Reminder

"Beri aku pelajaran TERSULIT, aku akan BELAJAR" Maryamah Karpov

Wajahku sujud kepada Allah yang menciptakannya, dan yang membuka pendengaran dan penglihatannya

Dengan daya dan kekuatan dari-Nya, maka Maha Suci Allah, Sebaik-baik pencipta

(Tilawah Sajadah)

Tuesday, March 24, 2020

Tulisan Pertama untuk Ibu Profesional: Kapsul Waktu @annenajma

Bismillahirrahmanirrahim...

Assalamualaykum, my blog. Setelah sekian lama tidak mengunjungi dan apakah lagi menulis di media blog ini akhirnya siang ini saya dipaksa atau memaksakan diri untuk membuka kembali blog ini.  Ya...kapan terakhir kali membukanya bahkan saya sudah nyaris lupa saking lamanya. Khususnya 2 tahun terakhir saat merampungkan atau pasca lulus studi. Berhenti menulis? Bukan, bukan berhenti, namun semenjak kehadiran dua bocah, praktis saya memindahkan ruang menulis dari blog ke instagram, dan melink-kannya ke face book. 

Alhamdulillah, ini tulisan pertama saya berhubungan dengan Ibu Profesional-di blog yang saya buat sejak tahun 2010 (jika saya tak salah mengingat). Ibu Profesional merupakan sebuah forum belajar non formal bagi kaum Ibu atau mungkin perempuan secara umum yang di bangun oleh Ibu Septi Peniwulandari. Sebenarnya sudah lama mendengar dan mengenal via maya nama Ibu Septi, hanya saja kala itu mungkin sebab saya belum menikah sehingga lebih berfokus pada pengembangan diri non parenting. 

Mungkin ini adalah semacam momentum, tentu harapannya tak hanya sekedar menghidupkan blog namun lebih jauh dari itu saya bisa terus tumbuh dan belajar baik di kala sendiri mau pun dikala bersama. Dirasakan keberadaannya oleh anak-anak dan keluarga khususnya. 

KAPSUL WAKTU; Mengawali Tahun 2020 bersama Ibu Profesional

Setelah mengikuti beberapa sharing dari teman-teman pengurus IIP, pada materi ke 7 ini dengan cepat mengingatkan sekaligus membantu saya merapikan jadwal life mapping. Soal life mapping ini sebenarnya sudah cukup lama suami mengusulkan untuk membuatnya bersama, qodarullah ini menjadi momentum yang merecall kembali agenda keluraga yang belum sempat terealisasikan ke dalam tulisan.

Kapsul waktu kali ini, saya melibatkan anak-anak untuk membuatnya. Diantara dua bocil yang sangat ramai tak hendak menjauh dari ibunya barang sejengkal pun. Berproses sekitar 3 hari dari sejak awal mencari bahan yang ada di rumah. Meski tentu saja tantangan melibatkan anak ini cukup menguras waktu sebab saya harus menunda dahulu, dan melanjutkannya di esok hari. Hingga saat ini adalah hari ke-3. Meski hasilnya tak seindah yang saya bayangkan jika berkreasi sendiri tanpa bocah- Tak megapalah, paling tidak Rayyan (14 bulan) dan Mbak Nana (4 tahun) dapat melihat prosesnya bahkan hingga tulisan ini saya publish. Anak-anak berada disisi saya. 

Bahan-bahan



Bahan-bahan yang saya gunakan untuk membuat Kapsul Waktu antara lain sebagai berikut:

1. Pena 
2. Kertas 
3. Penggaris
4. Solasiban/doubletip
5. Karton warna
6. Botol yang saya ganti dengan kotak

Proses Pembuatan

Karena melibatkan anak-anak, saya membutuhkan waktu 3 hari untuk menyelesaikan tugas yang seru ini. Meski tentu saja tidak seratus persen fokus, sebab dalam beberapa hal saya harus mengakomodir keinginan anak-anak. 

