tim AL-ARDVİCİ (Rahmi Mulyasari Al-ardviciAli Al Ardvici,Linda Handayani Al Ardvici,Afjul Yazi Al Ardvici) teman-teman di tanah air dan di tanah rantau (Turki), keluarga di kampung halaman (Endang SusiloningsihRocky Cuk NorisAgus Fanani) dan keluarga di Cibinong - Jakarta (Ibu Wirianingsih dan Bapak), Pak Dede Martino, Sensei Edi Sukur, dan untuk Suamiku Mas Faris Jihady atas dukungan, semangat, doa dan cinta yang senantiasa menghidupkan.

Title of paper presentation: 
Educating for Indigenous Community; Suku Anak Dalam 
through Social Empowerment Based on Local Cultural Skill

****
Juga buat rekan-rekan warrior Flp Turki yang terus berjaga gawang di perbatasan. 
foto was taken by Dea and her husband. — in Ankara, Turkey.

No comments: