Dan masjid-masjid ramai dengan cahaya lampu yang lebih terang dan semarak. Harum santan dan gulai nangka mengepul dari setiap dapur yang biasa disebut pawon. Anak-anak tanpa sendal berlomba-lomba meledakkan mercon, meski berbahaya tapi tetap gembira jua. Ini hari besar, pasar-pasar desa riuh, tumpah. Meski terdengar tak punya uang namun panci harus harum santan, atau ada ikan asin goreng dan rebusan terong daun ubi atau apalah seminimal menu. Sekali lagi ini hari besar!
***
Selamat kepada pejuang Ramadhan, meski ada kesedihan sungguh sedemikian cepat waktu berlalu, menyambut petang hari ini dan malam sudah akan berganti takbir, tak ada lagi menu shalat tarawih selama 11 bulan kedepan, menu kurma pembuka iftar, kolak ah..mengapa semua menjadi kisah "menu." Entahlah..waktu cepat berlalu menjemput senjanya.
Menyambut syawal setelah bermesra Ramadhan adalah seperti kisah pelepasan ibu dan anak di airport provinsi, atau kakak dan adik di terminal bus dalam tema merantau, atau yang lebih melankolis seperti bait lagu "stasiun balapan" agaknya bisa mewakili maksud perpisahan Ramadhan ini pada para kekasih pemburu 1000 bulan. Semoga tidaklah lucu kedengarannya.
Apa pun bentuk judulnya, tetap saja tema "perpisahan" itu menyimpan gumpalan rasa-nya- sendiri. Siapalah kita yang tidak akan menangis menghadapi perpisahan, bahkan Rasul pun bersedih saat Ibunda Khadijah berpulang, Fatimah menangis dalam sedu saat Rasulullah SAW, sang Ayahanda wafat melepas fana.
Kematian adalah pasti. Memanggil apa pun dan siapa pun bernama makhluk. Menjadi pemisah antara jiwa-jiwa, suami dan istri, ibu dan anak, paman dan keponakan, ayah dan putra, guru dan murid, bahkan semut pada kehidupan itu sendiri. Tiada yang kekal dalam kehidupan ini, sesingkat pertemuan seminggu, dua minggu, dan bulan-bulan lalu saat tanpa sengaja kita bertemu dalam setoran membaca Al-Qur'an. "Kullu nafsin dzaaiqotul maut" Sungguh setiap yang berjiwa pasti akan mati. Maka seumpama menjemput syawal meski berduka meninggalkan Ramadhan namun kesyukuran menjumpai Rabb di hari yang besar adalah hakikat "rasa" setelah melepas perpisahan itu. Allahu 'alam bishowwab. Minal 'aidin wal faidzin. Taqobballahu minna waminkum, wataqobbal ya kariim.
Wassalamwrwb.
***
Selamat kepada pejuang Ramadhan, meski ada kesedihan sungguh sedemikian cepat waktu berlalu, menyambut petang hari ini dan malam sudah akan berganti takbir, tak ada lagi menu shalat tarawih selama 11 bulan kedepan, menu kurma pembuka iftar, kolak ah..mengapa semua menjadi kisah "menu." Entahlah..waktu cepat berlalu menjemput senjanya.
Menyambut syawal setelah bermesra Ramadhan adalah seperti kisah pelepasan ibu dan anak di airport provinsi, atau kakak dan adik di terminal bus dalam tema merantau, atau yang lebih melankolis seperti bait lagu "stasiun balapan" agaknya bisa mewakili maksud perpisahan Ramadhan ini pada para kekasih pemburu 1000 bulan. Semoga tidaklah lucu kedengarannya.
Apa pun bentuk judulnya, tetap saja tema "perpisahan" itu menyimpan gumpalan rasa-nya- sendiri. Siapalah kita yang tidak akan menangis menghadapi perpisahan, bahkan Rasul pun bersedih saat Ibunda Khadijah berpulang, Fatimah menangis dalam sedu saat Rasulullah SAW, sang Ayahanda wafat melepas fana.
Kematian adalah pasti. Memanggil apa pun dan siapa pun bernama makhluk. Menjadi pemisah antara jiwa-jiwa, suami dan istri, ibu dan anak, paman dan keponakan, ayah dan putra, guru dan murid, bahkan semut pada kehidupan itu sendiri. Tiada yang kekal dalam kehidupan ini, sesingkat pertemuan seminggu, dua minggu, dan bulan-bulan lalu saat tanpa sengaja kita bertemu dalam setoran membaca Al-Qur'an. "Kullu nafsin dzaaiqotul maut" Sungguh setiap yang berjiwa pasti akan mati. Maka seumpama menjemput syawal meski berduka meninggalkan Ramadhan namun kesyukuran menjumpai Rabb di hari yang besar adalah hakikat "rasa" setelah melepas perpisahan itu. Allahu 'alam bishowwab. Minal 'aidin wal faidzin. Taqobballahu minna waminkum, wataqobbal ya kariim.
Wassalamwrwb.
Sakura Romawi Timur
EM Singkut, 27 Juli 2014
(Senja di Penghujung Ramadhan) Selamat Idul Fitri, Barakallahulakum.
(Senja di Penghujung Ramadhan) Selamat Idul Fitri, Barakallahulakum.
disampaikan pada Kulsap MJR-SJS MITI Mahasiswa Edisi Ramadhan.
No comments:
Post a Comment