Untuk pemilihan wadah saya menggunakan bahan-bahan yang ada di rumah, sebagian besar adalah alat-alat yang dimiliki oleh anak-anak. Meminta Mbak Nana untuk menyumbangkan karton miliknya dan menjelaskan bahwa Annenya (red. Ibu) akan membuat Kapsul Waktu, sejak hari pertama mengumumkan bahwa Anne memiliki tugas akan membuat kreasi Kapsul Waktu, senanglah hatinya sebab akan mengajaknya berkreasi. "Anne kita buat kapsul waktu yuk." Lebih fasih dari Annenya, saking diulang-ulang terus kata "kapsul waktu."
Hari ke-1 : Saya menyiapkan bahan-bahan bersama anak-anak, awalnya saya memilih bahan berupa toples beling bekas wadah madu untuk wadah akhir, namun ternyata toples itu pecah karena adik tak sengaja melemparkannya. Baiklah, akhirnya saya mencari wadah lain. Dan hari pertama misi hanya mengumpulkan bahan, sebab Anne harus menyelesaikan tugas lain di luar tugas IIP.


Hari ke-2: Saya mulai mengkonsepnya bersama anak-anak di malam hari, mencoret-coret isi kertas dan menuangkan isi kepala tentang harapan dan cita-cita. 


Hari ke-3 : Eksekusi Ide dalam proses pembuatan, saya menuliskan kembali pada kertas baru. Menempelkan beberapa karton warna pada kertas. Sebenarnya tujuan memilih menempelkan kertas warna ini adalah karena melibatkan Mbak Nana, agar ia bisa ikut membantu menggunting dan menempelkan pula pada kertas yang akan saya tempel tulisan. 

Setelah menyelesaikan coretan isi kertas saya menunjukkan pada suami dan meminta masukan terhadap Life Mapping yang sudah saya tuangkan. Mas Faris mengambil kertas itu  dan "Hmm...lumayan." Haha..wkwk...ya ya Mas Faris meski tak terlibat secara langsung namun saya tahu ia mengamati isterinya yang sibuk dengan agenda pembuatan Kapsul Waktu ini. Bahkan sempat beberapa waktu mencarikan pita di toko sebagai penghias. Hanya saja pita yang saya butuhkan tidak ada. Okelah.


Mbak Nana terlibat aktif dalam proses ini, ia tak hanya menemani dan mengamati, namun juga turut membantu menggunting kertas yang sengaja sudah saya siapkan polanya. Lalu membantu menempelkan doubletip dan menempelkannya di kertas yang sudah siap di tempel.



Setelah kertas karton di tempel pada kertas, saya menempelkan kertas yang sudah saya isi dengan tulisan-tulisan berupa life mapping. Hanya saja disini saya membuatnya per 5 tahun, dan hanya satu periode yang saya tulisakan 10 tahun (di tahun usia dimana saya merencanakan akan membukanya kembali, insha Allah).


Setelah siap, saya melipat dan memasukkannya ke dalam wadah kotak keras. Wadah bekas souvenir yang sudah tidak dipakai lagi. Iallah saya akan menyimpannya di dalam lemari. Kalau biasanya kotak spesial berisi brangkas emas, maka kotak ini berisi life mapping. Semoga mejadi doa dan Allah meridhai lebih baik dari sekedar cita-cita kecil yang melintas di fikiran ini.

REFLEKSI

Saya merasa membutuhkan effort waktu yang cukup untuk dapat menyelesaikan tugas yang sebenarnya tidak cukup sulit ini. Sebab memutuskan melibatkan anak-anak dalam prosesnya. Hal ini menjai cermin bagi saya secara pribadi, bahwa membersamai, mendidik, dan mendampingin anak-anak membutuhkan ketelatenan, kesabaran, dan keteguhan untuk bisa sampai menyelesaikan tujuan dan cita-cita yang lebih besar. Ada harapan yang tersemat setiap menuliskan dari doa dan rencana. Juga rasa bahagia yang sederhana menyusup karena menyampaikan cita-cita dan harapan isi hati pada suami, mengatakannya secara jujur tanpa harus berbusa-busa dan pada akhirnya bisa merampungkan tugas ini dengan suka cita. Alhamdulillah.

Thank you, IIP sudah merecall kembali agenda yang sempat tertunda ini. Setidaknya saya bisa kembali merapikan tujuan dan agenda kehidupan dengan lebih rapi dan terukur. Alhamdulilla...

Evi Marlina
Depok, 24 Maret 2020.

#Kapsulwaktu
#Kampungkomunitasibuprofesional
#Maret2020




















                                                                                                


                             

No comments: