Reminder

"Beri aku pelajaran TERSULIT, aku akan BELAJAR" Maryamah Karpov

Wajahku sujud kepada Allah yang menciptakannya, dan yang membuka pendengaran dan penglihatannya

Dengan daya dan kekuatan dari-Nya, maka Maha Suci Allah, Sebaik-baik pencipta

(Tilawah Sajadah)

Saturday, May 23, 2015

Peniti dan Kakek Tua #catatan harian

“Dua nikmat yang sering kali manusia tertipu oleh keduanya, yaitu kesehatan dan waktu luang”. 
(HR. Bukhari no. 6412).

Peniti unik dari pedagang asongan kakek tua, doc. pribadi

“Sesungguhnya telah ada dalam diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (al-Ahzab [33]: 21).
Ada hal sederhana dalam kehidupan ini yang sering kali kita lupakan dan barangkali kita sering kita mengabaikannya. Menganggapnya bukan hal yang utama meski kita mengetahui posisi pentingnya bagi kehidupan kita. Ialah nikmat sehat dan kebugaran yang Allah berikan kepada tubuh kita. 

Rasulullah adalah teladan terbaik. Pun bagaimana tentang pola hidup sehat yang Rasul conotohkan semasa hidup beliau. Bagaimana Rasul menjaga makanan, kerja, stirahat dan membagi waktu untuk umat dan keluarganya. Ada banyak hal yang bisa kita lakukan ketika kita sehat dan kuat. Membuat PR sekolah, pergi ke perpustakaan, mengunjungi teman, bermain ke taman, berpetualang, melakukan penelitian, menulis, bermain dengan anak-anak, berdiskusi dengan remaja dan banyak hal lain. Juga karena nikmat sehat pada diri kita. Memberikan hak untuknya rehat dan memberikan ruang bagi paru-paru untuk menghirup udara segar, meberikan hak pada mata untuk melihat birunya langit atau bercakap dengan burung-burung kota yang perutnya gendut-gendut. Hihi...

Hari ini kami berdua aku dan seorang adik tingkatku (May) memutuskan untuk menikmati pagi dengan berjoging santai di taman komplek apartemen. Kami berlari keliling taman beberapa kali, sembari menggerak-gerakkan tubuh seadanya. Maklum, karena memang sudah lama tidak berolah raga :D. İni adalah minggu kedua aku memulai program joging santai. Pasalnya sedang semangatnya menjaga tubuh dari lemak :p Menikmati keindahan pagi karunia Allah dan tentu saja memanfaatkan fasilitas olah raga yang disediakan secara gratis oleh pemerintah Turki yang terdapat di taman-taman apartemen. 

Kami bertemu Ibu berusia sekitar 30 tahunan lebih yang sedang membawa seekor anjıng yang pincang kakinya. Kurus dan terlihat sakit. Aku duduk memperhatikan sang Ibu. Lalu asyik memberi makan puluhan burung merpati yang berterbangan di taman-taman. Memberinya remasan ekmek (roti) khas Turki yang berukuran besar. Aku suka sekali memberi makan burung-burung kota. Mereka tampak girang dan gembira, badannya gemuk-gemuk dan sangat lucu. Suara lenguh dan ketika ia berjalan dengan menggoyang-goyangkan kepala selalu mampu membuatku tertawa menyaksikan burung-burung tersebut. Terkadang aku suka sekali menggodanya dengan mengagetkan burung-burung hingga ia terbang dengan terkejut. xixi, astaghfirullah maafkan aku teman. Aku sungguh iseng sekali...Kalau Mas Faris ada disini sedang bersamaku,  entah apa reaksi yang akan Mamascim lakukan padaku :p

Puas kami berlari keliling dan berolah raga, kami memutuskan untuk ke pasar tradisional. Memasuki pasar-pasar geleneksel (tradisonal) Turki yang berada tidak jauh dari apartemen tempat kami bermalam. disepanjang perjalanan aku bertemu banyak bunga yang cantik dan aromanya mebuatku ingin menari, girang. Itu warna yang menakjubkan! Lilac Putih, masha Allah aku setengah tidak percaya dengan apa yang aku lihat. ternyata Lilaç tidak hanya berwarna ungu, namun juga ada yang berwarna putih  bersih. Ingin rasanya berteriak dan menyampaikan kegiranganku pada Mas Faris suamiku, kekasihkuu. Cantik sekali, putih bersih seperti kapas. Mas Faris lihatlah ini, beautiful.


Lilac Putih, disisi apartemen tetangga. Doc pribadi

Di pasar kami berbelanja hanya beberapa keperluan yang kami butuhkan. Telur, susu, buah melon, pasta gigi dan daun bawang. Seorang remaja penjual daun bawang menawariku daun bawang yang terikat dengan harga 2 lira, sementara di tanganku hanya tersisa 1 lira. Nasib baik sedang berpihak pada kami sepertinya, remaja itu memberikannya kepada kamı dengan harga 1 lira. Hee, alhamdulıllah. Rupanya wajah asing Asia kami mudah untuk dikenali dan membuat mereka berbesar hati membrikan potongan harga. Iya, aku mencatat bahwa warga Turki gemar sekali memberi. Mereka tidak sungkan mengundang ke rumah dan mengangkat kita sebagai keluarga dari mereka. Seperti Anne Kismet, keluarga yang menganggapku sebagai anak mereka. 

Selain menikmati aroma sayur mayur segar, kami girang sekali melihat ragam buah segar hasil pertanian Turki. Salah satunya adalah buah melon. Buah melon segar adalah buah yang banyak di panen di musim summer tiba. Seorang Bapak tua memberikan melonnya dengan harga 3 lira, setelah sebelumnya memberikan potongan melon kepada kami untuk mencicipinya. Waah...senanglah hati kami berkeliling pasar meski hanya menyaksikannya. Lihatlah betapa hangat dan baiknya mereka. Ya Allah terimakasih, memiliki saudara seiman yang tersebar dimana-mana. Itu sungguh menggembirakan.

Dengan menenteng beberapa kantong plastik kami melewati beberapa pedagang telur, sayur, dan buah. Kami sudah membayangkan akan memasak tumis tempe dengan campurab daun bawang segar. Pasti sedap dan nikmat sekali. 

"abla...ablaa..." 

Langkah kami terhenti! Sebuah suara dari seorang kakek tua yang sedang menggendong keranjang memanggil kami. di sisinya seorang kakek tua menggelar dagangannya. Benda-benda yang terlihat sudah cukup usang. Mulai dari gunting, tisu, pemotong kuku, peniti, jarum dan hal-hal kecil lainnya. Sang Kakek memandangi kami dan menawarkan dagangannya. Aku tahu persis di dalam dompetku sudah tidak ada uang cash sam sekali. Syukurlah adikku si May masih memiliki dua keping logam lira. Meski kami tidak tahu akan membeli apa, akhirnya kami memutuskan membeli peniti dengan kepala lucu-lucu. 

"Wah ini lucu dek. Ayo kita beli ini."

Aku tahu, saat ini peniti ini barag kali belum berguna. Namun suatu saat aku yakin in sha Allah akan ada manfaatnya.

"peniti ini bisa di jadikan bahan kreatifitas untuk buku anak-anak." Dalam hatiku.

Hingga pulang dan sampai di apartemen suara dan wajah dua Kakek tua itu masih lekat di wajah dan hatiku. Hatiku terenyuh. barangkali di rumah kakek tua itu cucu-cucunya telah menantinya, atau istrinya yang juga sudah tua dan tidak mampu berjalan menunggu hasil dagangannya, barangkali... 

Sakura Romawi Timur
Ankara, 23 Mei 2015

No comments: