Reminder

"Beri aku pelajaran TERSULIT, aku akan BELAJAR" Maryamah Karpov

Wajahku sujud kepada Allah yang menciptakannya, dan yang membuka pendengaran dan penglihatannya

Dengan daya dan kekuatan dari-Nya, maka Maha Suci Allah, Sebaik-baik pencipta

(Tilawah Sajadah)

Saturday, June 7, 2014

Merekam Jejak Pertumbuhan Anak

waktu itu Ustdzah Wiwik bilang...
"mengajinya anak-anak harus saya yang pegang, saya yang harus mngajarkn Al-Qur'an pertama kali untuk anak-anak. Tidak boleh orang lain." Kata ibu (ustdzah Wiwik). Terngiang-ngiang selalu..

Semalam saat searching referensi menemukan sebuah blog, catatan seorang ibu. Isinya bagus sekali ttg kasus anak dissability, kebetulan salah satu case studi tugas saya adalah tentang kasus yang ada dalam blog itu. Sebuah blog yang  ditulis disana "blog ini saya buat, saya dedikasikan untuk anak saya, untuk memantau perkembangan indra" Isinya bagus dan sangat menyentuh. Sang ibu menuliskan semua perkembangan anaknya -indra- seorang anak penyandang disleksia (kesulitan mmbca dan menulis), hingga pada akhirnya Indra mampu menulis dan membaca. Menyusuri tulisan sang ibu, berderai hati saya dibuatnya. Blog yang ditulis oleh seorang ibu warga indonesia. saya bangga sekali bsa membacanya.
***

Bangga bukan karena saya telah membacanya. Tapi oleh sebab blog yg ditulis oleh ibu tanah air itu rasanya spesial, yg khusus ia tulis untuk anaknya. Karena biasanya tulisan tema serupa lebih banyak ditulis oleh website-website dari barat.
***
Guru indra bilang "Selama puluhan tahun di dunia pendidikan, saya tahu mana anak yg bodoh" saat itu sang Indra belum mampu juga menulis dan membca. Perih mendengarnya tentu saja. Hati ibu mana yg tidak akn perih mndgr anaknya di "judge" sebagai anak yang bodoh oleh gurunya sendiri.

Sang ibu akhirnya belajar secara otodidak, oleh sebab apa anaknya tidak mampu menulis dan membaca, ia pelajari hingga sampai pada akar-akarnya, jauh dibawah permukaan yang dilihat oleh guru, sang kepala sekolah itu.

Pada sebuah tanggal, sang ibu meminta Indra menuliskan hal-hal yang paling pandai ia lakukan dan tidak terlalu pandai ia lakukan.

Sangat mengejutkan, indra menuliskan (saat itu ia sudah bisa menulis dan membaca sederhana, dan sang ibu adalah guru dan sekolah bagi indra) plus setelah ibu memhami kondisi anaknya Indra disekolahkan di sebuah SLB.

Hal yang pandai saya lakukan:
berenang, menyelam, bermain bola basket, merawat kelinci, menggambar, melukis, mengumpulkan perangko, bermain dengan anak-anak, membersihkn meja, membuat orang tertawa, bermain softball, bersikap ramah dengan kakek, dan mengetahui tentang ruang dan planet2." Tulis indra...
***

"Dan hal-hal yang tidak terlalu pandai saya lakukan: ejaan, membaca, menulis dan Matematika."

Membcanya berderai hati saya. Berapa berbanding berapa hal-hal yang pandai ia lakukan dan kurang pandai ia lakukan. 

Tulis sang ibu disana.
"saya menatap wajah Indra. Untuk memastikan padanya bahwa ada banyak hal yang ia pandai lakukan dari pada hal-hal yg dianggap sulit. Indra tidak mungkin bodoh. Ia jelas-jelas orang yang akan sukses dengan segala kemampuannya."

Tapi dimata sang Indra seakan muncul pertanyaan "jika aku tidak bisa mengeja, bagaimana aku bisa lulus dan mendapatkan pekerjaan?" Ini adalah tahap dimana saya (ibu) harus berdebat dengannya. Meski bertahun-tahun saya meyakinkan bahwa ia adalah anak yg cerdas. Namun Indra perlu BUKTI. #tears...

Perjuangan dan .tahun-tahun yang panjang. "Hari ini 2 menit sebelum berganti tanggal, saya mensyukuri Indra yang telah mampu membaca lancar. Ia pun kian mampu mengetahui dan menghafal apa yang ia baca. Alhamdulillah..."

dan...
bila saja semua ibu 

"every children deserves the chance to reach his or her full potential" Setiap anak berhak memiliki kesempatan untuk mencapai potensi mereka sepenuhnya." (anonim).

Sakura Romawi Timur,
di sebuah sudut kamar belajar, Ankara 6 Juni 2014.

No comments: